Presiden Resmikan Bendungan Kuningan, Warga Terdampak Berharap Untung
Warga Desa Kawungsari yang terdampak pembangunan Bendungan Kuningan, Jawa Barat, berharap bisa memanfaatkan infrastruktur senilai setengah triliun rupiah itu. Bendungan itu siap beroperasi setelah diresmikan Presiden.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Kuningan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Selasa (31/8/2021). Warga Desa Kawungsari yang terdampak pembangunan bendungan berharap bisa memanfaatkan infrastruktur senilai setengah triliun rupiah itu.
”Bendungan Kuningan di Jawa Barat, yang telah dibangun selama tujuh tahun dengan biaya Rp 513 miliar, hari ini selesai dan siap difungsikan,” ujar Presiden Jokowi. Turut hadir Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, dan Bupati Kuningan Acep Purnama.
Bendungan berkapasitas 25,9 juta meter kubik ini mampu memasok air irigasi untuk sekitar 3.000 hektar di Kuningan dan Kabupaten Cirebon di Jabar serta Brebes di Jawa Tengah. Jika suplai air tersebut lancar, masa tanam petani dapat meningkat dari satu kali menjadi dua atau tiga kali setahun.
Bendungan dengan luas genangan 221,5 hektar ini juga dapat menyediakan air baku 0,3 meter kubik per detik serta menghasilkan listrik 0,5 megawatt (MW). Presiden meminta bendungan terhubung dengan jaringan irigasi primer, sekunder, hingga kuarter.
”Ini penting supaya bendungan betul-betul bermanfaat menyediakan air irigasi bagi petani,” ucapnya.
Apalagi, pembangunan bendungan berdampak pada warga. Terdapat enam desa dan dua kecamatan yang terimbas. Desa itu adalah Tanjungkerta, Simpayjaya, dan Cihanjaro di Kecamatan Karangkancana. Selain itu, ada juga Randusari, Sukarapih, dan Kawungsari di Kecamatan Cibeureum.
Dari sejumlah desa terdampak, hanya warga Kawungsari yang harus pindah seluruhnya atau bedol desa. Rumah warga hingga balai desa, yang berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Kuningan, itu digenangi air. Warga menerima ratusan juta hingga miliaran rupiah, tetapi harus meninggalkan tanahnya.
Warga direlokasi di Sukarapih yang berjarak sekitar 11 kilometer dari Kawungsari jika mengitari bendungan. Pemerintah menyiapkan area seluas hampir 10 hektar untuk warga. Terdapat 444 rumah bertipe 28 dengan luas tanah sekitar 75 meter persegi di sana.
Sebanyak 83 rumah di antaranya disiapkan untuk warga Randusari. Selebihnya, 361 unit dibangun untuk warga Kawungsari. Masjid, gedung serbaguna, dan kantor desa juga telah berdiri di sana. Di sekeliling perumahan masih berupa hutan.
Jangan sampai, kami yang dikorbankan, yang memanfaatkan masyarakat lain. (Kusto)
Kepala Desa Kawungsari Kusto mengatakan, hampir 90 persen dari 1.156 warga telah pindah ke tempat relokasi. Sejak Juni 2021, wilayah Kawungsari seluas 10 hektar mulai digenangi. bedol Ganti untung (lahan) masih ada tiga (bidang tanah) lagi proses. Untuk aset desa juga masih proses,” ungkapnya.
Kusto berharap, setelah peresmian, bendungan itu dapat dimanfaatkan warga. Selain irigasi, pihaknya juga mendorong pemerintah daerah mengutamakan warga terdampak untuk mengelola pariwisata di sekitar bendungan.
”Jangan sampai kami yang dikorbankan, yang memanfaatkan masyarakat lain,” katanya.