Tidak Ada Wakil, Gubernur Nova Pimpin Aceh dari Jakarta
Meskipun dalam masa penyembuhan akibat kecelakaan, Nova Iriansyah terpaksa memimpin Aceh seorang diri karena hingga kini Aceh belum memiliki wakil gubernur.
Oleh
ZULKARNAINI MASRY
·3 menit baca
Nova Iriansyah terpaksa memimpin Aceh seorang diri, bahkan saat ia mengalami kecelakaan. Hingga saat ini, Aceh belum memiliki wakil gubernur setelah Nova yang sebelumnya wakil gubernur diangkat menjadi gubernur karena Irwandi Yusuf, gubernur sebelumnya, tersandung korupsi.
Empat hari setelah mengalami kecelakaan saat berolahraga di Tangerang, Banten, Gubernur Aceh Nova Iriansyah belum diperbolehkan pulang ke Aceh. Nova masih dirawat di Jakarta Pusat sehingga roda pemerintahan dikendalikan dari kamar rumah sakit.
Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) Almuniza Kamal, dihubungi dari Banda Aceh, Senin (11/10/2021), mengatakan, kondisi Nova kini membaik, tetapi untuk berjalan masih menggunakan alat bantu. ”Tetapi belum dibolehkan pulang. Belum tahu kapan beliau bisa pulang ke Aceh,” kata Almuniza.
Gubernur Aceh jatuh saat bersepeda di kawasan Alam Sutera, Tangerang. Nova mengalami patah tulang antara otot paha dan panggul kiri. Perawatan intensif dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana, Jakarta Pusat.
Almuniza mengatakan, meski dalam masa perawatan, Gubernur Nova tetap melaksanakan tugas-tugas pemerintahan, seperti koordinasi dengan kepala dinas dan tanda tangan surat-menyurat. ”Hari ini beliau menandatangani sekitar 50 surat. Dokumen di-scan (pindai), kemudian dikirim balik ke Banda Aceh,” ujarnya.
Sementara koordinasi dengan aparatur pemerintahan dilakukan secara daring. Almuniza mengatakan, Gubernur tetap melaksanakan tugas sebagai kepala daerah meski raganya berada di dalam kamar rumah sakit di Jakarta. Nova dijadwalkan istirahat selama empat pekan.
Nova dijadwalkan istirahat selama empat pekan.
Namun, sejak pertama Gubernur Nova mengalami kecelakaan hingga menjalani perawatan, tidak ada satu lembar foto pun yang dipublikasikan pemerintah daerah. ”Hanjeut ta foto (tidak bisa kita foto), SOP (prosedur standar operasi) rumah sakit ketat sekali,” ujar Almuniza.
Nova Iriansyah berada di Jakarta untuk menjalankan tugas kedinasan. Ia bertemu dengan Panglima Komando Armada I (Pangkoarmada I) Laksamana Muda Arsyad Abdullah perihal rencana pembangunan pangkalan utama TNI Angkatan Laut (AL) di Aceh. Selain itu, Nova juga akan mengikuti uji kelayakan sebagai calon ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Aceh.
Nova juga seharusnya berangkat ke Papua untuk menerima pataka Pekan Olahraga Nasional. Sebagaimana diketahui, pada PON 2024 mendatang, Aceh dan Sumatera Utara bertindak sebagai tuan rumah.
Juru bicara Pemerintah Aceh, Muhammad Mta, mengatakan, dengan kemajuan teknologi, Gubernur Aceh masih bisa mengontrol jalannya roda pemerintahan meski dia sedang di luar daerah. Muhammad memastikan aktivitas pemerintahan dan satgas Covid-19 berjalan seperti biasa sebab strategi dan rencana kerja telah diatur jauh-jauh hari.
Ini bukan pertama kali Nova Iriansyah istirahat karena sakit. Pada Maret 2021, Nova menjalani isolasi mandiri selama tiga pekan karena terpapar Covid-19. Dalam masa perawatan, Nova memimpin rapat secara daring.
Tidak ada wagub
Nova Iriansyah terpaksa memimpin Aceh seorang diri karena hingga kini Aceh belum memiliki wakil gubernur. Nova awalnya adalah wakil gubernur, tetapi diangkat sebagai gubernur karena Irwandi Yusuf, gubernur sebelumnya, tersandang kasus korupsi. Nova dilantik sebagai gubernur definitif pada November 2020.
Direktur Parameter Institute Iqbal Ahmadi mengatakan, Aceh sangat butuh wakil gubernur agar roda pemerintahan dan pembangunan berjalan lebih cepat. Program kerja yang dijanjikan saat pilkada tidak akan mampu diemban seorang diri oleh Nova Iriansyah.
Seharusnya partai pengusung mempercepat pembahasan dan pengajuan calon wakil gubernur Aceh. Namun, nyaris setahun setelah Nova duduk di bangku yang ditinggalkan Irwandi, kursi wakil gubernur belum juga terisi.
Ahmadi berharap para politisi di Aceh memprioritaskan kepentingan daerah daripada kepentingan politik golongan.