Menjelang Pembelajaran Tatap Muka, Santri di Pantura Jateng Mulai Divaksinasi
Menjelang pemberlakuan pembelajaran tatap muka, sejumlah santri di kawasan pesisir pantura barat Jateng divaksin Covid-19. Upaya itu diharapkan mampu melindungi mereka dari gejala berat jika terpapar Covid-19.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 untuk santri mulai digelar di sejumlah pondok pesantren di kawasan pesisir pantai utara (pantura) Jawa Tengah. Upaya itu diharapkan bisa memperkuat imunitas para santri yang dalam waktu dekat memulai kembali pembelajaran tatap muka.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pekalongan Maksum, Jumat (3/9/2021), mengatakan, di Kota Pekalongan, vaksinasi santri dimulai di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Pekalongan, Kamis (2/9/2021). Santri yang berusia di atas 18 tahun divaksin menggunakan vaksin AstraZeneca.
Vaksinasi itu menyasar 446 santri dari sembilan pondok pesantren, antara lain, Pondok Pesantren Al-Quran Raudlotul Huffadh Almalikiyah Banyurip, Ponpes Modern Al-Quran Buaran, Ponpes Al-Quran Buaran, dan Ponpes Aal Falah Banyurip.
”Sesuai instruksi Pak Menteri Agama, seluruh santri dan pengasuh ponpes agar bisa tervaksin semua secara bertahap demi kebaikan serta keselamatan bagi semua,” ujar Maksum.
Selain yang sudah divaksin pada Kamis, Maksum menjelaskan, sebenarnya ada sejumlah santri yang sudah mengikuti vaksinasi di sekolahnya masing-masing atau di gerai-gerai vaksinasi yang ada Kota Pekalongan.
Di Kota Pekalongan, ada 36 pondok pesantren yang tersebar di empat kecamatan. Para santri di 27 pondok pesantren lain akan disuntik semua secara bertahap, sesuai dengan yang sudah diinstruksikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Setelah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat level 2, Kota Pekalongan mulai menggelar pembelajaran tatap muka terbatas di sejumlah sekolah. Kendati demikian, pembelajaran tatap muka belum dilakukan di pondok-pondok pesantren.
Menurut Maksum, pembelajaran tatap muka di pondok pesantren akan kembali digelar dalam waktu dekat. Saat ini, pihaknya sedang mematangkan persiapan. Vaksinasi disebut sebagai salah satu upaya melindungi para santri dan pengasuh pondok pesantren dari penularan Covid-19 saat pembelajaran tatap muka kembali dilakukan.
Ahmad Ridho Syakirin, santri, mengaku lega karena dirinya telah divaksin. Sebelumnya, ia sempat takut disuntik. Namun, vaksinasi yang ia jalani berjalan lancar. ”Awalnya saya takut disuntik, takutnya kalau sakit. Ternyata tidak sakit. Semoga dengan divaksin kita semua bisa sehat dan terhindar dari Covid-19,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin mengapresiasi antusiasme dan semangat para santri mengikuti vaksinasi. Salahudin berharap, para santri yang sudah divaksin bisa mengajak atau meyakinkan orangtua, keluarga, dan teman-temannya agar juga mau divaksin.
Kami berharap semuanya bisa segera divaksin karena program ini gratis, penting untuk melindungi masyarakat.
”Saya bersyukur karena para santri yang sudah divaksin memiliki pemahaman terkait pentingnya vaksinasi untuk menekan risiko munculnya gejala berat akibat paparan Covid-19. Kami berharap semuanya bisa segera divaksin karena program ini gratis, penting untuk melindungi masyarakat,” ujar Salahudin.
Salahudin pun mengingatkan supaya para santri tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat setelah divaksin. Hal itu perlu dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 di lingkungan pesantren.
Penularan Covid-19 pernah terjadi di Pondok Pesantren Syafi\'i Akrom Pekalongan pada pertengahan Juni lalu. Dalam kluster itu, ada 48 santri yang dinyatakan positif Covid-19. Penularan di pesantren itu diketahui setelah Satuan Tugas Covid-19 setempat melakukan tes antigen acak kepada sekitar 100 santri.
Saat didatangi petugas, pondok pesantren itu diketahui sedang menggelar pengajian dalam rangka perpisahan. Kegiatan yang diikuti ratusan santri itu disebut tidak mengantongi izin dan dinilai melanggar protokol kesehatan. Hal itu membuat petugas melakukan tes usap acak. Penularan di pondok pesantren itu bisa ditekan dengan cara mengisolasi 48 santri yang positif di tempat isolasi terpusat.
Hingga Jumat, sebanyak 85.073 orang sudah divaksin di Kota Pekalongan. Jumlah itu sekitar 35,68 persen dari total sasaran sekitar 243.000 orang.
Sementara itu, di wilayah lain di pantura Jateng, yakni Kota Tegal, vaksinasi santri juga dimulai pada Kamis. Vaksinasi santri dipusatkan di Pondok Pesantren Ihsaniyah. Dalam kegiatan itu, sebanyak 165 santri yang lolos penapisan divaksin menggunakan vaksin Sinovac.
”Target sasarannya 208 santri, tetapi yang lolos penapisan 165 orang. Rata-rata tidak lolos karena umurnya belum 12 tahun atau memiliki penyakit penyerta," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tegal Akhmad Farkhan.
Menurut Farkhan, di Kota Tegal ada 1.712 santri. Dari jumlah itu, sebanyak 393 santri bermukim di pesantren dan 1.319 santri pulang ke rumah masing-masing. Santri-santri yang pulang ke rumah disebut Farkhan sudah divaksin di puskesmas-puskesmas di lingkungan mereka atau di sekolah mereka.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sebanyak 164.462 orang di Kota Tegal sudah divaksin hingga Jumat. Jumlah itu sebesar 77,20 persen dari target. Vaksinasi di Kota Tegal ditargetkan rampung pada Oktober 2021.