KA Bandara Internasional Yogyakarta Diresmikan, Perjalanan Hanya 40 Menit
Pemerintah meresmikan kereta api langsung menuju Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo. Dengan KA tersebut, waktu perjalanan dari Kota Yogyakarta ke Bandara Internasional Yogyakarta hanya 40 menit.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pemerintah meresmikan layanan kereta api langsung menuju Bandara Internasional Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan kereta api tersebut, durasi perjalanan dari Kota Yogyakarta ke Bandara Internasional Yogyakarta dan sebaliknya bisa dipangkas dari 1,5 jam menjadi 40 menit.
Pada Jumat (27/8/2021), pemerintah melakukan soft launching Kereta Api Bandara Internasional Yogyakarta. Acara tersebut dihadiri Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo, serta Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X.
Acara soft launching itu digelar di Bandara Internasional Yogyakarta di Kecamatan Temon, Kulon Progo, pada Jumat sore. Setelah acara di Bandara Internasional Yogyakarta selesai, Luhut bersama para pejabat lainnya menaiki KA Bandara menuju Stasiun Yogyakarta, Kota Yogyakarta.
Luhut menyatakan, perjalanan dengan KA Bandara dari Bandara Internasional Yogyakarta ke Stasiun Yogyakarta hanya butuh waktu sekitar 40 menit. Dia menyebut, perjalanan dengan kereta api tersebut sangat nyaman. ”Perjalanan 40 menit, sangat nyaman, pemandangan bagus, dan kereta apinya juga bagus,” kata Luhut saat memberi keterangan pers di Stasiun Yogyakarta, Jumat sore.
Layanan kereta api ke Bandara Internasional Yogyakarta itu bisa dioperasikan setelah pemerintah membangun jalur kereta api dari Stasiun Kedundang, Kulon Progo, menuju Bandara Internasional Yogyakarta sepanjang 5,4 kilometer (km). Sementara itu, jalur kereta api dari Stasiun Yogyakarta ke Stasiun Kedundang menggunakan rel yang sudah ada sebelumnya.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jalur kereta api sepanjang 5,4 km itu terdiri dari jalur at grade atau di permukaan tanah sepanjang 300 meter dan konstruksi jalur ganda layang sepanjang 5,1 km serta 16 unit konstruksi jembatan. PT Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara Internasional Yogyakarta juga membangun stasiun kereta api di bandara itu, sementara PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyediakan fasilitas pendukung stasiun.
Luhut memaparkan, total anggaran pembangunan infrastruktur perkeretaapian ke Bandara Internasional Yogyakarta mencapai Rp 1,1 triliun. Studi kelayakan pembangunan jalur kereta api itu telah dilakukan pada 2015, sedangkan pembangunan konstruksi dimulai 2019. ”Kehadiran kereta api ini menurut saya suatu hal yang sangat menggembirakan,” katanya.
Luhut menambahkan, keberadaan KA Bandara itu akan menambah layanan transportasi umum menuju Bandara Internasional Yogyakarta. Sebelumnya, pemerintah lebih dulu mengoperasikan layanan bus dan taksi untuk melayani penumpang yang menuju ke Bandara Internasional Yogyakarta.
Jika menggunakan bus atau mobil, perjalanan dari Kota Yogyakarta ke Bandara Internasional Yogyakarta yang berjarak sekitar 40 km membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam. ”Memang disadari, membangun infrastruktur perkeretaapian butuh investasi tinggi, tapi dengan begini, kita bisa memotong waktu dari 1,5 jam menjadi 40 menit. Tentu saya kira ini sangat bagus,” ujar Luhut.
Sebelum adanya KA Bandara yang langsung menuju Bandara Internasional Yogyakarta, pemerintah lebih dulu mengoperasikan kereta api dari Stasiun Yogyakarta ke Stasiun Wojo di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, dengan waktu tempuh sekitar satu jam. Dari Stasiun Wojo, masyarakat bisa melanjutkan perjalanan ke Bandara Internasional Yogyakarta menggunakan minibus milik Damri dengan waktu tempuh 10 menit.
Namun, dengan adanya KA Bandara ini, nantinya masyarakat bisa langsung sampai ke Bandara Internasional Yogyakarta tanpa harus berganti moda transportasi. Oleh karena itu, kehadiran KA Bandara diharapkan bisa mempermudah perjalanan calon penumpang menuju Bandara Internasional Yogyakarta.
Luhut menambahkan, berdasarkan pembicaraan Budi Karya Sumadi dengan Sultan HB X, muncul usulan untuk membuat stasiun tambahan yang menjadi tempat pemberhentian KA Bandara itu. Stasiun tambahan itu berada di antara Stasiun Yogyakarta dan Bandara Internasional Yogyakarta.
Berdasarkan pembicaraan awal, stasiun tambahan itu kemungkinan berlokasi di kawasan Sedayu, Kabupaten Bantul. ”Pak Sultan disarankan Pak Menteri Perhubungan agar ada stasiun (tambahan) antara airport (bandara) dengan sini (Stasiun Yogyakarta), mungkin di Sedayu. Nanti mungkin akan ada penumpang di sana yang naik ataupun turun,” kata Luhut.
Berdasarkan pembicaraan awal, stasiun tambahan itu kemungkinan berlokasi di kawasan Sedayu, Kabupaten Bantul. (Luhut Binsar Pandjaitan)
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan, KA Bandara Internasional Yogyakarta itu masih beroperasi secara terbatas. Saat ini, pemerintah masih melakukan sosialisasi terkait layanan kereta api tersebut. Nantinya, frekuensi perjalanan kereta api akan menyesuaikan jumlah penerbangan di Bandara Internasional Yogyakarta.
”Ini masih masa sosialisasi. Jumlah perjalanan kereta api juga disesuaikan dengan penerbangan. Semakin banyak penerbangan, jumlah perjalanan kereta juga semakin ditingkatkan,” ungkap Zulfikri.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 6 Yogyakarta Supriyanto mengatakan, saat ini, KA Bandara Internasional Yogyakarta belum melayani penumpang umum. Hal ini karena kereta api tersebut masih harus menjalani uji coba perjalanan terlebih dulu. ”Masih akan uji coba perjalanan. Kalau sudah mulai melayani penumpang, akan diumumkan lebih lanjut,” ujar dia.
Berdasarkan keterangan tertulis dari Kemenhub, KA Bandara Internasional Yogyakarta direncanakan beroperasi secara komersial mulai September 2021. Pada saat awal operasional kereta api, akan diberlakukan tarif promo sebesar Rp 20.000. Tarif itu telah mendapat subsidi dari pemerintah melalui skema public service obligation (PSO) atau kewajiban pelayanan publik.