Pemkot Palu Pastikan Anak Yatim Piatu akibat Covid-19 Didampingi
Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, memastikan akan memenuhi hak-hak anak yatim piatu yang orangtuanya meninggal karena Covid-19.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, masih mengumpulkan data dari sejumlah pihak untuk mengetahui jumlah anak yang menjadi yatim piatu karena orangtuanya meninggal akibat Covid-19. Dipastikan anak-anak tersebut didampingi dan dipenuhi hak-haknya hingga mereka mandiri.
Kepala Dinas Sosial Kota Palu Romi Sandi Agung mengatakan, pihaknya telah mengirim surat ke dinas kesehatan untuk meminta data terkait dengan orangtua yang meninggal karena Covid-19. ”Kami belum mendapatkan datanya, ini masih berjalan. Kami juga berkoordinasi dengan para aktivis yang bergerak di bidang perlindungan anak untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyak terkait pendataan ini,” ujarnya di Palu, Selasa (24/8/2021).
Ia memastikan, pemerintah akan memperhatikan anak-anak yatim piatu tersebut dengan berbagai bentuk dampingan dan pemenuhan hak-hak, termasuk pendidikan. Skemanya mulai dari intervensi sementara dengan tinggal di wisma dinas dan didampingi di lembaga kesejahteraan anak.
Skema lainnya adalah mencari calon orangtua asuh untuk mereka. ”Intinya, negara menjamin kehidupan mereka sampai mereka mandiri atau dewasa,” ujar Romi.
Berdasarkan data Pusat Data dan Informasi Bencana Sekretariat Daerah Provinsi Sulteng per Senin (24/8/2021), jumlah kematian di Palu akibat Covid-19 sebanyak 187 kasus atau 2,33 persen dari total 8.042 kasus infeksi Covid-19. Selama ini, data yang disajikan memang tak menyebutkan secara rinci posisi seseorang dalam keluarga dari orang yang meninggal.
Namun, berdasarkan informasi yang masih dihimpun secara sporadis, termasuk oleh Lingkar Belajar untuk Perempuan (Libu Perempuan), ada cukup banyak anak menjadi yatim piatu karena orangtuanya meninggal akibat Covid-19. Libu Perempuan adalah lembaga swadaya masyarakat di Sulteng.
”Kami menerima informasi, ada lima anak yang ibunya meninggal karena Covid-19, sebelumnya ayah mereka meninggal karena tsunami pada 28 September 2018. Kami masih mengumpulkan data di tingkat kelurahan untuk nantinya dibicarakan dengan para pihak,” kata Direktur Libu Perempuan Sulteng Dewi Rana.
Libu Perempuan untuk saat ini memberikan bantuan atau respons darurat berupa kebutuhan untuk kelima anak tersebut. Mereka saat ini tinggal bersama pihak keluarga dari ibunya.
Ia berharap intervensi yang akan diberikan kepada anak-anak yatim piatu tersebut komprehensif, mulai dari pendampingan psikologis, ekonomi, hingga pendidikan. Banyak dinas yang bisa dikerahkan untuk upaya tersebut, antara lain dinas sosial, dinas pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan anak, serta dinas pendidikan dan kebudayaan.
”Anak-anak ini perlu dibantu dan negara wajib beri perhatian. Karena, kalau tidak, masalahnya akan bertambah pelik, tumbuh dan kembang anak tak sesuai yang diharapkan,” ujar Dewi.
Wali Kota Palu Hadianto Rasyid pada Senin (23/8/2021) memastikan akan memperhatikan anak-anak yatim piatu tersebut. Untuk itu, data terkait jumlah mereka harus lengkap karena terkait dengan alokasi anggaran. Ia juga menyebutkan akan ada peraturan dari pemerintah pusat yang menjadi dasar hukum untuk alokasi anggaran tersebut.