Kasus Landai, Sulsel Bersiap Pembelajaran Tatap Muka
Harapan pelajar di Sulawesi Selatan, terutama Kota Makassar, untuk segera mengikuti pembelajaran tatap muka kian dekat. Epidemiolog berharap pemerintah bijak mengambil keputusan.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Kasus baru Covid-19 di Sulawesi Selatan terus menurun dalam dua pekan terakhir. Beberapa kabupaten dan kota yang sebelumnya berstatus merah, kini berangsur menjadi oranye dan kuning. Seiring kondisi ini, sejumlah kabupaten sudah mempersiapkan dan memulai pembelajaran tatap muka.
Di Makassar, selain tren turunnya kasus, cakupan vaksinasi juga menjadi alasan pihak sekolah mulai mempersiapkan pembelajaran tatap mula. Di Maros, Gowa, dan beberapa kabupaten lain, sebagian sekolah sudah melakukan pembelajaran tatap muka.
Berdasarkan data yang dilansir Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Sulsel, Husni Jamaluddin, pada Rabu (8/9/2021), tersisa satu kabupaten yang masih berada di zona merah, yakni Soppeng. Sementara Makassar yang sebelumnya menjadi episentrum pandemi di Sulsel, kini berada di zona oranye. Kasus baru di Sulsel terus menurun dari sebelumnya rata-rata di atas 1.000, kini menjadi 200-an kasus.
Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto mengatakan, situasi ini memang menjadi harapan bagi pihak sekolah untuk segera melakukan pembelajaran tatap muka. Apalagi sejauh ini pihak sekolah di Makassar sudah melakukan berbagai persiapan.
Vaksinasi guru dan tenaga kependidikan, misalnya, sudah tuntas sejak jauh hari. Saat ini pun vaksinasi pelajar sedang gencar dilakukan. Di Makassar, cakupan vaksinasi dosis 1 sudah lebih dari 50 persen dari total target 1,1 juta penduduk.
”Kami sebenarnya sudah siap. Pihak sekolah umumnya sudah berbenah. Namun, tentu harus menunggu turun level lagi walaupun Makassar sudah berada di zona orange menuju kuning jika dilihat dari jumlah terkonfirmasi positif. Intinya, pembelajaran tatap muka ini tergantung level dan nasihat epidemiolog, serta kesepakatan Forkompinda,” kata Ramdhan, Selasa (7/9/2021) sore.
Terkait soal pembelajaran tatap muka, epidemiolog Universitas Hasanuddin sekaligus tim pakar Satgas Covid-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin, meminta semua pihak lebih bijak mengambil keputusan.
Intinya pembelajaran tatap muka ini tergantung level dan nasihat epidemiolog serta kesepakatan Forkompinda.
”Kan, PPKM level 4 itu level tertinggi. Jadi, jika masih berada di level itu, mesti disikapi dengan bijak. Meski tren terus menurun, masih ada parameter yang perlu dibenahi, misalnya kontak tracing masih rasio 1:4 dari standar 1:15. Lalu jumlah kasus yang di-tracing hanya 10 persen. Intinya, jangan sampai euforia. Putuskan dengan bijak, dengan mempertimbangkan segala syarat dan ketentuan,” katanya.