PPKM Level 1 di Kota Blitar Diharapkan Jadi Contoh Daerah Lain
Pemerintah Kota Blitar meminta masyarakat tidak euforia berlebihan dan lalai akan protokol kesehatan selama pemberlakuan PPKM level 1. Aktivitas PPKM level 1 di daerah tersebut diharapkan jadi contoh wilayah lain.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Wisatawan memasuki Pendopo Makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, Mei 2017 silam atau sebelum pandemi Covid-19 melanda. Wisatawan datang ke makam Proklamator untuk berziarah.
BLITAR, KOMPAS — Status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 1 di Kota Blitar, Jawa Timur, pada 5-18 Oktober 2021 diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain. Wali Kota Blitar Santoso meminta masyarakat tidak menanggapi dengan euforia berlebihan dan lalai protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1 Kota Blitar disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan seusai rapat terbatas evaluasi PPKM, Senin (4/10/2021). Ada beberapa alasan yang mendasari hal tersebut dan seluruhnya terkait indikator yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Selain itu, cakupan vaksinasi dosis pertama di Kota Blitar juga sudah mencapai 70 persen dan 60 persen untuk warga lanjut usia (lansia).
Pemerintah akan terus melakukan surveilans, tes, penelusuran, dan peningkatan disiplin selama penerapan PPKM level 1. Ada tim ahli dari pusat yang akan melakukan studi komparasi terkait kebijakan pemerintah daerah setempat agar bisa dicontoh daerah lain.
”Kami berharap jangan euforia, masyarakat kemudian terlena dan abai protokol kesehatan (prokes). Kita juga menerapkan (aplikasi) Peduli Lindungi. Beberapa dinas dan organisasi perangkat daerah telah dilengkapi barcode Peduli Lindungi untuk lebih menyempurnakan soal prokes,” ujar Santoso di Blitar, Selasa (5/10/2021).
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Warga Kota Blitar, Jawa Timur, melintas di depan patung Proklamator Ir Soekarno, beberapa waktu lalu. Selama ini Blitar dikenal sebagai kota wisata ziarah ke Makam Bung Karno.
Mengacu data Kementerian Kesehatan, capaian vaksinasi di Kota Blitar untuk dosis pertama sudah mencapai 113.003 orang (97,54 persen) dan dosis kedua sebanyak 73.078 orang (63,08 persen). Adapun warga lansia yang sudah divaksin dosis pertama sebanyak 10.065 orang (67,07 persen) dan dosis kedua sebanyak 7.802 orang (51,99 persen).
Menurut Santoso, ada beberapa strategi guna mencapai PPKM level 1 di wilayahnya, mulai dari penerapan protokol kesehatan, testing, tracing, treatment, hingga pelaksanaan vaksinasi secara masif dengan melibatkan TNI-Polri.
”Minggu depan kami akan dibantu Pangko Armatim (Panglima Komando Armada Timur) melaksanakan vaksinasi dengan vaksin Sinovac sebanyak 30.000 dosis. Akan dilakukan masif di beberapa titik, termasuk rumah sakit swasta dan puskesmas. Masyarakat yang belum tervaksin silakan datang,” katanya.
Selama PPKM level 1, protokol kesehatan di tempat wisata justru diperketat karena Blitar menjadi daerah percontohan bagi daerah lain.
Santoso mengatakan, memasuki PPKM level 1, ada beberapa pelonggaran kegiatan, seperti pasar dan tempat wisata. Tujuannya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setelah cukup lama kegiatan operasional dibatasi. Mengenai pelaksanaannya, Pemerintah Kota Blitar akan mengikuti petunjuk Kementerian Dalam Negeri.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Bidang Pengelola Kawasan Wisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Blitar, Heru Santoso mengatakan, selama PPKM level 1, protokol kesehatan di tempat wisata justru diperketat karena Blitar menjadi daerah percontohan bagi daerah lain.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Wisatawan berada di luar pendopo Makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, Mei 2017. Selama PPKM darurat-level 4, makam Proklamator ditutup dan uji coba pembukaan kembali dilakukan sejak pertengahan September 2021 dengan pembatasan dan protokol kesehatan.
Disparbud Kota Blitar telah meminta pelaku wisata tetap mematuhi protokol kesehatan. Obyek wisata di Kota Blitar mulai uji coba dibuka dua pekan lalu saat pemberlakuan PPKM level 3 dengan pembatasan pengunjung, penerapan aplikasi Peduli Lindungi, hingga menunjukkan kartu vaksinasi.
Heru mencontohkan, pengunjung Makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, selama uji coba pariwisata hanya dibatasi 25 orang per antrean. Wisatawan juga dibatasi hanya boleh di atas 12 tahun.
”Selama PPKM level 1 akan ada operasi-operasi yustisi. Pengunjung harus menggunakan masker, jaga jarak, dan lainnya. Sebelumnya sudah ketat, ini bakal makin ketat. Tidak bisa dianggap enteng. Ini tantangan bagi masyarakat Kota Blitar meski sudah memasuki level 1,” katanya.
Sejauh ini jumlah wisatawan ke Blitar belum kembali normal. Setelah ditutup selama PPKM, jumlah pengunjung ke Makam Proklamator Soekarno, misalnya, hanya sekitar 500 orang saat akhir pekan. Jumlah ini lebih rendah dari kondisi normal sebanyak 1.500-2.000 orang per hari.
Adapun kasus positif Covid-19 di Kota Blitar sampai dengan 5 Oktober 2021 mencapai 6.972 orang. Dari jumlah itu, 6.701 orang sembuh, 263 orang meninggal, dan delapan orang lainnya aktif. Tingkat pemulihan di kota itu mencapai 96,11 persen dan tingkat kematian 3,77 persen.