Otak Perampokan Emas 6,8 Kilogram di Medan Ditembak Mati
Polda Sumut menembak mati satu dari lima pelaku perampok 6,8 kg emas di Medan. Kasus terungkap setelah memeriksa ratusan rekaman kamera pemantau (CCTV). Tiga pucuk senjata api disita dari pelaku.
Oleh
NIKSON SINAGA
·4 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Kepolisian Daerah Sumatera Utara menangkap lima pelaku perampokan 6,8 kilogram emas. Identitas kawanan perampok bersenjata api itu terungkap dengan pemeriksaan ratusan rekaman kamera CCTV selama dua pekan terakhir.
”Para pelaku menyiapkan perampokan dengan sangat terencana. Mereka menyiapkan senjata api, survei lokasi, dan melakukan latihan secara matang,” kata Kepala Kepolisian Daerah Sumut Inspektur Jenderal RZ Panca Putra Simanjuntak, di Medan, Rabu (15/9/2021).
Perampokan toko emas dilakukan pada Kamis (26/8). Empat pelaku dengan dua sepeda motor merampok Toko Emas Aulia Chan dan Toko Emas Masrul F di Pasar Simpang Limun, Medan. Para pelaku yang menggunakan topi dan penutup wajah itu menembak tukang parkir hingga terluka.
Panca menjelaskan, mereka awalnya kesulitan mengungkap kasus itu karena dua toko emas yang dirampok tidak punya CCTV. Mereka pun memulai dengan memeriksa rekaman CCTV di toko lain di pasar itu dan melanjutkan dengan pemeriksaan rekaman di sepanjang jalan yang mereka lalui.
Potongan-potangan rekaman CCTV itu pun akhirnya bisa mengungkap identitas empat pelaku lapangan, yakni otak pelaku Hendrik Tampubolon (38) serta tiga anggotanya, Paul Sitorus (32), Prayogi alias Bejo (26), dan Farel (21). Pelaku lainnya adalah Dian. Dian mempertemukan tiga pelaku dengan Hendrik, tetapi tidak ikut beraksi.
Panca mengatakan, rencana perampokan itu disiapkan oleh Hendrik. Ia mencuri dua sepeda motor untuk digunakan dalam perampokan. Ia lalu merekrut tiga anggota dan menjanjikan mereka Rp 100 juta per orang.
Mereka pun beberapa kali melakukan survei lokasi untuk memetakan jalan yang akan dilalui hingga masuk ke toko, melakukan aksi, dan melarikan diri. Mereka menyiapkan agar aksi bisa dilakukan 8 menit sejak parkir hingga melarikan diri. Khusus untuk aksi perampokan mereka menargetkan selesai dalam 3 menit.
Mereka lalu latihan bagaimana memecahkan lemari kaca dan melompatinya. Latihan dilakukan di sebuah rumah di Jalan Menteng VII.
Para pelaku juga memperkirakan ukuran lemari kaca emas di dua toko emas itu. ”Mereka lalu latihan bagaimana memecahkan lemari kaca dan melompatinya. Latihan dilakukan di sebuah rumah di Jalan Menteng VII,” kata Panca.
Setelah persiapan matang, Hendrik pun memberikan uang kepada tiga pelaku lain untuk membeli perlengkapan, seperti plester luka untuk ditempel di tangan agar tidak meninggalkan sidik jari. Dia juga menyiapkan penutup wajah, jaket, dan topi.
Setelah persiapan matang, empat pelaku pun mendatangi dua toko emas itu. Mereka yang memakai penutup wajah dan topi tidak dicurigai karena orang-orang umumnya pakai masker karena pandemi.
Setelah berada di depan dua toko emas, pelaku langsung mengeluarkan senjata api laras panjang dan sebuah pistol. Seorang pria yang sedang melintas diminta tiarap.
Farel langsung melompat ke Toko Aulia Chan dan Bejo ke Toko Masrul. Mereka memecahkan lemari kaca dan mengambil perhiasan emas. Mereka memasukkan emas ke tas yang sudah disiapkan.
Setelah mendapat emas, para pelaku melepaskan tembakan agar warga yang sedang ramai di pasar tidak mendekat. Seorang tukang parkir yang mencoba mendekati mereka pun ditembak hingga mengenai bagian di bawah telinga. Ia selamat setelah dilarikan warga ke rumah sakit.
Para pelaku pun melarikan diri ke sebuah tempat memancing ikan di Jalan Batang Kuis, Deli Serdang. Semua emas diserahkan kepada Hendrik. Mereka lalu berganti pakaian dan berpencar.
Panca mengatakan, mereka menggabungkan rekaman dari banyak CCTV, baik di pasar maupun di sepanjang jalan sebelum dan setelah kawanan perampok melakukan aksinya. Mereka pun berhasil menemukan rekaman saat tiga pelaku keluar dari tempat memancing tanpa menggunakan penutup wajah. Identitasnya pun terungkap.
Hendrik ditangkap di rumah pamannya di Kabupaten Dairi. Semua emas itu sempat dikubur di halaman belakang rumah pamannya. Dia ditembak mati karena dianggap melawan petugas. Sementara pelaku lainnya ditangkap di Medan dan Riau.
Masrul (50), pemilik toko emas, mengatakan, sejak awal dia pesimistis perampokan itu bisa terungkap. ”Kami tahu banyak perampokan emas di Medan yang terjadi, tetapi kami tidak pernah dengar ada yang terungkap,” katanya.
Masrul pun sangat berterima kasih perampokan itu bisa diungkap. Semua emas yang dicuri berhasil ditemukan polisi. Nilai emas seberat 6,8 kilogram itu diperkirakan Rp 6,5 miliar.
Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution mengatakan, mereka akan menambah CCTV di sejumlah tempat yang rawan perampokan. Ia berharap pengungkapan kasus itu bisa memberikan efek jera kepada para pelaku kasus kriminal di Medan.