Tito Karnavian Lantik Nova Iriansyah sebagai Gubernur Aceh
Nova Iriansyah resmi menjadi sebagai Gubernur Aceh untuk masa jabatan 2020–2022. Dia diminta memacu pembangunan, menjaga perdamaian, dan maksimal menangani Covid-19.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian melantik Nova Iriansyah sebagai Gubernur Aceh untuk masa jabatan 2020–2022. Nova diminta semakin gencar memacu pembangunan, menjaga perdamaian, dan memaksimalkan penanganan Covid-19.
Nova Iriansyah menggantikan posisi Irwandi Yusuf yang divonis tujuh tahun karena kasus korupsi. Nova sebelumnya menjabat sebagai wakil gubernur.
Pelantikan Nova dilakukan dalam rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), di Banda Aceh, Kamis (5/11/2020). Tidak banyak tamu yang diundang karena harus menerapkan protokol kesehatan. Bahkan, wartawan tidak dibolehkan meliput di dalam gedung.
Tito berharap, Nova mampu mengemban tugas melanjutkan pembangunan. Dengan adanya gubernur definitif, kebijakan strategis di Aceh bisa semakin cepat dieksekusi. ”Situasi damai Aceh harus menjadi modal besar bagi pemerintah daerah. Solidaritas dan kebersamaan diperlukan untuk membangun,” kata Tito.
Sejauh ini, sejumlah pembangunan di Aceh mulai menunjukkan kemajuan. Sejak perdamaian tahun 2005, Aceh terus membangun jalan tol, perluasan bandara, pelabuhan, dan pembukaan jalan lintas antarkabupaten. Namun, jumlah penduduk miskin di Aceh terbilang masih tinggi. Ada sedikitnya 814.000 warga miskin dari total sekitar lima juta penduduk.
Tito mengatakan, pandemi Covid-19 membuat pekerjaan kepala daerah tidak mudah untuk memacu pembangunan. Sebab, harus berbagi fokus dengan menangani pandemi. ”Namun, pandemi bisa menjadi tantangan untuk memperlihatkan kemampuan seorang pemimpin,” kata Tito.
Nova mengatakan, bakal melanjutkan rencana pembangunan jangka menengah yang pernah disusun bersama Irwandi. Keduanya pernah mengusung slogan ”Aceh Hebat” dengan 15 program unggulan. Beberapa programnya, seperti meningkatkan kualitas pendidikan, penguatan ekonomi, pengentasan warga dari kemiskinan, dan penguatan perdamaian.
”Meski sulit akibat pandemi, saya akan melanjutkan 15 program ’Aceh Hebat’,” ujar Nova.
Untuk mewujudkannya, Nova menambahkan, sangat membutuhkan dukungan dari pihak legislatif. Setahun terakhir, hubungan Nova dengan legislatif kurang harmonis. Bahkan, DPRA sempat mewacanakan interpelasi dan pemakzulan.
Ketua DPRA Dahlan Jamaluddin berharap, Nova bisa memperbaiki hubungannya dengan legislatif. Tujuannya, agar proses pembangunan di Aceh semakin cepat.
”Pemerintah daerah dijalankan oleh eksekutif dan legislatif serta musyawarah,” kata Dahlan.