Kasus Covid-19 di Kendari Melandai, Rasio Positif Masih Tinggi
Selama dua pekan terakhir, kasus Covid-19 di Kendari turun. Namun, dengan rasio positif yang masih tinggi, pemerintah dituntut tetap menerapkan protokol kesehatan ketat dan melakukan penelusuran kasus secara masif.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Jumlah kasus Covid-19 di Kendari menurun jauh selama dua pekan terakhir. Kasus aktif tersisa 381 orang dari semula 1.009 kasus pada awal Agustus. Meski demikian, pemerintah diharap tidak lengah karena rasio positif (positive rate) masih 17,95 persen, di atas angka rata-rata nasional.
Hingga Senin (23/8/2021), jumlah kasus aktif Covid-19 sebanyak 381 orang dari total 7.522 kasus kumulatif. Kasus harian bertambah 23 orang dengan kasus sembuh 12 orang dalam sehari.
Jumlah kasus aktif ini menurun jauh jika dibanding Selasa (4/8/2021) yang mencapai 1.009 kasus. Saat itu, jumlah kasus harian bertambah puluhan hingga ratusan. Kasus meninggal juga terus terjadi dengan rata-rata satu kasus dalam sehari.
Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum, di Kendari, Senin (23/8/2021), menyampaikan, selama dua pekan terakhir, jumlah kasus Covid-19 mulai menunjukkan penurunan. Dari puluhan hingga ratusan kasus dalam sehari, saat ini tercatat hanya belasan kasus baru.
”Penyebabnya ada dua, bisa karena program PPKM yang telah lama berlangsung sehingga membuat mobilitas tidak begitu besar atau karena masyarakat semakin sadar. Sebab, kasus Covid-19 menyentuh semua lapisan dan tidak mengenal sekat,” katanya.
Secara sebaran wilayah, kata Rahminingrum, sejumlah daerah yang awalnya merupakan zona merah telah beralih menjadi zona kuning, bahkan zona hijau. Saat ini, hanya tercatat satu kelurahan yang masih dalam kategori zona merah dari total 67 kelurahan di Kendari.
Meski kasus turun, ia menambahkan, operasi yustisi terus dilakukan setiap hari. Petugas gabungan terus berpatroli dan menindak warga yang kedapatan tidak menjalankan protokol kesehatan yang disyaratkan.
”Kami juga terus melakukan upaya penelusuran kasus, tetapi secara akumulatif tentu turun dari sebelumnya. Bukan karena diturunkan, tetapi karena kasus turun, kontak erat juga pasti sedikit. Hanya saja, jumlahnya belum sebanyak yang disyaratkan pemerintah pusat,” tambahnya.
Saat ini rasio positif di Kendari berada di angka 17,95 persen atau turun dibanding awal Agustus yang mencapai 35 persen. Namun, ini masih lebih tinggi dibanding rata-rata nasional yang berada di angka 14,6 persen. Meski demikian, jumlah penelusuran kasus juga masih jauh dari target sebanyak 5.892 tes dalam sepekan.
Tidak hanya itu, upaya penegakan protokol kesehatan juga belum maksimal di lapangan. Tidak adanya pembatasan di pintu masuk kota membuat masyarakat bebas datang dan pergi tanpa pengawasan.
”Sejak awal kami sudah menekankan, kunci menghadapi pandemi adalah menegakkan protokol kesehatan, melakukan penelusuran masif, dan terakhir vaksinasi. Semua ini harus berjalan seiring,” kata epidemiolog Universitas Halu Oleo, Ramadhan Tosepu.
Menurunnya jumlah kasus saat ini, ia melanjutkan, bisa saja terjadi karena orang yang dites sedikit dan metode tes mengandalkan antigen, bukan dengan tes PCR. Akibatnya, kasus aktif di masyarakat tidak terdata maksimal dan penurunan jumlah kasus hanya bersifat semu.
Oleh karena itu, ia melanjutkan, pemerintah dituntut tidak lengah dan terus menerapkan protokol kesehatan ketat di masyarakat. Tes yang masif, seiring vaksinasi yang terus dilakukan, menjadi jembatan untuk menghalau virus terus menyebar di masyarakat.