Lampung Antisipasi Banjir dan Longsor di Musim Hujan
Memasuki musim hujan, Pemerintah Provinsi Lampung mengantisipasi terjadinya banjir dan longsor di sejumlah kabupaten/kota rawan bencana. Selain mengecek kesiapan infrastruktur, pemerintah juga memperkuat mitigasi warga.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Memasuki musim hujan, Pemerintah Provinsi Lampung mengantisipasi bencana banjir dan longsor di sejumlah kabupaten/kota rawan bencana. Selain mengecek kesiapan infrastruktur, pemerintah juga memperkuat mitigasi bencana di masyarakat.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Indra Utama mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pengelola Balai Besar Sungai Mesuji Sekampung dan BPBD kabupaten/kota. Selain itu, BPBD juga memetakan sejumlah titik rawan bencana banjir dan longsor di Lampung.
”Daerah pesisir Lampung, mulai dari Kabupaten Lampung Selatan hingga Pesisir Barat rawan bencana. Tetapi, daerah yang terparah adalah Kabupaten Tanggamus, Lampung Barat, Pesawaran, dan Pesisir Barat,” kata Indra di Bandar Lampung, Senin (19/10/2020).
Indra menjelaskan, BPBD masing-masing kabupaten/kota di Lampung juga telah mengecek kesiapan infrastruktur pencegah banjir. Selain penguatan tanggul sungai, petugas bersama masyarakat juga melakukan pembersihan daerah aliran sungai yang mengalami pendangkalan atau tertimbun sampah.
Selain itu, petugas juga telah menyiapkan peralatan untuk evakuasi dan tanggap bencana. Pihak swasta juga dihubungi agar siap membantu pemerintah saat terjadi bencana.
Petugas telah menyiapkan peralatan untuk evakuasi dan tanggap bencana.
Untuk antisipasi jangka panjang, pemerintah daerah juga akan menanam pohon dan tumbuhan pencegah banjir dan longsor. Daerah penanaman diprioritaskan di tebing sungai dan jalan yang rawan longsor.
Untuk penanganan bencana, BPBD Lampung menyiapkan anggaran Rp 4,2 miliar. Selain itu, Lampung juga mendapat dana hibah bencana dari pemerintah pusat senilai Rp 104 miliar.
Perkuat mitigasi
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tanggamus Darsun mengatakan, petugas memperkuat mitigasi bencana warga yang tinggal di daerah lereng gunung dan sungai yang rawan banjir dan longsor.
”Kami telah mengimbau agar masyarakat waspada saat hujan deras turun dan segera menyelamatkan diri ke daerah yang aman,” katanya.
Selama ini, masyarakat sebenarnya sudah rutin bergotong royong membersihkan saluran drainase dan sungai dari sampah. Namun, sejumlah daerah di Tanggamus masih rawan bencana banjir bandang dan longsor.
Tahun ini, daerah terparah yang dilanda banjir dan longsor di Tanggamus adalah Kecamatan Semaka. Sepanjang 2020, banjir bandang dan longsor sudah tiga kali melanda daerah itu. Selain merusak rumah warga, longsor juga sempat menutup jalan lintas barat Sumatera yang menghubungkan Lampung dan Bengkulu.
Selain Kecamatan Semaka, daerah lain yang juga rawan bencana ialah Wonosobo, Cukuh Balak, Ulu Belu, dan Kota Agung. Pemerintah telah melakukan upaya pembersihan dan pengerukan sungai di kelima kecamatan itu sebagai upaya antisipasi bencana.
Sebelumnya, pemerintah pusat mengimbau pemerintah daerah melakukan langkah antisipasi bencana jelang musim hujan. Fenomena La Nina diprediksi akan meningkatkan intensitas hujan di Indonesia.