Bandar Lampung Prioritaskan Infrastruktur Banjir dan Penanganan Pandemi
Kota Bandar Lampung, Lampung, kerap dilanda banjir saat musim hujan. Untuk mengatasi persoalan itu, pemerintah kota memprioritaskan pembangunan drainase, normalisasi sungai, dan pengelolaan sampah.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Pemerintah Kota Bandar Lampung, Lampung, menargetkan pendapatan daerah mencapai Rp 2,3 triliun pada 2022. Selain untuk memulihkan ekonomi akibat pandemi Covid-19, dana itu akan digunakan buat membangun infrastruktur perkotaan guna meminimalkan dampak bencana hidrometeorologi.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Bandar Lampung Khaidarmansyah mengatakan, penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi masyarakat masih menjadi prioritas utama. Selain memperkuat upaya testing, tracing, dan treatment, anggaran daerah dialokasikan untuk menyalurkan bantuan jaring sosial kepada warga terdampak.
Di samping itu, pembangunan juga akan terus berlangsung. Pemkot Bandar Lampung bakal membangun infrastruktur untuk meminimalkan dampak banjir. ”Saat ini, pemerintah tengah merancang masterplan drainase perkotaan yang mampu menampung debit air hujan,” kata Khaidarmansyah di Bandar Lampung, Senin (18/10/2021).
Dia menjelaskan, Bandar Lampung sebenarnya tidak berpotensi banjir karena memiliki wilayah dataran tinggi dan dataran rendah. Wilayah perbukitan di Bandar Lampung juga dapat berfungsi sebagai daerah resapan air.
Selain itu, air juga mengalir ke sungai-sungai yang mengalir dari dataran tinggi di Kecamatan Kemiling hingga ke pesisir di Kecamatan Panjang sampai Teluk Betung Selatan. Namun, Bandar Lampung kenyataannya kerap dilanda banjir saat musim hujan.
Menurut dia, persoalan banjir di Bandar Lampung terjadi karena kondisi sungai dan drainase tersumbat sampah. Kondisi drainase di beberapa wilayah juga terlalu sempit sehingga air mudah meluap. Oleh karena itu, dalam waktu dekat akan dilakukan upaya menormalisasi sungai.
Selain itu, pengelolaan sampah akan diperbaiki. Saat ini, volume sampah Kota Bandar Lampung diprediksi mencapai 1.000 ton per hari. Sebagian besar sampah itu diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung. Ke depan, untuk meringankan beban TPA, pengolahan sampah menjadi briket akan dilakukan.
Juru bicara Badan Anggaran DPRD Bandar Lampung, Agusman Arief, menjelaskan, pendapatan belanja daerah Rp 2,34 triliun diproyeksikan bersumber dari pendapatan asli daerah senilai Rp 800 miliar dan pendapatan transfer pusat Rp 1,53 triliun. Selain itu, Bandar Lampung juga ditargetkan memperoleh pendapatan daerah dari sumber lain yang sah sebanyak Rp 4,5 miliar.
Saat ini, sumber pendapatan Kota Bandar Lampung masih didominasi dana pemerintah pusat. Kondisi itu mencerminkan masih tingginya kebergantungan pemkot terhadap pemerintah pusat. Untuk itu, Agusman mengatakan, pihaknya akan mendorong upaya Pemkot Bandar Lampung meningkatkan pendapatan asli daerah.