Pasokan Terbatas, Vaksinasi di Kabupaten Cirebon Tuntas Agustus 2023
Minimnya pasokan vaksin menyebabkan cakupan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, masih rendah. Vaksinasi pun diprediksi tuntas dua tahun lagi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Cakupan vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, masih rendah. Minimnya pasokan vaksin menjadi kendala imunisasi. Target kekebalan kelompok untuk melindungi penduduk Cirebon pun diprediksi baru bisa tercapai pada Agustus 2023.
Hingga Jumat (27/8/2021) siang, cakupan vaksinasi di Cirebon baru 415.626 orang atau 23,3 persen dari sasaran sekitar 1,7 juta warga. Dari jumlah itu, vaksinasi dosis kedua terhadap warga lanjut usia termasuk rendah, yakni 4,9 persen dari target 154.777 orang.
Kelompok masyarakat umum yang sudah mendapatkan vaksin dosis kedua juga hanya berkisar 2,9 persen dari target 1,2 juta warga. Begitu pula dengan cakupan vaksinasi dosis kedua untuk remaja, yakni 1,08 persen dari sasaran 214.150 orang.
Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon rata-rata menyuntikkan vaksin sekitar 2.450 dosis per hari. ”Dengan kecepatan seperti ini, kita akan selesai (vaksinasi) 2 Agustus 2023,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Sartono.
Lambannya capaian vaksinasi tersebut karena pasokan vaksin minim. ”Target (vaksinasi) kami sehari minimal 17.950 dosis per hari. Artinya, kebutuhan kami 1.795 vial per hari. Namun, vaksin kurang. Misalnya, sepekan lalu kami hanya dapat 650 vial,” ujarnya.
Jumlah tersebut hanya sepertiga dari kebutuhan vaksinasi per hari. ”Jadi, tidak mungkin capaian (menuntaskan vaksinasi) hingga akhir tahun (2021) kalau percepatan dropping-nya (penyaluran vaksin) sama seperti itu,” tambah Sartono.
Kita selalu bicara akselerasi vaksinasi, tetapi tidak ada akselerasi dropping vaksin.
Padahal, semakin cepat sasaran vaksinasi tercapai, kekebalan kelompok dapat segera terwujud. Vaksinasi menjadi salah satu strategi pemerintah melindungi warga dari penularan Covid-19. Upaya lainnya adalah menegakkan protokol kesehatan dan surveilans.
Sartono juga memastikan, sumber daya tenaga kesehatan mampu mempercepat vaksinasi selama vaksin tersedia. Bahkan, sejumlah puskesmas, lanjutnya, mampu menyuntikkan hingga 1.200 dosis per hari. Sebelumnya, hanya ratusan dosis.
Pemerintah Provinsi Jabar diharapkan memasok vaksin sesuai kebutuhan daerah. ”Kita selalu bicara akselerasi vaksinasi, tetapi tidak ada akselerasi dropping vaksin. Angka kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin juga tidak seperti tiga sampai enam bulan lalu,” katanya.
Bahkan, pihaknya kerap menerima permintaan vaksinasi oleh komunitas dan instansi. ”Hampir tiap hari kami menerima permohonan itu. Masalahnya, kami tidak bisa menjawab karena harus didata dulu, lalu diminta ke Pemprov Jabar,” ungkap Sartono.
Sartono mengakui, kekurangan vaksin selama ini ditutupi oleh Polri dan TNI yang memiliki stok lebih banyak. Pada Selasa (24/8/2021), misalnya, Kepolisian Daerah Jabar menggelar vaksinasi untuk 4.000 orang di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin.
Sebelumnya, Kepala Polda Jabar Inspektur Jenderal Ahmad Dofiri mengakui pasokan vaksinasi sempat terhambat. ”Namun, bulan September ketersediaannya banyak. Kalau kemarin 70 juta dosis disuntikkan untuk waktu enam bulan, nanti September 70 juta vaksin disuntikkan dalam satu bulan,” ungkapnya.