Harga Anjlok Dampak Panen Raya, ASN Brebes Borong Cabai Petani
Para ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Brebes, Jateng didorong untuk membeli cabai rawit dari petani yang saat ini harganya tengah anjlok. Upaya ini diharapkan mampu menstabilkan harga dan mengurangi kerugian petani
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Anjloknya harga cabai dampak panen raya di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, direspons pemerintah daerah setempat melalui gerakan ”ASN Beli Cabai”. Dengan gerakan tersebut, para aparatur sipil negara di Pemerintah Kabupaten Brebes didorong membeli cabai di atas harga pasaran.
Bupati Brebes Idza Priyanti mencetuskan gerakan ”ASN Beli Cabai” dengan mendorong ASN membeli cabai petani yang harganya di pasaran kini berkisar Rp 3.000-Rp 4.000 per kg, dibeli dengan harga Rp 8.000 per kg. Upaya itu diharapkan mampu menyerap sebagian hasil panen petani.
”Tindakan cepat dibutuhkan untuk membantu para petani Brebes agar tidak merugi karena harga cabai sedang anjlok. Saya memohon kawan-kawan ASN beli cabai petani untuk meningkatkan pendapatan para petani dan menstabilkan harga cabai,” ujar Idza, Senin (6/9/2021).
Sebulan terakhir, harga cabai rawit di tingkat petani di Brebes, Jawa Tengah terjun bebas dari Rp 12.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 3.000 per kg. Penurunan harga cabai rawit di Brebes bermula panen raya di sejumlah sentra cabai, seperti Kecamatan Ketanggungan, Larangan, Jatibarang, dan Bantarkawung pada akhir Juli.
Akibat melimpahnya hasil panen di pasaran, harga cabai rawit yang semula Rp 12.000 per kg terus menurun menjadi Rp 8.000 per kilogram. Memasuki pekan kedua Agustus, harga cabai kembali turun menjadi Rp 3.000-Rp 4.000 per kg.
Kondisi itu membuat para petani cabai merugi. Sebab, harga itu masih jauh di bawah ongkos produksi cabai rawit, yakni Rp 6.400 per kilogram. ”Kami berharap pemerintah bisa memberikan solusi supaya ke depan harga cabai semakin bagus, tidak seperti (harga) saat ini,” kata Abdullah (51) petani asal Desa Sindangjaya, Kecamatan Ketanggungan, Brebes, Senin (6/9)
Dalam program ASN Beli Cabai di Brebes, sebanyak 630 kilogram cabai rawit hijau dari sejumlah sentra cabai dibeli sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) serta puluhan ASN Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes, Senin. Setiap ASN masing-masing membeli sebanyak 5 kg. Menurut Idza, gerakan itu akan terus dilakukan hingga harga cabai kembali stabil.
”Di Brebes, ada sekitar 9.400 ASN. Jika setiap orang membeli masing-masing 5 kilogram, saya yakin harga cabai akan ikut terdongkrak,” imbuhnya.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes Yulia Hendrawati, di wilayahnya ada lebih kurang 59 hektar lahan tanam cabai. Setiap hektar kahan tanam mampu menghasilkan cabai hingga 9 ton per hari.
”Karena jumlah panen di sentra-sentra cabai ini sedang melimpah, harganya jadi anjlok. Namun, dengan adanya gerakan ASN Beli Cabai, psikologi pasar terpengaruh. Harga cabai di sejumlah pasar yang semula Rp 3.000-Rp 4.000 per kg mulai merangkak naik menjadi Rp 6.000 per kg,” kata Yulia.
Selain membantu petani dengan membeli hasil panen dengan harga layak, pihaknya akan mempersiapkan solusi jangka panjang, antara lain hilirisasi cabai. Melalui hilirisasi produk, para petani masih bisa mengolah cabai menjadi produk lain yang bernilai jual lebih tinggi saat harganya sedang murah.
Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pernah mendorong para ASN di wilayahnya untuk membeli produk petani lokal guna mengatasi anjloknya harga komoditas pertanian. Tak hanya para ASN di Jateng, Bank Indonesia juga diharapkan bisa ikut membantu mengatasi persoalan tersebut.
”Saya harap Bank Indonesia juga bisa membantu mengatasi persoalan ini. Bicara soal komoditas pertanian, banyak makelar yang mengambil untung terlalu banyak, ini yang harus diatasi,” kata Ganjar dalam keterangannya.