Capaian vaksinasi di daerah masih terhambat akibat terbatasnya distribusi vaksin. Menko PMK Muhadjir Effendy berharap distribusi vaksin dipercepat agar target vaksinasi tercapai.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengharapkan distribusi vaksin Covid-19 dipercepat ke daerah-daerah. Di Sulawesi Tenggara saja, distribusi vaksin baru 1,3 juta dosis dari total kebutuhan 4 juta dosis. Kekhawatiran akan gelombang ketiga Covid-19 menjadi hal yang harus jadi perhatian serius, salah satunya dengan menggencarkan vaksinasi.
”Setelah kami cek, vaksinasi di Sultra itu masih jauh dari seharusnya. Karena dari kebutuhan total 4 juta dosis, baru 1,3 juta yang dikirimkan. Hal ini penting untuk menjadi perhatian bersama,” kata Muhadjir, dalam kunjungannya ke kantor Dinas Kesehatan Sultra di Kendari, Kamis (21/10/2021).
Distribusi yang kurang ini, kata Muhadjir, berpengaruh besar terhadap masih rendahnya capaian vaksinasi di wilayah ini. Vaksinasi sebagian besar dari 17 kabupaten/kota di provinsi ini bahkan masih di bawah 30 persen dari target sasaran.
Selama ini, ia melanjutkan, beberapa daerah memang dijadikan prioritas untuk alokasi vaksin. Selain Jawa, daerah seperti Bali dan Batam diprioritaskan untuk mengejar target pariwisata. Terakhir, wilayah Papua diprioritaskan seiring pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON). Akan tetapi, hal ini tidak seharusnya membuat distribusi vaksin ke sejumlah daerah jadi terbatas.
”Saya akan bicara dengan Menteri Kesehatan agar distribusi vaksin dipercepat, dan daerah-daerah seperti Sultra ini diutamakan. Karena, stok kita ada, tetapi distribusinya yang belum optimal,” ucapnya.
Tidak hanya itu, capaian vaksinasi dosis ketiga untuk tenaga kesehatan juga masih sangat terbatas. Hingga pekan ketiga Oktober ini, pemberian dosis ketiga terhadap tenaga kesehatan masih di bawah target.
Menurut Muhadjir, selain penegakan protokol kesehatan, vaksinasi adalah salah satu upaya membendung terjadi lonjakan kasus yang berakibat fatal. Hal ini juga menjadi langkah utama mengantisipasi terjadi gelombang ketiga Covid-19 yang dikhawatirkan terjadi.
Dengan sasaran vaksinasi di Sultra sebanyak 2 juta orang, jumlah vaksin yang dibutuhkan 4 juta dosis. Dari total sasaran tersebut, baru 651.419 atau 32,53 persen yang telah divaksinasi dosis pertama dan 376.000 orang menjalani vaksinasi dosis kedua.
Selain Kendari yang capaian vaksinasinya di atas 60 persen, sebagain besar daerah berada di bawah 30 persen. Bahkan, daerah seperti Kabupaten Buton Selatan dan Konawe Kepulauan masih capaian vaksinasinya di bawah 20 persen
Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes Sultra Kartina Razak menyampaikan, upaya mempercepat vaksinasi terus dilakukan di daerah. Akan tetapi, sejumlah kendala masih dihadapi di lapangan, utamanya terkait dengan distribusi dan alokasi vaksin ke setiap daerah.
Begitu tiba, kami langsung arahkan daerah untuk datang menjemput.
Menurut Kartina, jumlah vaksin yang didistribusikan ke setiap daerah sesuai dengan alokasi yang didatangkan dari pemerintah pusat. Setelah tiba, vaksin tersebut lalu dijemput setiap pemda untuk dibawa ke daerah masing-masing.
”Begitu tiba, kami langsung arahkan daerah untuk datang menjemput. Saat ini stok yang tersisa di gudang Dinkes Sultra sebanyak 113.552 dosis, dan itu akan segera dijemput setiap daerah,” katanya.
Epidemiolog Universitas Halu Oleo, Ramadhan Tosepu, mengatakan, tidak ada alasan untuk tidak segera mendistribusikan vaksin ke semua daerah di Indonesia. Sebab, sebaran virus tidak mengenal tempat, wilayah, dan status di tengah pandemi ini. Terlebih lagi, pemerintah memiliki stok vaksin yang cukup untuk didistribusikan ke daerah yang tingkat vaksinasinya masih rendah.
Vaksinasi, kata Ramadhan, memang menjadi salah satu cara untuk menciptakan kekebalan bersama di masyarakat. Dengan vaksinasi, warga yang terpapar Covid-19 diharapkan tidak berujung pada dampak yang fatal.
”Akan tetapi, vaksinasi, penelusuran kasus, dan penegakan protokol kesehatan harus berjalan seiring. Kasus yang menurun sekarang seharusnya menjadi momentum untuk menguatkan tiga hal ini sebagai cara mencegah terulang lonjakan kasus seperti di tengah tahun lalu,” ujar Ramadhan.