Yuk, Ngopi Di antara Kabut dan Dinginnya Alam Pegunungan
Pesona Malang Raya bukan saja tentang tempat wisata, kuliner, dan belanja oleh-oleh. Kota pegunungan di selatan Jawa Timur tersebut juga memiliki kafe-kafe bernuansa alam. Yuk, ngopi sambil memandang gunung.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
Pesona Malang Raya bukan saja tentang tempat wisata, kuliner, dan belanja oleh-oleh. Lebih dari itu, kota pegunungan di selatan Jawa Timur tersebut juga memiliki kafe-kafe bernuansa alam yang menyuguhkan kesegaran dan ketenangan jiwa.
Hawa dingin menyergap tiba-tiba, seiring embusan angin pada Jumat (17/09/2021) siang itu. Jarum jam saat itu menunjuk angka 14.45 WIB, dan suhu udara di sebuah kafe di sebelah Barat Gunung Welirang tersebut sudah membuat 16 derajat celcius. “Wah, jam segini sudah dingin sekali,” celetuk seorang pelanggan.
Meski dingin menusuki kulit, namun hampir setiap pelanggan Noi Café di Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu tersebut bertahan cukup lama. Menikmati hijau sawah dan tetumbuhan hutan, serta menengok puncak Welirang yang mengepulkan asap, adalah keindahan yang tak akan bisa ditemukan di tempat lain.
“Kalau akhir pekan, biasanya lebih ramai lagi. Ini sudah lebih baik daripada sebelumnya saat pandemi sedang parah-parahnya. Jika dahulu awal pandemi buka hanya sampai jam 17.00 WIB, kini buka sampai jam 19.00 WIB,” kata Ida Susilowati, kasir Noi Café.
Kafe tersebut dibangun sekitar 2 tahun lalu, dengan daya tarik utama adalah pemandangan pegunungan. Lokasi tersebut didesain dengan banyak spot foto instagramable, serta menonjolkan pemandangan hijau.
Konsep ngopi di alam terbuka tersebut rupanya menarik minat banyak orang. Pengunjung datang dari dalam dan luar kota secara berkelompok. Lokasi kafe tersebut berada di atas kawasan wisata Pemandian Air Panas Cangar dan di jalur utama Kota Batu-Mojokerto.
Suasana kafe dengan pemandangan alam pegunungan juga ada di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Di sini, kafe menghadap hutan di kawasan lereng Pegunungan Anjasmoro.
Sabtu (11/09/2021) sore, kabut tebal tiba-tiba menyergap dan memeluk setiap orang yang duduk di teras lantai dua sebuah kafe di kawasan Tulungrejo, Kota Batu. Bukannya marah, namun orang-orang justru kegirangan dibuatnya. “Wiihh…kabutnya mulai datang,” celetuk beberapa orang.
Kabut di Kota Batu bukanlah hal aneh, apalagi di wilayah Bumiaji, Kota Batu. Bumiaji merupakan salah satu kecamatan tertinggi di Kota Batu. Kota Batu berada di ketinggian 600-1200 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Adapun Desa Tulungrejo merupakan desa di ketinggian 1200 mdpl, dengan luas wilayah 807,019 Ha (80,701 km²). Suhu rata–rata di sana antara 18 °Celcius(C)-24 °C. Bentang wilayah Desa Tulungrejo adalah berbukit, dengan pemandangan deretan perbukitan pegunungan Anjasmoro di bagian Barat serta perbukitan Gunung Welirang-Arjuno di sisi utara dan timur.
Bentang alam di antara bukit dan gunung itu, menjadikan Desa Tulungrejo memiliki kelebihan berupa pemandangan pegunungan yang cantik dan segar. Sepanjang mata memandang, dengan mudah akan ditemukan view hutan dan pepohonan nan teduh serta menyegarkan.
Daya tarik alam itulah yang menjadi salah satu andalan di sana. Karenanya, banyak muncul deretan kafe, warung, dan rumah makan yang ‘menjual’ keelokan alam tersebut. Apalagi bagi pengguna jalan yang hendak melintas dari arah Kota Batu menuju Mojokerto melalui jalur Cangar.
Salah satu kafe dengan keelokan alam pegunungan itu adalah kafe De Potrek. Kafe tersebut berkonsep dalam-luar ruangan, dengan pemandangan hutan di deretan pegunungan Anjasmoro sebagai pemandangannya. Dari kejauhan, jika beruntung, pengunjung bisa melihat pemandangan Gunung Kawi.
Menurut laman medsos kafe tersebut, kafe tersebut terbilang baru, karena Desember 2020 baru saja diluncurkan. Namun, mereka sudah memiliki pelanggan baik warga Malang Raya sendiri maupun dari luar kota.
“Kami ke sini karena mencoba-coba, sebab ingin menikmati suasana Kota Batu dengan hanya duduk-duduk santai dan tidak dengan masuk ke tempat wisata. Ngopi sambil menikmati suasa alam seperti ini rupanya cukup mengasyikkan,” kata Ewanto (41), pengunjung asal Kota Malang yang akhir pekan lalu menikmati sore di Kota Batu.
Ewanto mengatakan, hari itu ia sudah datang ke dua lokasi kafe di Kota Batu. Hanya saja, semuanya penuh oleh pengunjung. Bahkan ada kafe yang pengunjungnya harus antre untuk masuk. "Dua kali saya ingin tahu suasana ngopi di kafe itu, karena kan kafe baru. Akhir pekan lalu antrenya sangat banyak, sehingga saya batalkan. Hari ini saya ke sana lagi, bukan akhir pekan, sama saja ramainya. Mungkin karena masih baru. Ya sudah, besok-besok saja ke sananya," katanya putus asa.
Begitulah. Seiring mulai terkendalinya kasus covid-19 di Jawa Timur memang membuat Malang Raya mulai dibanjiri wisatawan dari dalam dan luar kota. Mereka tidak saja memenuhi tempat wisata, hotel, serta rumah-rumah makan, namun juga rela antre mendapatkan tempat duduk di kafe-kafe bernuansa alam yang mulai menjamur di kota pegunungan tersebut.
Kota Batu benar-benar membuktikan diri sebagai magnet pariwisata di Jawa Timur. Jangan khawatir, di kafe-kafe tersebut di atas, pengelolanya menerapkan protokol kesehatan ketat. Yuk, ngopi...!