Orangtua Rawan Langgar Prokes, Satpol PP Surakarta Siapkan Petugas di Sekolah
Satpol PP Kota Surakarta menemukan sejumlah orangtua murid tak mengenakan masker saat mengantar anaknya ke sekolah. Pengawasan protokol kesehatan di sekolah diperketat dengan menyiagakan petugas linmas.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Suasana pembelajaran tatap muka yang berlangsung di SD Warga Surakarta, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (2/9/2021). Aktivitas pembelajaran berlangsung dengan protokol kesehatan ketat.
SURAKARTA, KOMPAS — Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surakarta menemukan sejumlah orangtua murid tak mengenakan masker saat mengantar anak mereka ke sekolah. Menindaklanjuti temuan itu, petugas dari satuan perlindungan masyarakat atau linmas akan disiagakan di sekolah guna menertibkan pelanggaran protokol kesehatan tersebut.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surakarta Arif Darmawan mengungkapkan, pengawasan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) bakal lebih diperketat. Sebab, pihaknya masih menemukan sejumlah pelanggaran protokol kesehatan (prokes). Salah satunya orangtua murid tidak mengenakan masker saat mengantar anak ke sekolah.
”Pengawasan PTM akan lebih diperketat karena masih ada beberapa pelanggaran. Menurut catatan di lapangan, itu (orangtua) yang mengantar (ke sekolah) tidak mengenakan masker. Ini yang nantinya akan kami tegakkan,” kata Arif, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (5/10/2021).
Sejumlah siswa berjalan menuju pintu keluar sepulang sekolah, di SD Warga Surakarta, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (2/9/2021). Hari itu pertama kali digelar kembali pembelajaran tatap muka (PTM) setelah sempat ditiadakan selama beberapa bulan akibat kebijakan PPKM darurat dan PPKM level 4. PTM diadakan kembali dengan protokol kesehatan ketat.
Arif mengungkapkan, pihaknya akan menempatkan petugas linmas guna mengawasi pelanggaran prokes di lingkungan sekolah. Keberadaan petugas diharapkan meningkatkan ketertiban penerapan prokes. Dengan demikian, potensi penularan Covid-19 dari aktivitas pembelajaran dapat dicegah.
Lebih lanjut, Arif menjelaskan, petugas linmas akan memastikan orangtua murid yang mengantar ataupun menjemput mengenakan masker dengan baik. Mereka juga diminta mengantisipasi timbulnya kerumunan. Sebab, dengan dimulainya PTM, ada juga potensi kerumunan dari kedatangan pedagang kaki lima yang biasa menjajakan dagangan kepada para murid.
Petugas linmas akan memastikan orangtua murid yang mengantar ataupun menjemput mengenakan masker dengan baik.
”Sanksi yang diberikan merupakan sanksi sosial seperti bersih-bersih (lingkungan). Sanksinya sama untuk yang melanggar protokol kesehatan. Entah itu pedagang (kaki lima) atau orangtua murid,” kata Arif.
Panduan protokol kesehatan ditempel menjelang simulasi PTM di SMP Negeri 4 Surakarta, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Kamis (8/10/2020).
Ditemui secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surakarta Etty Retnowati mengatakan, secara umum, penerapan prokes selama PTM terbatas berjalan dengan baik. Namun, perhatiannya lebih dipusatkan dalam penerapan prokes di dalam lingkungan sekolah. Sebab, kewenangan sekolah hanya mencakup segala aktivitas yang berada di dalam pagar sekolah.
Etty menambahkan, ada kekhawatiran pelanggaran prokes justru dilakukan para orangtua murid. Misalnya, orangtua murid yang duduk berkerumun sambil menunggu kepulangan anak-anaknya dari sekolah.
”Yang saya takutkan itu di PAUD (pendidikan anak usia dini). Padahal, anak-anak sudah terkendali menerapkan protokol kesehatan. Tetapi, orangtuanya ngobrol-ngobrol (berkerumun) di luar. Ini yang kami khawatirkan,” ujar Etty.
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Mahasiswa dari Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS) mencatat materi yang diajarkan dosen dalam perkuliahan tatap muka perdana, di Fakultas Hukum UNS, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (6/9/2021). Perguruan tinggi tersebut menjadi yang pertama menggelar perkuliahan tatap muka di kota itu.
Etty mengatakan, saat ini sudah ada 50 persen dari total 200 SD yang telah memulai PTM. Untuk jenjang SMP, hanya kurang satu sekolah yang belum memulai aktivitas pembelajaran tersebut. Sementara untuk jenjang PAUD sudah ada sekitar 100 sekolah.
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Surakarta Dwi Ariyatno menyatakan, penerapan prokes di sekolah dapat dievaluasi setiap hari. Evaluasi dilakukan tim pengawas di tiap-tiap sekolah. Selain itu, setiap sekolah juga diminta membuat satuan tugas Covid-19 di tingkat sekolah. Keberadaan satgas itu untuk mengawasi dan menjamin prokes benar-benar ketat diterapkan selama PTM.