Revitalisasi Lanjutan Terminal Tirtonadi Surakarta Rampung September
Kemenhub berupaya mempercepat penyelesaian revitalisasi lanjutan Terminal Tirtonadi di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Area tambahan berupa pusat perekonomian ditargetkan rampung September ini.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perhubungan menggenjot penyelesaian revitalisasi lanjutan Terminal Tirtonadi di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Infrastruktur transportasi tersebut akan dilengkapi area pusat bisnis yang diharapkan menggerakkan ekonomi warga. Ditargetkan kawasan tersebut bisa beroperasi September 2021.
”Lahan terminal ini besar sekali. Sekarang sudah terbangun dua lantai. Di tempat lain belum ada yang seperti ini. Semoga bermanfaat dan September ini bisa selesai (pengerjaannya),” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau revitalisasi Terminal Tirtonadi di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (28/8/2021).
Terminal Tirtonadi berdiri di lahan seluas 5 hektar. Terminal itu mulai direvitalisasi sejak 2007, saat Presiden Joko Widodo masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta. Revitalisasi dilakukan secara bertahap dengan metode tahun jamak. Prinsipnya, terminal itu akan dibangun kembali menjadi tempat yang jauh lebih bersih, aman, serta nyaman bagi penumpang.
Harian Kompas pada 30 Oktober 2016 mengulas tentang revitalisasi terminal tersebut dalam tulisan berjudul ”Terminal Bus Senyaman Bandara”. Saat ini, Terminal Tirtonadi dilengkapi fasilitas pendingin ruangan hingga ruang tunggu penumpang berbangku panjang lengkap dengan televisi layar datar. Disediakan pula monitor yang menunjukkan jadwal keberangkatan bus.
Revitalisasi tak berhenti dengan perbaikan fasilitas di dalam terminal. Terminal itu juga disambungkan dengan Stasiun Solo Balapan melalui jembatan penyeberangan layang (sky bridge). Jembatan itu setinggi 5 meter dengan lebar 3 meter. Adapun panjangnya sekitar 600 meter.
Jembatan itu sekaligus menghubungkan tiga moda transportasi, yakni bus, kereta api, dan pesawat.
Keberadaan jembatan itu, menurut Budi, menjadi keunikan Terminal Tirtonadi. Sebab, pengguna layanan transportasi umum semakin dimudahkan mengakses berbagai moda transportasi. Jembatan itu sekaligus menghubungkan tiga moda transportasi, yakni bus, kereta api, dan pesawat. Sebab, tersedia pula layanan berupa kereta bandara di Stasiun Solo Balapan.
”Sky bridge menghubungkan Stasiun Solo Balapan dan Bandara Adi Soemarmo. Jadi, terminal (yang terhubung dengan stasiun) ini akan menjadi superhub,” kata Budi.
Revitalisasi terminal tersebut dilanjutkan dengan penambahan area untuk pusat aktivitas perekonomian. Selanjutnya, terminal dibuat dua lantai. Lantai dua menjadi pusat bisnis dengan pembangunan function hall, sport center, dan pusat kuliner. Fasilitas pendukung berupa tangga berjalan ditambahkan demi mempermudah pengunjung. Pembangunannya dimulai sejak 2020 dan diharapkan selesai September tahun ini.
Budi berharap fasilitas tambahan itu bisa dimanfaatkan dengan baik oleh warga setempat. Ia sangat senang jika kelak terminal tersebut bisa menjadi pusat aktivitas masyarakat karena kelengkapan fasilitasnya.
”Diharapkan konsep pengembangan ini nantinya bisa dicontoh juga terminal-terminal lain. Kami tadi juga berdiskusi, misalnya Pak Wali Kota (Gibran Rakabuming Raka) punya ide untuk bikin acara semacam fair, itu juga silakan,” kata Budi.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengapresiasi berbagai pengembangan di Terminal Tirtonadi. Fasilitas-fasilitas yang baru ditambahkan, menurut dia, bisa menjadi salah satu motor penggerak ekonomi daerah. Ia mengakui, pandemi Covid-19 menghambat kegiatan-kegiatan yang mampu menggeliatkan perekonomian masyarakat.
”Tempat ini bisa menjadi pemicu percepatan ekonomi. Tetapi, persoalannya, tempat-tempat seperti ini mau tidak mau harus mendatangkan crowd (keramaian). Maka, diharapkan pandemi cepat selesai sehingga warga bisa kembali beraktivitas normal,” kata Gibran.