Bersiap Hidup dengan Covid-19, Protokol Kesehatan Jangan Kendur
Pemerintah mulai menyiapkan transisi dari pandemi ke endemi. Selain menggenjot vaksinasi, pemerintah juga mengingatkan masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan agar aman hidup bersama dengan Covid-19.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pemerintah terus mempersiapkan masyarakat agar tetap aman hidup berdampingan dengan Covid-19. Selain memperluas cakupan vaksinasi, pemerintah terus mengingatkan masyarakat agar tidak kendur menjalankan protokol kesehatan.
Presiden Joko Widodo pun memastikan vaksinasi terus bergulir. Setelah Kamis (9/9/2021) meninjau vaksinasi di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, hari Jumat (10/9/2021) Presiden melihat langsung pelaksanaan vaksinasi bagi masyarakat dan pelajar sekolah luar biasa (SLB) di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bersama Ibu Negara Iriana, Presiden hadir di tengah-tengah 8.000 masyarakat yang akan mengikuti vaksinasi di Jogja Expo Center, Bantul. Para penerima vaksin itu terdiri dari penyandang disabilitas, abdi dalem, warga lansia, hingga pengemudi ojek daring. Sementara vaksinasi di SLB diikuti oleh 375 pelajar.
Dalam kesempatan itu, Presiden menyampaikan bahwa Covid-19 tidak akan hilang. Oleh karena itu, pemerintah berupaya memberikan perlindungan kepada masyarakat agar bisa tetap beraktivitas dengan aman. Selain mendapatkan vaksin, masyarakat juga akan aman hidup berdampingan dengan Covid-19 asalkan tetap berdisiplin menjalankan protokol kesehatan.
”Vaksinasi ini akan memberikan proteksi memberikan perlindungan kepada kita semua. Karena Covid, karena virus korona ini, tidak bisa hilang secara total, melindungi diri dengan vaksinasi dan melaksanakan protokol kesehatan ketat,” ujarnya.
Pemerintah mempercepat dan memperluas cakupan vaksinasi agar kekebalan komunal (herd immunity) bisa segera terbentuk. Presiden menyebut, percepatan vaksinasi diperlukan untuk mengejar target 70 persen penduduk Indonesia sudah mendapatkan vaksin Covid-19 pada akhir tahun ini.
Kita harus mulai menyiapkan transisi dari pandemi ke endemi, mulai belajar hidup bersama dengan Covid-19.
Saat ini pemerintah juga mulai memperluas vaksinasi untuk kalangan pelajar. Menurut Presiden, vaksinasi dilakukan untuk mempersiapkan pelajar dapat belajar hidup bersama Covid-19. ”Kita harus mulai menyiapkan transisi dari pandemi ke endemi, mulai belajar hidup bersama dengan Covid-19,” tuturnya.
Meski begitu, Presiden kembali mengingatkan agar masyarakat tidak euforia berlebihan dan abai protokol kesehatan. Semua masyarakat harus memahami bahwa Covid-19 masih menjadi ancaman. Karena itu, meski sudah mendapatkan vaksinasi, masyarakat tetap harus taat protokol kesehatan, minimal tetap mengenakan masker di setiap aktivitas.
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menyebut bahwa perkembangan Covid-19 di Jawa-Bali menunjukkan perbaikan signifikan. Mayoritas kabupaten/kota di Jawa/Bali sudah turun dari tingkat kondisi yang perlu perhatian ekstra, yaitu dari level 4 ke level 3 dan level 2.
Provinsi terbaru di Jawa/Bali yang turun ke level 3 dari level 4 adalah Provinsi DI Yogyakarta. Dengan demikan, masih tersisa 11 kabupaten/kota yang berada di level 4 di Jawa/Bali, termasuk Bali. Pekan ini, daerah yang masuk PPKM level 2 juga bertambah dari 27 menjadi 43 kabupaten/kota.
”Semuanya ini patut kita syukuri sebagai hasil kerja keras kita semua. Jangan berlebihan merayakan perkembangan baik ini. Karena masih dalam situasi pandemi. Pakai masker dan segera divaksin,” ujar Reisa dalam keterangan pers bersama juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, Rabu (8/9/2021).
Nadia menyebut bahwa hingga Selasa (7/9/2021), sudah 100 juta lebih dosis vaksin Covid-19 dengan berbagai jenis yang diberikan kepada masyarakat. Sebanyak 70 juta orang telah mendapat suntikan dosis pertama. Cakupan vaksinasi telah menjangkau 32,6 persen dari populasi target dan akan terus ditingkatkan. Nadia mengingatkan pentingnya percepatan pemberian vaksin kepada warga lansia, karena baru 28,2 persen yang memperoleh dosis pertama dan 18 persen dosis kedua.
Tiga provinsi dengan cakupan tertinggi vaksinasi kelompok lansia, yaitu DI Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Bali. Vaksinasi mampu mencegah kasus berat karena lonjakan kasus Covid-19 masih dimungkinkan terjadi kembali ke peningkatan kasus yang membuat kebutuhan pelayanan di rumah sakit meningkat.
”Kami berharap populasi rentan, termasuk warga lansia, diprioritaskan. Jangan tunda divaksin. Vaksin Covid-19 hak seluruh masyarakat Indonesia dan gratis. Kelompok lansia harus diprioritaskan. Bujuk, ajak, dan dampingi ke tempat pelayanan vaksinasi terdekat,” kata Nadia.
Sementara itu, hasil survei Media Survei Nasional (Median) bersama Party Watch Institute menyebut masih ada 45,7 persen masyarakat yang tak mau divaksin Covid-19. Atas adanya temuan itu, Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta Kemenkes menindaklanjuti hasil survei tersebut sebagai bahan dasar untuk menyusun strategi dan teknik penyampaian informasi dengan upaya persuasif kepada masyarakat agar bersedia divaksin. Dengan begitu, diharapkan target vaksinasi 70 persen populasi pada akhir tahun bisa tercapai.
Tak hanya itu, pemerintah juga diminta lebih gencar menyosialisasikan jenis-jenis vaksin yang digunakan di Indonesia berikut efikasi dan kejadian ikutan yang kemungkinan terjadi. Penjelasan itu penting agar masyarakat dapat mengerti dan memahami pentingnya vaksinasi dan tidak ragu ataupun takut divaksin.