Tertabrak Tongkang, Nelayan Hilang di Perairan Sultra
Seorang nelayan hilang di perairan Sultra setelah perahunya tertabrak tongkang.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Seorang nelayan yang sedang mencari ikan di perairan Sulawesi Tenggara, hilang setelah perahunya terbalik akibat ditabrak tongkang, Rabu (8/9/2021). Korban sempat bergantungan di tali penarik tongkang sebelum terjatuh dan tenggelam. Pencarian sedang dilakukan, sementara awak tongkang akan diperiksa lebih lanjut.
Perahu yang ditumpangi Tasman Jaya (40) itu tenggelam di sekitar perairan Polewali, Kabupaten Konawe Selatan, Sultra. Kapal nelayan asal Kabupaten Muna ini sebelumnya terbalik akibat tertabrak tongkang BG Syukur 29.
”Pada pukul 15.20 Wita, kami terima laporan dari Bapak Ramlan bahwa seorang keluarganya, yaitu Tasman Jaya, hilang setelah tertabrak tongkang. Lokasinya di sekitar Pulau Togea Besar, Konawe Selatan,” kata Staf Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Kendari Wahyudi, di Kendari, Sultra, Rabu sore.
Berdasarkan laporan yang diterima, tutur Wahyudi, tongkang yang dibawa oleh kapal tunda Syukur 23 itu sedang berlayar dari Kolonodale, Morowali Utara, Sulawesi Tengah, menuju Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, Sultra. Di sekitar perairan Pulau Togea Besar, iringan kapal melewati perahu kecil milik Tasman. Kondisi ombak setinggi 1,5 meter disertai angin kencang.
Kapal tunda melewati perahu milik Tasman dengan aman. Akan tetapi, perahu korban tiba-tiba mendekat ke tongkang lalu tertabrak. Perahu lalu terbalik dan korban hilang di lautan. ”Kami turunkan tujuh petugas untuk melakukan pencarian terhadap korban. Tim masih dalam perjalanan menuju lokasi kejadian,” kata Wahyudi.
Kepala Polsek Towea Ali Musmin menuturkan, kapal tunda yang membawa tongkang ini dinakhodai Junaidi (50). Tongkang ditarik dengan tali besi sepanjang 280 meter. Perahu korban diperkirakan mengalami mati mesin lalu terseret arus hingga mendekati tongkang.
Perahu lalu terlindas bagian haluan tongkang dan dalam waktu singkat tenggelam. Korban diketahui sempat melompat dan bergantung pada tali besi yang menarik tongkang. Akan tetapi, karena kapal bergerak, korban terjatuh dan masuk di bagian bawah tongkang.
”Menurut pengakuan nakhoda, mereka sempat melakukan upaya penyelamatan dengan melepas tali dan memutar kapal di sekitar lokasi jatuhnya korban. Akan tetapi, korban tidak ditemukan,” kata Ali.
Saat ini, tambah Ali, nakhoda bersama tongkang menuju Kendari untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sementara itu, pencarian korban masih terus dilakukan. Sejumlah saksi juga telah dimintai keterangan terkait kejadian ini.
Peristiwa nelayan yang tertabrak tongkang bukan kali ini terjadi di Sultra. Pada Juni 2020, dua kecelakaan laut yang melibatkan perahu nelayan dan tongkang terjadi dalam waktu hampir berdekatan. Kejadian ini menyebaban dua korban meninggal.
Hingga memasuki pekan kedua September 2021, jumlah kecelakaan laut di Sultra sebanyak 38 kejadian. Sebagian besar kecelakaan terjadi akibat cuaca, kerusakan mesin, hingga tabrakan seperti yang terjadi kali ini. Total korban meninggal sebanyak delapan orang dengan delapan orang lainnya hilang. Sebanyak 171 orang selamat dan satu orang masih dalam pencarian.