Tenggelam Saat Susur Sungai di Ciamis, 11 Siswa Tewas
Para siswa tewas tenggelam saat mengikuti kegiatan susur Sungai Cileueur di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (15/10/2021). Korban tidak dilengkapi pelampung saat mengikuti kegiatan itu.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sebanyak 11 siswa Madrasah Tsanawiyah Harapan Baru, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, tewas tenggelam saat mengikuti kegiatan susur Sungai Cileueur di Dusun Wetan, Desa Utama, Kecamatan Cijeunjing, Ciamis, Jumat (15/10/2021). Sementara dua korban lainnya selamat dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RUSD) Ciamis.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis Memet Hikmat mengatakan, korban ditemukan dalam radius 20 meter dari lokasi tenggelam. Korban ke-11 ditemukan pukul 20.20 atas nama Siti Zahra.
Sebanyak 10 korban tewas lainnya adalah Aldo, Fatah, Candra, Alfian, Khansa, Dea Rizki, Aditya, Kafka, Fahrur, dan Fadzri. Sementara korban yang masih dirawat adalah Yama dan Fasa.
”Saat ini perseonel BPBD beserta dari tim lainnya masih di lokasi kejadian untuk memastikan tidak ada lagi korban yang belum ditemukan. Pihak sekolah juga sedang mendata para siswanya,” ujarnya, Jumat malam.
Memet menyebutkan, cuaca di lokasi kejadian cukup cerah. Arus sungai juga tidak deras. Titik terdalam sungai sekitar 3-5 meter. Namun, karena pencarian dilakukan malam hari, tim cukup terkendala dengan terbatasnya jarak pandang.
”Mengenai faktor penyebabnya belum bisa dipastikan. Tim sedang fokus mengevakuasi korban ke RSUD Ciamis,” ucapnya.
Susur sungai yang dilakukan Madrasah Tsanawiyah Harapan Baru diikuti 150 siswa. Menurut Memet, siswa tidak memakai pelampung saat berkegiatan.
”Kami juga tidak tahu ada berapa pengawas yang memantau siswa dalam kegiatan ini. Tetapi, jika pesertanya mencapai 150 siswa, seharusnya perlu pengawasan yang memadai untuk kegiatan di luar seperti itu,” ujarnya.
Cuaca di lokasi kejadian cukup cerah. Arus sungai juga tidak deras. Titik terdalam sungai sekitar 3-5 meter. Namun, karena pencarian dilakukan malam hari, tim cukup terkendala dengan terbatasanya jarak pandang.
Selain BPBD Ciamis, pencarian korban juga melibatkan tim dari Basarnas, Palang Merah Indonesia, Tagana Ciamis, TNI, dan Polri. Selain menyusuri pinggiran sungai, tim juga menggunakan perahu karet untuk mencari korban ke tengah sungai.
Sungai Cileueur di Desa Utama berjarak sekitar 4 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Ciamis dan sekitar 125 km dari Kota Bandung, ibu kota Jabar.
Bupati Ciamis Herdiat Sunarya mengatakan, korban meninggal terdiri dari delapan laki-laki dan tiga perempuan. ”Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga korban tidak bertambah lagi,” ujarnya.
Menurut Herdiat, pihak sekolah rutin menggelar kegiatan kepanduan di luar ruangan. Namun, saat kegiatan selesai, terdapat siswa yang tidak kembali. ”Setelah dicari, 11 siswa ditemukan meninggal,” ujarnya.
Kepala Kepolisian Resor Ciamis Ajun Komisaris Besar Wahyu Broto mengatakan, 11 korban meninggal masih diidentifikasi di RSUD Ciamis. Usia korban berkisar 12-13 tahun.
”Ini kelompok pertama dari peserta (150 siswa) dan langsung hanyut. Kami belum bisa mengambil kesimpulan apa yang menjadi penyebabnya,” ujarnya.
Saat kejadian, permukaan sungai relatif tenang. Namun, berdasarkan informasi warga setempat, sungai tersebut cukup dalam sehingga memungkinkan ada arus cukup kuat di bawah permukaan air.
”Kami pun tidak menerima laporan rencana kegiatan susur sungai tersebut. Kami baru tahu setelah adanya laporan siswa tenggelam,” katanya.