Cemas Aksi KKB, Warga yang Tinggalkan Kiwirok Bertambah
Aparat keamanan terus mengevakuasi pekerja esensial dan warga setempat setelah serangan kelompok kriminal bersenjata. Dalam sepekan terakhir, 30 orang telah dievakuasi ke Jayapura dan Oksibil.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Gelombang warga yang meninggalkan Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, terus terjadi. Sabtu (25/9/2021), sebanyak 17 warga dievakuasi menggunakan pesawat milik Smart Aviation ke Oksibil, ibu kota Pegunungan Bintang.
Evakuasi kali ini dilakukan dalam dua kloter. Evakuasi pertama pukul 08.30 WIT membawa 11 warga. Dalam evakuasi kedua atau sekitar sejam kemudian, ada enam warga yang dibawa pergi.
”Mereka adalah tenaga pengajar, pekerja bangunan, dan warga setempat. Ada 14 orang dewasa dan 3 anak-anak,” kata Kepala Humas Satuan Tugas Nemangkawi Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal, Sabtu.
Ahmad menuturkan, 17 warga ini sebelumnya mengungsi ke Pos TNI Satgas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Papua Niugini Yonif 403/WP. Mereka mengungsi pasca-serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Lamek Taplo pada 13 September 2021.
Dalam aksi itu, para pelaku yang berjumlah lebih dari 50 orang membakar kantor Distrik Kiwirok, puskesmas, pasar, sekolah dasar, rumah tenaga kesehatan, rumah guru, dan kantor Bank Papua. Seorang anggota TNI AD, Prajurit Dua Ansar, terluka saat terjadi kontak senjata dengan kelompok tersebut.
Total 83 warga mengungsi ke hutan dan Oksibil. Sebanyak 17 warga langsung dibawa ke Markas Polres Pegunungan Bintang. Mereka akan mendapatkan pelayanan kesehatan dan pemulihan dari rasa trauma akibat aksi KKB.
Aksi itu juga menewaskan Gabriella Meilani (22), tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Kiwirok. Empat tenaga kesehatan lainnya luka berat akibat peristiwa tersebut.
”Total 83 warga mengungsi ke hutan dan Oksibil. Sebanyak 17 warga langsung dibawa ke Markas Polres Pegunungan Bintang. Mereka akan mendapatkan pelayanan kesehatan dan pemulihan dari rasa trauma akibat aksi KKB,” tutur Ahmad.
Sebelumnya, jajaran Korem 172/Praja Wira Yakthi juga mengevakuasi tiga warga Distrik Kiwirok menggunakan helikopter. Dilakukan pada 22 September 2021, dua dari tiga warga yang dievakuasi adalah guru yang telah lama mengabdi di Kiwirok.
”Warga mengungsi karena ketakutan. KKB meneror warga dengan menggunakan senjata api,” kata Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakhti Brigadir Jenderal Izak Pangemanan.
Izak menuturkan, status keamanan di Kiwirok masih siaga satu. Total 73 personel di Kiwirok disiagakan menghadapi kelompok Lamek Taplo.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Papua Donald Aronggear mengatakan, 10 dokter telah dievakuasi setelah penyerangan tenaga kesehatan di Kiwirok. Selama ini, 10 dokter itu bertugas menjalankan Program Nusantara Sehat di sejumlah pedalaman Pegunungan Bintang.
Ia mengatakan, evakuasi tenaga kesehatan akan sangat berdampak besar bagi pelayanan kesehatan di pedalaman Pegunungan Bintang. Masyarakat setempat tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan ideal.
”Peran dokter dan paramedis dalam Program Nusantara Sehat sangat vital. Kehadiran mereka mengatasi sejumlah masalah kesehatan menonjol, seperti kematian ibu dan anak serta infeksi saluran pernapasan,” tutur Donald.