Pemalang Gencarkan Vaksinasi Pelajar Termasuk Lewat Gerai Keliling
Capaian vaksinasi pelajar di Kabupaten Pemalang, Jateng, masih rendah. Polisi menyelenggarakan program Gerai Vaksinasi Keliling ke sejumlah sekolah untuk mendongkrak capaian vaksinasi di wilayah tersebut.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
PEMALANG, KOMPAS — Capaian vaksinasi pelajar di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, dinilai masih rendah, yakni 19,35 persen dari target sasaran. Sejumlah pihak, termasuk kepolisian, terus berupaya meningkatkan vaksinasi pelajar dengan menggencarkan program Gerai Vaksinasi Keliling ke sekolah-sekolah.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang, sebanyak 27.344 pelajar berusia 12 tahun ke atas di Pemalang telah divaksin, hingga Jumat (27/8/2021). Jumlah itu sekitar 19,35 persen dari target sasaran sebanyak 141.299 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Pemalang Sholahudin menyebut, masih rendahnya capaian vaksinasi akibat keterbatasan suplai vaksin jenis Sinovac. Vaksin tersebut merupakan vaksin yang direkomendasikan bagi anak-anak. Menurut dia, vaksinasi pelajar bahkan sempat dihentikan lantaran stok vaksin Sinovac kosong.
Untuk mendongkrak capaian vaksinasi pelajar, Kepolisian Resor Pemalang mengadakan program gerai vaksinasi keliling. Melalui program tersebut, polisi dan tim vaksinator gabungan mendatangi sekolah-sekolah untuk menyuntikkan vaksin Sinovac kepada pelajar. Pada Jumat siang, misalnya, Gerai Vaksinasi Keliling mendatangi SMP Negeri 1 Ampelgading.
Di SMP Negeri 1 Ampelgading, sebanyak 534 siswa divaksin dosis kedua. Mereka adalah siswa yang telah mendapatkan suntikan vaksin dosis pertama, berusia 12 tahun ke atas, tidak memiliki penyakit penyerta, dan dinyatakan layak melalui proses penapisan.
”Selain menggenjot capaian vaksinasi, kami juga berharap imunitas para pelajar yang telah divaksin meningkat. Dengan demikian, ketika nanti tiba waktunya pembelajaran tatap muka, semuanya sudah siap,” kata Kepala Bagian Sumber Daya Manusia Polres Pemalang Komisaris Pranata.
Menurut Pranata, program tersebut sudah dijalankan sejak pertengahan Juli 2021. Pranata menyebut, belasan ribu siswa SMP dan SMA yang tersebar di 14 kecamatan telah divaksin melalui program tersebut.
Kepala SMP Negeri 1 Ampelgading Khozilah mengatakan, vaksinasi yang diselenggarakan Polres Pemalang memudahkan siswanya mengakses vaksin. Melalui vaksinasi tersebut, ia berharap para pelajar, guru, dan tenaga pendidik bisa terlindung dari dampak buruk saat terpapar Covid-19.
”Dengan vaksinasi, kekhawatiran siswa, guru, dan tenaga pendidik akan dampak buruk paparan Covid-19 bisa dikurangi. Dengan demikian, pembelajaran tatap muka yang sudah sejak lama diinginkan para siswa bisa segera terwujud,” ujar Khozilah.
Khozilah mengatakan, pihaknya sudah mengajukan permohonan izin penyelenggaraan pembelajaran tatap muka. Dalam permohohan izin tersebut, Khozilah juga menginformasikan bahwa 90 persen pelajar, guru, dan tenaga pendidik di sekolahnya telah divaksin dosis kedua.
Hingga Jumat malam, pihaknya masih menunggu hasil verifikasi tim Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemalang. Jika permohonan diterima, sekolah tersebut bisa menggelar pembelajaran tatap muka mulai pekan depan.
Fiki Habib Setiawan (14), salah satu pelajar SMP Negeri 1 Ampelgading, merasa senang karena telah divaksin. Ia berharap dirinya dan teman-temannya bisa segera kembali belajar di sekolah seusai divaksin. ”Semoga setelah divaksin semuanya bisa sehat dan bisa kembali masuk sekolah. Saya sudah bosan belajar daring. Tidak bisa bertemu guru dan teman-teman,” tuturnya.
Bukan syarat
Dihubungi secara terpisah, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemalang Ani Khasanah mengatakan, vaksinasi pelajar belum menjadi syarat penyelenggaraan pembelajaran tatap muka. Hal ini karena belum semua pelajar di Pemalang mampu mengakses vaksin.
”Kami belum mewajibkan sekolah-sekolah yang akan menggelar pembelajaran tatap muka memvaksin seluruh siswanya. Sebab, sejauh yang kami tahu, masih ada sejumlah sekolah yang kesulitan mengakses vaksin bagi siswanya lantaran masih terbatasnya jumlah vaksin,” tutur Ani.
Menurut Ani, syarat utama pembelajaran tatap muka adalah penerapan protokol kesehatan yang ketat. Pihak sekolah juga diminta menyiapkan sarana penunjang protokol kesehatan yang memadai. Dengan begitu, potensi terjadinya kluster penularan Covid-19 di sekolah bisa ditekan.
Hingga Jumat, ada 79 sekolah di tingkat SD dan SMP yang mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka terbatas. Mulai pekan depan, ada 104 sekolah lain yang akan diberi izin menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Sekolah-sekolah tersebut sudah diuji dan dinyatakan layak menggelar sekolah tatap muka oleh tim dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemalang.