Tunjang Teman Bus, Pete-pete Makassar Segera Dibenahi
Makassar yang menghadapi persoalan kemacetan sudah saatnya dilayani angkutan massal. Program Teman Bus yang merupakan program Kementerian Perhubungan diharaokan jadi solusi.
Oleh
RENY SRI AYU
·4 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Layanan Transportasi Ekonomis, Mudah, Aman, Nyaman (Teman) Bus segera masuk di Kota Makassar. Program transportasi berbasis by the service (BTS) ini diharapkan menjadi jawaban atas persoalan transportasi di Makassar dan bisa mengubah kebiasaan menggunakan kendaraan pribadi menjadi angkutan massal.
Terkait dengan rencana ini, Pemerintah Kota Makassar menyatakan siap menerima program ini dan akan melakukan sejumlah hal yang akan mendukung keberadaan Teman Bus.
Untuk mendukung program transportasi massal ini, tahap awal tentu harus mengatur manajemen lalu lintas dengan mengubah sejumlah jalur. Langkah lain menyiapkan feeder, dalam hal ini memanfaatkan angkutan lokal pete-pete, termasuk pembenahan pete-pete.
”Saya berharap saat program ini masuk, fasilitas penunjang sudah siap hingga nantinya tak akan jadi program gagal sebagaimana sebelumnya, program BRT,” kata Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto, Sabtu (21/8/2021).
Sebelumnya rencana masuknya program Teman Bus ini dibahas dalam Seminar Program Teman Bus untuk Konektivitas Kawasan Perkotaan di Makassar, Jumat (20/8/2021). Hadir sebagai pembicara, antara lain, Dirjen Perhuhungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi, Direktur Angkutan Jalan Kemenhub Ahmad Yani, Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto, dan pakar transportasi Djoko Setijowarno.
Program Teman Bus adalah layanan transportasi berbasis BTS dari Kementerian Perhuhungan. Fasilitas bus hingga pembangunan koridor serta halte didanai dari Kemenhub. Namun, fasilitas penunjang, termasuk feeder, diharapkan berasal dari pemerintah setempat.
Pengguna jasa bus ini nantinya bisa menggunakan aplikasi untuk melihat ketersediaan bus dan jadwal keberangkatan serta memudahkan pengguna memilih halte terdekat. Bus dirancang agar ekonomis, nyaman, serta aman. Bus memiliki koridor sepanjang 30-40 kilometer bolak-balik dengan waktu tunggu antara satu bus dan bus lain sekitar 10-15 menit.
Ramdhan Pomanto mengatakan, selama ini angkutan jalan dalam kota yang menghubungkan wilayah utara dan salatan nyaris tanpa hambatan dan memiliki kontinuitas. Berbeda dengan wilayah barat dan timur.
Saya berharap saat program ini masuk, fasilitas penunjang sudah siap hingga nantinya tak akan jadi program gagal sebagaimana sebelumnya program BRT.
Selama ini, menurut Ramdhan Pomanto, wilayah utara-selatan umumnya jadi jalur buruh ke kawasan industri. Adapun barat-timur adalah jalur permukiman ke tempat kerja. Di wilayah barat-timur saja pada enam tahun lalu, jumlah pengendara atau orang yang lewat mencapai 650 orang per hari. Sekarang sudah mencapai 1 juta yang bolak-balik. Tentu kami berharap keberadaan Teman Bus bisa jadi jawaban.
Untuk menunjang Teman Bus, Ramdhan menyatakan akan memanfaatkan pete-pete sebagai feeder. Karena bus yang digunakan dalam program Teman Bus umumnya bus listrik, Ramdhan berencana menggunakan pete-pete listrik sebagai feeder. Ramdhan juga akan membenahi faktor tarikan dan bangkitan transportasi untuk lebih memaksimalkan peran Teman Bus.
Soal ini, pemkot berencana melakukan perubahan pete-pete dengan mengganti mesin menggunakan mesin listrik. Saat ini masih ada sekitar 2.000 pete-pete yang beroperasi dari sebelumnya 6.000-an. Kehadiran pete-pete kian terdesak seiring maraknya penggunaan transportasi daring beberapa tahun terakhir.
Lima kota
Saat berbicara pada Seminar Teman Bus, Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan, setelah lima kota sebelumnya, yakni Solo, Bali, Palembang, Medan, dan Yogyakarta, tahun ini Teman Bus direncanakan hadir di 10 kota lain. Ke-10 kota ini di antaranya Makassar, Bandung, Surabaya, Banyumas, dan Banjarmasin. Makassar akan menjadi percontohan di kawasan timur Indonesia.
”Setidaknya ada 87 bus yang akan jadi kendaraan layanan BTS di Makassar. Ini meliputi empat rute dengan 261 titik halte dan perhentian bus. Empat rute layanan BTS di Makassar ialah Terminal Mallengkeri-Unhas, Mall Panakkukang-Bandara Sultan Hasanuddin, Kampus 2 PNUP-Kampus 2 PIP, dan Pelabuhan Soekarno Hatta-UIN Samata,” katanya.
Budi berharap dengan pengoperasian Teman Bus nantinya, kebisaan menggunakan kendaraan pribadi bisa ditekan dan beralih ke angkutan massal. Untuk menunjang hal ini, selain kenyamanan, peran pengemudi jadi penting. Agar tak terjadi rebutan penumpang dan tertib dengan waktu tunggu, pengemudi akan digaji bulanan, ada atau tak ada penumpang.
Pakar transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, salah satai kunci keberhasilan program angkutan massal perkotaan adalah konsisten dengan waktu tunggu dan pada ketersediaan feeder. Dalam hal ini feeder memiliki peran dalam integrasi moda transportasi.
”Untuk Makassar sebenarnya bisa masuk ke wilayah aglomerasi dengan melibatkan pemprov. Ini seperti yang dilakukan Pemprov Jawa Tengah yang punya trans-Jateng dan melayani wilayah aglomerasi. Dananya dari APBD. Untuk Makassar, halte juga bisa dibuat rendah atau pakai bus stop saja. Untuk rute juga bisa dibuat kontra flow agar bisa lebih efisien hingga menarik pengguna,” kata Djoko.