BMKG meminta atlet yang bertanding dalam Pekan Olahraga Nasional Papua 2020 mewaspadai cuaca ekstrem, yakni musim panas dengan indeks sinar ultraviolet berwarna oranye atau risiko bahaya tinggi.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS- Para atlet maupun masyarakat diimbau mewaspadai cuaca ekstrem yang melanda empat daerah yang menjadi tuan rumah perhelatan PON Papua 2020. Cuaca ekstrem yang sering melanda Papua meliputi musim panas yang berkepanjangan, hujan lebat dan angin kencang.
Diketahui kini musim panas melanda sejumlah wilayah di Papu, seperti Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura, dengan suhu maksimum mencapai 35 derajat celsius. Kondisi cuaca ini melanda kedua daerah ini sejak Juli lalu.
Adapun empat daerah yang melaksanakan Pekan Olahraga Nasional Papua 2020 adalah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Mimika.
Pelaksanaan PON Papua 2020 direncanakan mulai 22 September hingga 15 Oktober 2021. Sebanyak 37 cabang yang akan dipertandingkan dalam PON tahun ini. Sebanyak 6.300 atlet dan 3.000 tenaga offisial akan hadir dalam PON Papua 2020.
”Dari hasil pantauan, para atlet yang bertanding di arena luar ruangan harus mewaspadai serangan panas atau dikenal dengan istilah heat stroke. Orang yang tersengat cuaca panas berlebihan dapat dehidrasi dan pusing,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura Doni Christianto saat dihubungi pada Rabu (8/9/2021).
Ia menuturkan, dari hasil pantauan indeks sinar ultraviolet di empat kluster PON Papua 2020 dengan status zona kuning adalah angka 3 sampai 5, dan zona jingga dari angka 6 hingga 7. Indeks sinar ultraviolet yang tidak berdampak bagi manusia adalah zona hijau dengan angka 1 hingga 2 dan zona kuning.
”Puncak paparan sinar ultraviolet di empat kluster ini mencapai puncak pada pukul 13.00 hingga 14.00 WIT. Diharapkan segala pihak yang terlibat dalam PON Papua 2020 dan masyarakat harus mengantisipasi risiko dari sengatan sinar ultraviolet,” kata Doni.
Dari hasil pantauan, para atlet yang bertanding di arena luar ruangan harus mewaspadai serangan panas atau dikenal dengan istilah heat stroke
Ia mengungkapkan, hujan disertai angin kencang akan melanda wilayah Papua pada awal hingga pertengahan bulan Oktober ini. BMKG akan terus berkoordinasi dengan Panitia Besar PON Papua 2020, khususnya pelaksanaan pertandingan di arena outdoor.
Diperkirakan hujan dengan intensitas 20 hingga 30 milimeter per jam. Sementara kecepatan angin bisa mencapai 15 knot atau 27,78 kilometer per jam.
”Kami telah menyiapkan tim untuk memantau kondisi cuaca di setiap arena khususnya arena luar ruangan. Kami terus bersinergi dengan PB PON Papua 2020 untuk memastikan pelaksanaan pertandingan berjalan lancar,” katanya.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Penanggulangan Bencana Daerah Papua Welliam Manderi telah berkoordinasi dengan seluruh jajaran di empat kluster penyelenggara PON Papua 2020. Hal ini untuk mengantisipasi lebih dini dampak perubahan cuaca yang ekstrem.