Kontak Tembak dengan KKB di Kiwirok, Satu Anggota Brimob Gugur
Kontak tembak kembali terjadi di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Satu anggota Satgas Nemangkawi gugur karena terkena tembakan kelompok kriminal bersenjata pimpinan Lamek Taplo.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
KOMPAS/FABIO MARIA LOPES COSTA
Jenazah Briptu Mario Sanoy tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura pada Sabtu (29/5/2021).
JAYAPURA, KOMPAS — Kontak tembak antara anggota Satgas Nemangkawi TNI-Polri dan kelompok kriminal bersenjata pimpinan Lamek Taplo terjadi di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Minggu (26/9/2021) dini hari. Seorang anggota Satuan Tugas Nemangkawi, yakni Bharada Muhammad Kurniadi, gugur dalam insiden ini.
Kepala Satgas Humas Nemangkawi Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal saat dikonfirmasi membenarkan informasi gugurnya anggota Brimob, Bharada Muhammad Kurniadi, dalam kontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kiwirok.
Ia mengatakan, kontak tembak antara anggota Satgas Nemangkawi TNI-Polri dan KKB pimpinan Lamek Taplo terjadi pukul 04.50 WIT. Kontak tembak terjadi di depan Markas Polsek Kiwirok.
”Dari laporan radio di lapangan, Kurniadi tertembak pada pukul 05.15 WIT. Korban mengembuskan napas terakhir pada pukul 05.45 WIT,” kata Ahmad.
HUMAS POLDA PAPUA
Kepala Satgas Humas Nemangkawi Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal di Jayapura pada Minggu (11/7/2021).
Ia menuturkan, jenazah korban telah dievakuasi ke Oksibil, ibu kota Pegunungan Bintang, dengan helikopter pada pukul 07.16 WIT. Kini jenazah korban telah berada di Rumah Sakit Umum Daerah Oksibil.
”Situasi di Distrik Kiwirok saat ini telah kondusif pasca-kontak tembak dengan KKB. Anggota kami masih bersiaga karena diduga mereka masih berada di sekitar Kiwirok,” tuturnya.
Situasi di Distrik Kiwirok saat ini telah kondusif pasca-kontak tembak dengan KKB.
Kepala Satgas Penegakan Hukum Nemangkawi Komisaris Besar Faizal Ramadhani menambahkan, total pasukan yang telah berada di Kiwirok telah mencapai 100 personel. ”Kami akan memastikan situasi di Kiwirok kembali aman. Perbuatan KKB telah menyebabkan pelayanan kesehatan dan pelayanan publik lainnya lumpuh,” tutur Faizal.
Sebelumnya, KKB pimpinan Lamek Taplo membakar kantor Distrik Kiwirok, puskesmas, pasar, sekolah dasar, rumah tenaga kesehatan, rumah guru, dan kantor Bank Papua di Distrik Kiwirok, Senin (13/9) pukul 09.30 WIT. Seorang anggota TNI AD, yakni Prajurit Dua Ansar, terluka saat terlibat kontak tembak dengan kelompok tersebut.
Warga yang dievakuasi dari Distrik Kiwirok tiba di Oksibil, ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang, Sabtu (25/9/2021). Mereka dievakuasi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan pemulihan trauma setelah teror kelompok kriminal bersenjata Lamek Taplo pada 13 September 2021.
Anggota KKB Lamek Taplo juga menyerang tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Kiwirok. Seorang perawat bernama Gabriella Meilani (22) gugur dalam insiden ini, sementara empat rekannya mengalami luka berat dalam peristiwa tersebut. Adapun satu tenaga kesehatan bernama Gerald Sokoy belum ditemukan hingga kini.
Dari hasil pendataan, ada lima rumah warga dan 11 fasilitas umum yang dibakar KKB. Total sebanyak 83 warga setempat mengungsi ke hutan dan Oksibil, Ibu kota Pegunungan Bintang.
Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakhti Brigadir Jenderal Izak Pangemanan menuturkan, status keamanan di Kiwirok masih siaga satu hingga kini. Total sebanyak 73 personel berada di Kiwirok untuk menghadapi kelompok Lamek Taplo.
”Warga mengungsi karena ketakutan menjadi korban serangan KKB. Mereka meneror warga dengan menggunakan senjata api,” kata Izak.
KKB Lamek Taplo terus menebar aksi teror di Pegunungan Bintang sejak tahun 2020. Dari data Polri dan TNI, kelompok Lamek terlibat 10 serangan kepada aparat dan warga sipil dalam 18 bulan terakhir. Serangan kelompok Lamek mengakibatkan seorang warga dan tiga aparat keamanan meninggal, sedangkan sembilan warga dan sembilan aparat keamanan terluka.
Kelompok Lamek juga menembak pesawat TNI AU jenis CASA CN-2909 pada 22 Maret 2020 sebelum mendarat di Bandara Oksibil. Kemudian mereka membakar satu truk dan dua ekskavator milik PT Wijaya Karya di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, Rabu (8/9).