Presiden Targetkan 17 Bendungan Rampung Dibangun Tahun Ini
Sektor pertanian dan kesejahteraan petani menjadi perhatian pemerintah pusat. Sepanjang tahun 2021 akan ada 17 bendungan yang dioperasikan untuk mendukung produktivitas pertanian.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·3 menit baca
PONOROGO, KOMPAS — Pemerintah menargetkan dapat menyelesaikan pembangunan 17 bendungan sepanjang tahun 2021. Keberadaan bendungan di sejumlah daerah itu diharapkan bisa mendongkrak produktivitas pertanian.
Target penyelesaian pembangunan bendungan itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat meresmikan Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (15/9/2021). ”Pada tahun 2021, telah dan akan diselesaikan 17 bendungan. Artinya, nanti produktivitas di bidang pertanian akan ketambahan pasokan air. Diharapkan akan meningkatkan produktivitas petani kita,” ujarnya.
Hingga sembilan bulan pertama tahun 2021, Presiden sudah beberapa kali meresmikan bendungan secara langsung. Bendungan pertama yang diresmikan pada tahun ini adalah Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Jatim, Februari lalu.
Bendungan kedua yang diresmikan Presiden adalah Bendungan Tapin di Desa Pipitak, Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Berikutnya adalah Bendungan Napun Gette di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Presiden juga meresmikan secara langsung Bendungan Sindangheula di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, pada Maret. Selanjutnya, pada akhir Agustus, giliran Bendungan Kuningan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, diresmikan Presiden. Bendungan Way Sekampung di Lampung juga baru saja diresmikan oleh Presiden.
Selasa siang ini, giliran Bendungan Bendo di Dusun Bendo, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, yang diresmikan Presiden. Menurut rencana, pekan ini, Presiden akan meresmikan Bendungan Paselloreng di Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan.
Bendungan lainnya yang sudah dalam tahap penyelesaian pembangunan adalah Bendungan Karallloe di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Bendungan Ladongi di Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara dan Bendungan Bintang Bano di Nusa Tenggara Barat rencananya akan diresmikan Presiden pada Oktober nanti.
Kemudian pada November, Presiden dijadwalkan meresmikan bendungan kering (dry dam) Sukamahi dan Ciawi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek, Bendungan Gongseng di Bojonegoro, Bendungan Pidekso di Kabupaten Wonogiri, dan Bendungan Margatiga yang berada di Kabupaten Lampung Timur direncanakan diresmikan pada Desember.
”Saya berpesan agar bendungan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya,” ujar Presiden Jokowi.
Tingkatkan produktivitas
Bendungan Bendo dibangun dengan biaya Rp 1,1 triliun. ”Dengan disambungkan seluruh jaringan irigasi yang ada, masyarakat, terutama para petani, bisa meningkatkan produktivitas pertaniannya,” ujar Presiden.
Di tahun 2021, telah dan akan diselesaikan 17 bendungan. Artinya, nanti produktivitas di bidang pertanian akan ketambahan pasokan air. Diharapkan akan meningkatkan produktivitas petani kita. (Joko Widodo)
Bendungan Bendo memiliki kapasitas 43 juta meter kubik dengan luas genangan 170 hektar serta tinggi bendungan 74 meter. Bendungan Bendo akan menyediakan irigasi untuk 7.800 hektar sawah dan untuk pasokan air baku 370 liter per detik. Presiden Jokowi juga menyebut bahwa Bendungan Bendo akan berfungsi mengurangi banjir hingga 31 persen atau 117,4 meter kubik per detik.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, yang turut mendampingi Presiden dalam kunjungan kerja di Jatim, menjelaskan, air di Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo berasal dari Sungai Keang dan anak sungai dari Sungai Madiun. Kontrak pembangunan bendungan dimulai dari 2013 dan mulai dikerjakan pada 2015-2016 hingga selesai pada 2021.
”Total kapasitasnya 40 juta meter kubik, sekitar separuh dari Bendungan Way Sekampung. Berfungsi sebagai storage waduk, di bawahnya ada empat bendung, yaitu Bendung Nginden, Bendung Kori, Bendung Wilangan, dan Bendung Jati,” ujar Basuki ketika menjelaskan pembangunan Bendungan Bendo kepada Presiden.
Dengan kehadiran bendungan tersebut, petani bisa mengubah pola tanam. Petani bisa bertanam dari sebelumnya menggunakan pola padi-palawija-palawija menjadi padi-padi-palawija. Program padat karya dengan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di Nginden juga disebut oleh Basuki sudah berfungsi dengan baik.
”Bapak Bupati menginginkan bisa wisata karena di sana ada bukit itu, Pak. Sekarang ini baru 15 persen genangan, nanti kalau sudah penuh akan jadi lebih bagus,” kata Basuki.