Warga Banjarmasin Bentuk Kampung Ramah Gas Rumah Kaca
Warga berinisiatif membentuk kampung ramah gas rumah kaca untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pembentukan kampung berwawasan lingkungan itu bisa menjadi percontohan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Kampung ramah gas rumah kaca hadir di tengah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Warga berinisiatif membentuk kampung berwawasan lingkungan tersebut untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di Kota Banjarmasin.
Pembentukan kampung ramah gas rumah kaca dilakukan warga Kompleks Ahmad Yani 1 RT 022 RW 001, Kelurahan Pengambangan, Kecamatan Banjarmasin Timur. Pencanangan gerakan kampung ramah gas rumah kaca sekaligus peresmian Bank Sampah Seroja di kompleks perumahan warga tersebut dilakukan Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina, Minggu (19/9/2021).
Ketua RT 022 Sri Wahyuningsih selaku pembina kampung ramah gas rumah kaca menuturkan, pembentukan kampung tersebut berawal dari keprihatinan warga melihat kondisi lingkungan yang semakin hari semakin menurun kualitasnya. Warga yang tinggal di Banjarmasin mulai merasakan cuaca yang agak panas, sungai-sungai berkurang, dan permasalahan sampah.
”Kami sebagai warga turut bertanggung jawab terhadap penurunan kualitas lingkungan di Kota Banjarmasin. Mungkin terlalu kecil apa yang kami lakukan ini, tetapi setidaknya upaya itu dapat turut menjaga kelestarian lingkungan, khususnya di tempat tinggal kami,” kata perempuan yang akrab disapa Yuyun itu.
Sebagai kampung ramah gas rumah kaca, ujar Yuyun, warga Kompleks A Yani 1 RT 022 berkomitmen terus melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak turut menyumbang peningkatan emisi gas rumah kaca di Kota Banjarmasin.
Adapun kegiatan yang dilakukan warga, antara lain, tidak lagi membakar sampah dan mengurangi penggunaan bahan bakar minyak yang berasal dari fosil dengan tidak lagi menggunakan kompor minyak tanah. Selain itu, warga juga memperbanyak penanaman pohon, mengganti lampu tube lamp (TL) dengan lampu light emitting diode (LED) untuk penerangan di rumah, serta tidak lagi menggunakan pupuk kimia untuk bercocok tanam.
”Kegiatan-kegiatan kami itu mungkin kecil sumbangannya terhadap penurunan efek gas rumah kaca, tetapi setidaknya kami sudah berbuat sesuatu untuk menjaga kualitas lingkungan,” ujarnya.
Yuyun juga berharap kampung ramah gas rumah kaca bisa muncul di banyak kompleks warga. ”Jika nanti kampung itu berkembang dan ada di semua kelurahan, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas udara di Kota Banjarmasin,” katanya.
Sekretaris Bank Sampah Seroja Yeni Musfianti mengatakan, bank sampah sudah beroperasi sejak 5 September 2021 untuk mendukung pembentukan kampung ramah gas rumah kaca. ”Dengan adanya bank sampah, semua warga diharapkan mulai memilah sampah dari rumah dan tidak lagi membakar sampah,” ujarnya.
Bank Sampah Seroja menerima kardus serta gelas dan botol plastik bekas air mineral. Kardus dari warga dihargai Rp 1.500 per kilogram (kg), sedangkan gelas dan botol plastik dihargai Rp 500 per kg. ”Sejauh ini sudah terkumpul 30 kg sampah dari 20 anggota atau nasabah bank sampah kami. Sampah yang terkumpul nantinya disetor ke bank sampah induk,” katanya.
Jadi contoh
Sudarmaji (81), tokoh masyarakat setempat, mengaku gembira karena lingkungan tempat tinggal mereka mendapat amanah dan kepercayaan dari Pemkot Banjarmasin sebagai kampung ramah gas rumah kaca. ”Kami semua bertekad membuat lingkungan kami menjadi lebih baik. Mudah-mudahan kampung kami bisa menjadi contoh bagi RT dan kelurahan lain di Banjarmasin,” katanya.
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengapresiasi inisiatif warga membentuk kampung ramah gas rumah kaca. Pembentukan kampung itu merupakan buah dari kebersamaan warga yang selama ini sudah berinteraksi dengan baik dan juga berkomitmen menciptakan suasana lingkungan yang sejuk dan nyaman.
”Semangat warga di sini perlu ditularkan kepada warga lain. Mudah-mudahan kehadiran kampung ramah gas rumah kaca bisa menjadi paru-paru Kota Banjarmasin ke depan dengan hadirnya suasana yang hijau,” katanya.
Menurut Ibnu, Kota Banjarmasin sudah memiliki 17 kampung iklim yang tersebar di 16 kelurahan dari 52 kelurahan yang ada di Banjarmasin. Ia berharap kampung ramah gas rumah kaca juga bisa diikutkan dalam program kampung iklim sehingga Banjarmasin bisa tetap mempertahankan diri sebagai kota peraih Adipura dan penghargaan sanitasi.
”Dengan konsep pentahelix, kita libatkan multipihak, mulai dari akademisi, pelaku usaha, komunitas warga, pemerintah kota, hingga media massa. Lima pilar itu harus berkolaborasi untuk kebaikan dan kemajuan Kota Banjarmasin,” katanya.