Dampak Gempa Malang, Plafon Dua Ruang Kelas di Lumajang Rusak Ringan
Gempa di selatan Malang pada Jumat (22/10/2021) menyebabkan plafon dua ruang kelas di SMP Negeri 1 Pasrujambe, Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, rusak ringan. Tak ada korban jiwa dalam kejadian itu.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Gempa bermagnitudo 5,3 yang berpusat di barat daya Kabupaten Malang, Jawa Timur, menyebabkan plafon dua ruang kelas di SMP Negeri 1 Pasrujambe, Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, rusak ringan. Tidak ada korban jiwa karena saat gempa berlangsung kelas sedang kosong.
Gempa terjadi pada Jumat (22/10/2021) pukul 09.21 WIB. Gempa berpusat di 8,84 Lintang Selatan dan 112,51 Bujur Timur atau 78 kilometer barat daya Kabupaten Malang. Kejadian tersebut mengguncang beberapa lokasi di Jawa Timur, salah satunya Kabupaten Lumajang.
”Dampak gempa bumi tadi pagi, terlaporkan terjadi (kerusakan) di wilayah Kecamatan Pasrujambe. Di sana terdapat dua lokal kelas di SMPN 1 Pasrujambe, yaitu plafon (kalsiboard)-nya ambruk. Saat ini petugas sedang melakukan pendataan dan identifikasi kerusakan,” kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq, Jumat (22/10/2021) siang, saat dihubungi dari Malang.
Menurut Thoriqul, saat peristiwa terjadi, ruang kelas sedang kosong. Sebab, siswa sedang mengikuti kegiatan di luar kelas.
”Ruang kelas sedang kosong sehingga alhamdulillah tidak ada korban. Saat ini sedang dilakukan identifikasi dan pendataan lebih lanjut. Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang bisa menyesatkan,” katanya.
Adapun di Kabupaten Malang, hingga saat ini belum terlaporkan adanya kerusakan berarti. Meski begitu, warga di Malang Selatan mengaku terkejut dan berlarian ke luar rumah pada saat kejadian.
”Warga di sini kaget dan langsung berhamburan ke luar rumah. Memang tidak ada laporan kerusakan, tetapi kejadian itu membuat kami sempat ketakutan,” kata Syaiful Arief (38), warga Desa Tambakasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetang, Kabupaten Malang. Desa Tambakasri merupakan salah satu desa di Malang Selatan yang berbatasan langsung dengan Laut Selatan.
Kejadian itu membuat kami sempat ketakutan. (Syaiful Arief)
Menurut Syaiful, ketakutannya saat itu dipicu oleh memori gempa bumi sebelumnya yang terjadi pada 11 April 2021. Saat itu gempa menimbulkan kerusakan cukup parah di beberapa tempat. Di Malang saja, puluhan rumah rusak ringan hingga berat.
Adapun di Lumajang, akibat gempa itu, lima orang meninggal dan ratusan rumah rumah rusak. Lokasi rumah rusak berat berada di tiga kecamatan, yaitu Tempursari, Pronojiwo, dan Pasrujambe. Adapun tiga kecamatan lain mengalami rusak sedang, yakni Gucialit, Yosowilangun, dan Tekung.
Pada gempa kali ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam keterangan persnya menyebutkan bahwa gempa bumi M 5,3 di Kabupaten Malang itu merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Menurut BMKG, guncangan gempa bumi ini juga dirasakan di daerah Ponorogo, Malang, Pasuruan, Nganjuk, Mojokerto, Pacitan, Lumajang, Jember, dan Trenggalek.
Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Di samping itu, masyarakat diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa bumi dan selalu memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa.