KEK Tanjung Api-Api Sumsel Ditargetkan Mulai Dibangun Akhir 2021
Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api Palembang ditargetkan dapat berjalan pada akhir 2021. Sejumlah investor sudah menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS — Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api Palembang ditargetkan berjalan pada akhir 2021. Sejumlah investor sudah menyatakan ketertarikan untuk berinvestasi apalagi pemerintah sedang gencar membangun pelabuhan laut dalam Tanjung Carat. Sampai sekarang, pihak pengusul PT Tri Patria Abadi masih menyelesaikan revisi masterplan yang telah diajukan kepada Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus.
Area Manager Tri Patria Abadi Palembang Harry Nugraha, Rabu (8/9/2021), mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih menyelesaikan tahapan revisi administrasi yang per Maret 2021 lalu sudah dikirimkan kepada Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus. Revisi administrasi yang masih berlangsung berkaitan dengan perencanaan utama pembangunan (masterplan) KEK Tanjung Api-Api.
Dalam prosennya, ujar Harry, pihaknya terus berkomunikasi dengan KEK Nasional agar revisi tersebut dapat diselesaikan. ”Kemungkinan pada akhir ini akan ada jawabannya,” ujar Harry. Jika proses penyelesaian administrasi tuntas tepat waktu, kemungkinan pembangunan KEK Tanjung Api-Api dapat dilaksanakan pada akhir tahun 2021.
Sebelum ada penetapan dari Dewan Nasional KEK, lanjut Harry, pihaknya belum bisa melakukan pembangunan. Sampai saat ini progres pembangunan hanya sekadar pembuatan jalan tanah serta penyiapan dermaga. Kedua hal itu sudah bisa dikerjakan karena pihaknya telah mendapatkan izin analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) dan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Banyuasin dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.
Harry berharap status KEK Tanjung Api-Api dapat segera diperoleh sehingga pembangunan bisa terlaksana. ”Status KEK sangat dibutuhkan karena itulah yang menjadi daya tarik bagi para investor,” kata Harry. Ada beberapa investor yang sudah menawarkan diri untuk berinvestasi di KEK Tanjung Api-Api.
Harry mengatakan, dalam prosesnya, ada beberapa kendala yang dihadapi utamanya dalam proses survei. ”Karena pandemi, beberapa agenda pekerjaan tertunda. Misalnya adalah survei dari pihak eksternal,” katanya.
Sekretaris Dewan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sumatera Selatan Megaria mengatakan, penyelesaikan kajian administrasi dilakukan karena adanya perubahan lokasi. Berdasarkan PP No 51 Tahun 2014, lokasi KEK Tanjung Api-Api ada di Desa Teluk Payo, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin. Di sana pemerintah sudah menetapkan luas KEK yakni sekitar 2.030 hektar.
Namun pelaksanaannya terhambat karena masalah pembebasan lahan. Dari sejak ditetapkan hingga 2019, lahan yang dapat dibebaskan hanya 67 hektar. Kondisi ini terjadi lantaran permintaan harga oleh masyarakat dinilai sangat mahal. Untuk lahan 67 hektar dibutuhkan dana sekitar Rp 50 miliar atau setara Rp 800 juta per hektar.
Selain itu, titik lokasinya sekitar 15 kilometer dari bibir pantai. Adapun lokasi yang baru ada di daerah Sungsang II, Sungsang III, dan Sungsang IV, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, berbatasan langsung dengan bibir pantai. Untuk lokasi baru, pemerintah tidak harus mengeluarkan dana, tetapi ada pertemuan business to business antara pengelola dan investor.
Selain mempersiapkan dokumen administrasi untuk persiapan pembangunan kawasan KEK TAA, Pemprov Sumsel juga tengah mempersiapkan pembangunan Pelabuhan laut dalam Tanjung Carat yang lokasinya tidak jauh dari KEK TAA. ”Nantinya pelabuhan dan KEK TAA akan terintegrasi,” ucapnya.
Karena menurut Megaria, pelabuhan menjadi daya tarik tersendiri bagi investor ketika mau berinvestasi di KEK. Untuk Pelabuhan Tanjung Carat direncanakan mulai dibangun pada November 2021 dan masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Kini progres pembangunan sudah dalam proses kajian studi teknis, termasuk alih fungsi lahan kawasan hutan. Pembangunan proyek bernilai sedikitnya Rp 2 triliun ini diharapkan selesai tahun 2023.
Status KEK sangat dibutuhkan karena itulah yang menjadi daya tarik bagi para investor.
Menurut dia, pembangunan pelabuhan laut dalam sangat penting karena Sumsel terkendala dengan pelabuhan yang kurang memadai. ”Jika pelabuhan ini rampung potensi ekonomi yang dihasilkan sangat tinggi. Bahkan nilai ekspor kita bisa sejajar dengan provinsi yang ada di Jawa,” kata Megaria.