TNI-Polri di Yahukimo Siaga, 1.050 Warga Diungsikan
Aparat TNI-Polri terus berpatroli di seluruh wilayah Dekai, ibu kota Yahukimo, setelah penyerangan terhadap warga yang menewaskan enam orang. Oknum yang menyebarkan informasi hoaks masih diselidiki pihak berwajib.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Aparat TNI-Polri bersiaga pasca-penyerangan terhadap warga Suku Yali di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua. Hingga Senin (4/10/2021), sebanyak 1.050 warga mengamankan diri ke dua lokasi untuk menghindari konflik susulan.
Kepala Polres Yahukimo Ajun Komisaris Besar Deni Herdiana, saat dihubungi dari Jayapura pada Senin sore, mengatakan, seluruh anggota TNI dan Polri bersiaga. Aparat pun melakukan penyisiran di sekitar Dekai, ibu kota Yahukimo, untuk menangkap para pelaku penyerangan pada Minggu (3/10/2021). Situasi di Dekai kini telah kondusif.
”Total warga yang mengamankan diri sudah mencapai 1.050 orang di dua lokasi. Dua lokasi ini adalah Markas Polres Yahukimo dan Koramil Deikai. Semuanya dalam kondisi sehat,” kata Deni
Berdasarkan data Bidang Humas Polda Papua, para pelaku diduga dari Suku Kimyal yang menyerang masyarakat Suku Yali setelah mantan bupati Yahukimo Abock Busup meninggal di Jakarta pada Minggu. Abock juga berasal dari Suku Kimyal.
Para pelaku mendapatkan informasi bohong via telepon seluler bahwa Abock meninggal karena dibunuh oleh lawan politiknya. Hal inilah yang memicu para pelaku menggunakan dua mobil minibus dan menyerang warga Yali pada pukul 12.45 WIT.
Massa juga membakar salah satu hotel di Dekai dan 15 rumah warga. Aparat gabungan TNI-Polri menghentikan aksi para pelaku sekitar pukul 14.00 WIT. Akibat serangan para pelaku, enam orang tewas. Selain itu, 42 warga lainnya mengalami luka-luka.
Deni menambahkan, belum ada penetapan tersangka dalam kasus ini. Sebanyak 52 orang yang ditangkap pasca-kejadian ini masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Yahukimo. ”Mereka diperiksa untuk mengetahui penyebab yang memicu terjadinya penyerangan. Diduga motifnya adalah masalah politik,” tambahnya.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, enam warga yang meninggal terdiri dari lima warga Yali dan seorang pelaku penyerangan. Saat ini enam jenazah warga telah berada di Rumah Sakit Umum Dekai.
”Aksi para pelaku tidak hanya menyebabkan jatuh korban jiwa. Sebanyak 42 warga Yali juga mengalami luka-luka karena terkena busur panah dan senjata tajam,” kata Ahmad.
Anggota staf Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Yamamoto Saserai, mengatakan, sebanyak 10 korban luka telah dievakuasi dari Dekai ke Jayapura. ”10 korban ini mengalami luka berat karena terkena anak panah. Kami membawa para korban ke Rumah Sakit Dok II Jayapura,” tuturnya.
Jaringan Damai Papua menyerukan agar Polda Papua bersinergi bersama Pemda Yahukimo untuk menghentikan konflik horizontal tersebut.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua Komisaris Besar Faizal Ramadhani menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Papua. Aparat akan menyelidiki sumber informasi bohong yang memicu penyerangan itu.
”Para pelaku masih diperiksa terkait perannya dalam aksi penyerangan ini. Penyidik dari Ditreskrimsus yang akan mencari oknum penyebar hoaks ini,” katanya.
Juru bicara Jaringan Damai Papua, Yan Christian Warinussy, menyesalkan aksi kekerasan terhadap warga di Dekai yang menyebabkan jatuh korban jiwa dan luka-luka. Ia meminta Polda Papua segera mengambil langkah tegas dan terukur untuk menghentikan konflik ini.
”Jaringan Damai Papua menyerukan agar Polda Papua bersinergi bersama Pemda Yahukimo untuk menghentikan konflik horizontal tersebut. Kami berharap konflik seperti ini tidak terjadi lagi di tanah Papua,” kata Yan.