Penyebaran Covid-19 Menurun, Ganjil Genap di Kota Cirebon Dihentikan
Kebijakan ganjil genap kendaraan bermotor di Kota Cirebon, Jawa Barat, dihentikan sementara mulai Sabtu (4/8/2021). Sistem akan diberlakukan kembali jika kasus Covid-19 melonjak.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Penerapan aturan ganjil genap untuk kendaraan bermotor di Kota Cirebon, Jawa Barat, dihentikan sementara mulai Sabtu (4/9/2021). Kebijakan pembatasan mobilitas tersebut bakal diberlakukan kembali jika kasus Covid-19 merebak.
”Sistem ganjil genap istirahat dulu, tetapi tidak dihentikan. Sewaktu-waktu kalau kasus Covid-19 melonjak lagi, kami akan terapkan ganjil genap lagi sesuai peraturan Wali Kota Cirebon,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Cirebon Andi Armawan, Jumat (3/9/2021).
Kebijakan ganjil genap berlangsung sejak Senin (16/8/2021) untuk mengurangi mobilitas warga. Saat itu Kota Cirebon termasuk dalam daerah yang menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 atau risiko penyebaran Covid-19 tinggi.
Ganjil genap berlangsung setiap Senin hingga Sabtu pada pukul 07.00-17.00, kecuali hari Minggu dan libur. Aturan ini berlaku di sejumlah ruas protokol, seperti,= Jalan Siliwangi, Tuparev, Kartini, Cipto Mangunkusumo, Pasuketan, Pekiringan, dan Pemuda.
Kebijakan ini masih mengecualikan, di antaranya kendaraan pembawa penyandang difabel, ambulans, pemadam kebakaran, angkutan umum berpelat kuning, angkutan daring, dan pers. Kendaraan operasional dinas dan TNI/Polri serta bank juga dikecualikan.
Sekitar tiga pekan berjalan, sistem ganjil genap, lanjut Andi, efektif mengurangi pergerakan warga. ”Untuk roda dua, penurunannya 44 persen dan 33 persen untuk roda empat. Jadi, apa yang diharapkan sudah terselesaikan,” ungkapnya.
Pada 2020, jumlah kendaraan bermotor di kota seluas 37 kilometer persegi itu 172.777 unit. Sebanyak 130.618 di antaranya merupakan sepeda motor. Artinya, selama penerapan ganjil genap, kendaraan bisa menurun hingga separuh dari jumlahnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, kebijakan ganjil genap akan diberlakukan lagi jika kasus Covid-19 melonjak. Apalagi, kota seluas 37 kilometer persegi itu menjadi tujuan masyarakat di daerah sekitarnya.
Dua hari ini, alhamdulillah (kasus) penambahannya, baik yang terkonfirmasi maupun yang meninggal, tidak ada. (Agus Mulyadi)
Pada pagi hingga sore, jumlah penduduk di Cirebon bisa mencapai 2 juta orang. Padahal, total penduduk Kota Cirebon hanya sekitar 340.000 orang. Artinya, pergerakan warga lintas daerah mendominasi.
Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan, penanganan pandemi semakin membaik. Indikatornya, tingkatan PPKM di Kota Cirebon kini turun jadi level 3. ”Dua hari ini, alhamdulillah (kasus) penambahannya, baik yang terkonfirmasi maupun yang meninggal, tidak ada,” katanya.
Hingga kini, kasus positif Covid-19 di Kota Cirebon secara kumulatif 12.730 orang. Sebanyak 526 orang di antaranya meninggal, 12.128 orang sembuh, dan 76 pasien masih menjalani isolasi. ”Kami terus memonitor perkembangan kasus,” katanya.