Vaksinasi Covid-19 untuk Ibu Hamil Dipercepat di Sumut
Percepatan vaksinasi untuk ibu hamil terus didorong di Sumut untuk menekan angka kematian ibu karena Covid-19. Pada Januari-Juli 2021, kematian ibu hamil di Sumut 119 kematian dan 27 kasus di antaranya karena Covid-19.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Percepatan vaksinasi untuk ibu hamil di Sumatera Utara terus didorong untuk menekan angka kematian ibu hamil karena Covid-19. Pada Januari sampai Juli 2021, angka kematian ibu hamil di Sumut 119 kasus. Sebanyak 22,6 persen atau 27 kematian itu disebabkan Covid-19.
”Sebelumnya penyebab utama kematian ibu hamil hanya dua, yakni pendarahan dan hipertensi, tetapi saat ini ditambah lagi karena Covid-19. Karena itu, vaksinasi ini menjadi sangat penting,” kata Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (Pogi) Cabang Sumatera Utara Fauzie Sahil, di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara, Medan, Rabu (1/9/2021).
Dalam acara pencanangan vaksinasi ibu hamil itu, Fauzie mengatakan, angka kematian ibu hamil di Indonesia saat ini 305 orang per 100.000 kelahiran hidup. Indonesia pun menargetkan bisa menekan angka kematian itu hingga menjadi 183 kematian per 100.000 kelahiran pada 2024.
Namun, penurunan angka kematian ibu saat ini mendapat tantangan karena adanya pandemi Covid-19. ”Rasa-rasanya agak sulit dicapai dengan kondisi begini. Karena itu, kita adakan percepatan vaksinasi. Mudah-mudahan lebih dilindungi,” kata Fauzie.
Fauzie mengatakan, secara nasional, jumlah kematian ibu hamil dan melahirkan sejak Januari sampai Agustus 2021 sebesar 2.615 kasus. Sebanyak 1.179 kematian atau 45,1 persen di antaranya disebabkan Covid-19. Karena itu, daerah-daerah juga harus menekan angka kematian ibu karena Covid-19.
Fauzie mengatakan, ibu hamil menjadi kelompok rentan jika terinfeksi Covid-19 karena adanya kemungkinan perubahan metabolisme dalam tubuh. Ibu hamil kerap mengalami penyakit penyerta selama kehamilan khususnya hipertensi dan kadar gula darah tinggi. Hal ini menurunkan imunitas pada ibu hamil.
Berdasarkan sejumlah penelitian di Amerika Serikat, kata Fauzie, angka kejadian ibu hamil yang masuk unit perawatan intensif (ICU) karena Covid-19 tiga kali lipat lebih banyak dibanding ibu yang tidak hamil. Sementara, ibu hamil dengan Covid-19 yang mendapatkan pengobatan dengan ventilator sebanyak 2,7 kali lebih banyak dibanding ibu yang tidak hamil.
”Kematian ibu yang terinfeksi Covid-19 pun 1,7 kali lipat lebih banyak dibanding ibu tidak hamil,” ujar Fauzie.
Karena itu, vaksinasi ibu hamil dicanangkan di Sumut mulai awal September ini. Di Sumut, saat ini ada 137.963 ibu hamil. Namun, hanya 63.318 orang yang bisa divaksinasi. Sebagian besar yang tidak bisa divaksinasi karena tidak memenuhi syarat usia kehamilan, yakni 14-33 minggu.
Fauzie mengatakan, efek samping vaksinasi Covid-19 untuk wanita hamil tidak berbeda dengan yang tidak hamil. Sejumlah penelitian juga menunjukkan tidak ditemukan dampak buruk vaksinasi Covid-19 terhadap janin.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Sumut Aris Yudhariansyah mengatakan, ibu hamil adalah kelompok rentan dan berisiko tinggi apabila terinfeksi Covid-19. Karena itu, mereka kini terus menyosialisasikan agar ibu hamil yang memenuhi syarat melakukan vaksinasi. ”Vaksinasi bagi ibu hamil akan menurunkan kasus positif dan kematian karena Covid-19 pada ibu hamil,” katanya.
Aris pun mengingatkan agar ibu hamil harus tetap disiplin dengan sangat ketat pada protokol kesehatan. Di tengah pandemi, ibu hamil harus memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan minimal enam kali selama kehamilan, mempelajari buku kesehatan ibu dan anak, mengikuti kelas ibu hamil, dan hal lain yang dianjurkan tenaga kesehatan.
Kematian ibu yang terinfeksi Covid-19 pun 1,7 kali lipat lebih banyak dibandingkan ibu tidak hamil.
Tengku Mulyana (38), ibu hamil dari Medan, mengatakan, ia langsung setuju ketika ditawarkan oleh dokter kandungannya untuk vaksinasi Covid-19. ”Ini kehamilan saya yang ketiga. Kehamilan di masa pandemi itu jauh lebih sulit karena harus menjaga diri dari infeksi Covid-19,” katanya.
Selama masa kehamilan, kata Mulyana, ia sangat jarang keluar rumah dan bertemu orang. Ia pun hanya berbelanja dari pedagang keliling dan tidak berani ke pasar. Jika periksa ke rumah sakit pun pakai masker dua lapis.
”Saya sangat takut kalau sampai terpapar Covid-19. Mudah-mudahan vaksinasi Covid-19 ini bisa melindungi saya dan bayi saya dari Covid-19,” kata Mulyana.