Monsinyur Yohanes Harun Yuwono, Mengasihi Tanpa Diskriminasi
Uskup Agung Palembang Mgr Yohanes Harun Yuwono memiliki moto pelayanan Kasih yang tidak membeda-bedakan. Motto ini diharapkan dapat ditularkan kepada umat utamanya untuk berbagi di masa pandemi.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Monsinyur Yohanes Harun Yuwono resmi menjabat sebagai Uskup Agung Palembang setelah digelarnya instalasi kanonikal Uskup Agung Palembang di Gereja Santo Yoseph Palembang, Minggu (10/10/2021). Mgr Yohanes menggantikan Mgr Aloysius Sudarso SCJ yang sudah memasuki masa purnakarya (emeritus). Dalam menjalankan pelayanan, Mgr Yohanes berpegang pada misi kasih tanpa diskiriminasi.
Prosesi instalasi kanonikal Uskup Agung Palembang dihadiri umat serta beberapa uskup dari sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, serta Direktur Jenderal Pembinaan Masyarakat Katolik Yohanes Bayu Samodro.
Sebenarnya alih jabatan Uskup Agung Palembang sudah diumumkan sejak Sabtu (3/7/2021), ketika Tahta Suci Vatikan telah menyetujui surat pengunduran diri Mgr Aloysius Sudarso SCJ yang memasuki masa purnatugas (emeritus). Mgr Aloysius sendiri sudah menjabat sebagai Uskup Agung Palembang selama 27 tahun, tepatnya sejak 1 Juli 2003.
Selain dilantik sebagai Uskup Agung, di hari yang sama Mgr Yohanes juga memperingati ke-8 tahun ditahbiskan menjadi Uskup. ”Yang menahbiskan saya juga Uskup Aloysius,” ujar Mgr Yohanes.
Dalam menjalankan misinya, Mgr Yohanes memiliki motto ”Deus Caritas Est” yang berarti Allah Adalah Kasih. Motto tersebut menyempurnakan motto kala ia menjabat sebagai Uskup Tanjung Karang yakni ”Non est personarum acceptor Deus”, yang berarti Tuhan tidak membeda-bedakan orang.
Dengan kata lain dalam menebarkan kasih dan kebaikan, dirinya berupaya untuk tidak membeda-bedakan orang. ”Saya ingin menjadi Imam yang menopang dan memanggul semua umat agar dapat hidup seturut dengan kehendak Tuhan,” ujarnya.
Karena dari tindakan-lah, kualitas iman kita terpancar. —Ignatius Suharyo
Rasa yang sama juga akan dia berikan kepada orang lain yang tidak seiman. Karena pada dasarnya kasih Tuhan tidak terbatas tanpa memandang perbedaan baik suku maupun agama. ”Tuhan adalah kasih. Kasih-Nya itu total tanpa pamrih dan tanpa pilih kasih. Tidak ada diskriminasi,” tegasnya.
Hal inilah yang ingin ia taburkan kepada semua umat yang ia bimbing sehingga mereka dapat memberikan keteduhan di mana pun berada. ”Karena itu, saya membutuhkan doa semua umat agar saya dapat menjalankan tugas ini sebagaimana seharusnya,” ujar Mgr Yohanes.
Ketua KWI Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo berharap agar umat dapat berpartisipasi dalam menebarkan kasih, utamanya dalam situasi pandemi seperti saat ini. Perlu kreativitas dalam menunaikan misi tersebut.
Selain itu, umat juga diminta untuk tidak membeda-bedakan orang dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut. ”Karena dari tindakan-lah, kualitas iman kita terpancar,” ujar Mgr Ignatius.
Teladan yang sudah diberikan oleh Mgr Aloysius diharapkan dapat terus tertanam dalam hati umat. ”Sudah banyak yang beliau (Mgr Aloysius) lakukan selama 27 tahun. Seberapa jauh jarak yang beliau sudah tempuh sejauh itu juga kasih yang sudah ditebarkan,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Mgr Aloysius sangat terkesima dengan pertumbuhan iman umat yang tetap setia walau dilanda berbagai kesulitan termasuk di masa pandemi. ”Terima kasih kepada seluruh umat yang sangat murah hati dan setia. ”Kemurahan hati dan kesetiaan umat-lah yang membesarkan hati saya selama berpelayanan,” ujarnya.
Setelah purna tugas, Mgr Aloysius berkomitmen akan terus berkarya di tengah umat. ”Saya merasa gembira karena walau sudah tidak menjadi uskup, saya tidak merasa terasing dan sendiri,” katanya.
Direktur Jenderal Pembinaan Masyarakat Katolik Yohanes Bayu Samodro menuturkan sama, seperti akronim Keuskupan Agung Palembang, ”KAPAL”, dia berharap agar Mgr Yohanes dapat tetap menjadi nahkoda yang memimpin umatnya dalam mengarungi samudra kehidupan.
”Saya berharap kasih yang tidak membeda-bedakan ini dapat berbuah dan dirasakan oleh semua orang utamanya dalam berbangsa,” katanya.