Turun ke PPKM Level II, Surakarta Tak Kendurkan Tes dan Pelacakan
Status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, turun dari level 3 ke level 2. Jumlah pengetesan harian tidak akan dikurangi meski terjadi penurunan level.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat di Kota Surakarta, Jawa Tengah, turun dari level 3 ke level 2. Jumlah pengetesan harian tidak akan dikurangi meski terjadi penurunan tersebut. Vaksinasi juga akan terus dilakukan demi membentuk kekebalan komunitas.
Penurunan level tercantum dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3, Level 2, dan Level 1 Covid-19 di Wilayah Jawa dan Bali. Surat itu ditandatangani Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan dikeluarkan pada Senin (4/6/2021).
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menyatakan bakal mempertahankan capaian tersebut. Salah satu cara yang akan ditempuh adalah tidak mengendurkan jumlah pengetesan harian. Sebab, lewat tingginya angka pengetesan, kondisi penularan dari suatu daerah dapat terpotret dengan baik.
”Testing dan tracing dikejar terus. Angka positivity rate-nya ditekan terus. Itu saja. Jangan sampai naik ke level 3,” kata Gibran, di Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (6/10/2021).
Menurut data Dinas Kesehatan Kota Surakarta, angka pengetesan harian Covid-19 selalu melebihi 1.000 orang per hari dalam lima hari terakhir. Adapun jumlah tes yang dihitung terdiri dari tes polymerase chain reaction (PCR) ataupun tes antigen.
Pada 6 Oktober 2021, tercatat jumlah pengetesan mencapai 1.308 orang. Sehari sebelumnya, 5 Oktober 2021, jumlah pengetesannya lebih tinggi, yakni 1.641 orang. Lalu, jumlah pengetesan mencapai 1.195 orang pada 4 Oktober 2021, 1.324 orang pada 3 Oktober 2021, dan 1.456 orang pada 2 Oktober 2021.
Dengan tingginya jumlah tes, angka penambahan kasus harian sudah relatif melandai. Setidaknya dalam lima hari terakhir, penambahan kasus tidak pernah melebihi 10 kasus per hari. Pada 6 Oktober 2021, hanya terjadi penambahan kasus sebanyak 5 orang. Lalu, pada 5 Oktober 2021, terdapat penambahan kasus sebanyak 9 orang. Sementara, jumlah kasus hanya bertambah 3 orang pada 4 Oktober 2021, 2 orang pada 3 Oktober 2021, dan 3 orang pada 2 Oktober 2021.
Di sisi lain, capaian vaksinasi Covid-19 di Kota Surakarta juga akan terus ditingkatkan. Hingga Rabu petang, jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi dosis pertama mencapai 502.964 orang, atau setara dengan 120 persen dari target sasaran, yakni 417.151 orang. Sementara vaksinasi dosis kedua sudah diberikan kepada 344.663 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih mengungkapkan, dari capaian itu, ada persoalan lain yang ditemukan. Ternyata, dari seluruh warga yang sudah tervaksinasi, tidak semuanya penduduk asli di Kota Surakarta, atau berdomisili di kota tersebut. ”Kenyataannya masih banyak penduduk Kota Surakarta yang belum divaksinasi,” katanya.
Menurut data yang dimiliki Wahyuningsih, baru ada sekitar 370.000 orang penduduk ber-KTP Kota Surakarta yang sudah tervaksinasi dari total sasaran 417.151 orang. Dengan demikian, masih ada sekitar 46.000 orang memiliki KTP Kota Surakarta yang belum divaksinasi.
Untuk itu, Wahyuningsih menggelar vaksinasi pada sore dan malam hari untuk mengejar kekurangan tersebut. Vaksinasi sore diadakan di Graha Wisata dan berlangsung pukul 13.00-17.00, sedangkan vaksinasi malam hari diadakan di lima puskesmas induk. Kelima puskesmas induk itu ialah Puskesmas Pajang, Puskesmas Banyuanyar, Puskesmas Stabelan, Puskesmas Sibela, dan Puskesmas Gajahan.
”Program dimulai pekan ini karena masih banyak warga Kota Surakarta yang ternyata belum divaksinasi. Ini diadakan untuk memfasilitasi warga yang kesulitan mengambil izin kerja jika vaksinasi dilakukan pagi atau siang hari,” kata Wahyuningsih.