Banjir di Batubara Meluas, 5.806 Keluarga dan 4.778 Hektar Kebun Terdampak
Hujan lebat membuat daerah di pantai timur Sumut banjir. Di Batubara, banjir merendam sedikitnya 5.806 rumah dan 4.778,5 hektar kebun. Di Asahan, 1.209 keluarga terdampak banjir. Tidak ada korban jiwa dalam banjir itu.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
BATUBARA, KOMPAS — Hujan lebat dalam sepekan terakhir memicu banjir di sejumlah daerah di pantai timur Sumatera Utara, yakni di Kabupaten Batubara, Asahan, dan Labuhan Batu. Daerah-daerah di Sumut diminta meningkatkan kesiapsiagaan karena diperkirakan hujan lebat masih akan terjadi selama beberapa hari.
Banjir semakin meluas di Kabupaten Batubara. Hingga Jumat (20/8/2021), banjir dengan tinggi muka air 30-50 sentimeter merendam sedikitnya 5.806 rumah di 31 desa. Selain itu, banjir juga merendam 4.778,5 hektar perkebunan warga sehingga sangat berdampak pada perekonomian warga.
”Hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa. Namun, sejumlah warga harus mengungsi karena rumahnya terendam banjir cukup parah,” kata Kepala Badan Penanggulanan Bencana Daerah Kabupaten Batubara Sa’ban Efendi.
Efendi mengatakan, banjir terjadi karena hujan lebat di Batubara dalam beberapa hari terakhir. Selain itu, Batubara juga mendapat banjir kiriman dari sungai-sungai yang berhulu di Kabupaten Asahan. Beberapa sungai di Batubara juga meluap karena debit air yang sangat tinggi. Banjir pun merendam 31 desa di empat kecamatan, yakni Sei Balai, Nibung Hangus, Datuk Tanah Datar, dan Talawi.
Hngga kini, BPBD Kabupaten Batubara bersiaga 24 jam karena cuaca masih mendung disertai angin kencang. Hujan lebat pun masih berpotensi terjadi. Untuk itu, mereka terus menyosialisasikan kepada warga agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman banjir.
Efendi menyebut, mereka saat ini fokus melakukan tindakan tanggap darurat, yakni mendirikan posko pengungsian bagi warga yang rumahnya terendam banjir cukup parah. Selain itu, petugas juga membagikan air bersih dan makanan.
BPBD Batubara terkendala minimnya tenda pengungsian. Selain itu, perahu karet juga sangat terbatas untuk membantu evakuasi warga.
Ada empat posko pengungsian yang sudah didirikan, yakni di Desa Sei Mataram, Tanjung Mulya, Sido Mulyo, dan Kwala Sikasim. Di posko pengungsian itu juga didirikan dapur umum dan tempat air bersih.
Efendi mengatakan, BPBD terkendala minimnya tenda pengungsian. Selain itu, perahu karet juga sangat terbatas untuk membantu evakuasi warga.
Selain Batubara, banjir juga merendam kabupaten tentangga, yakni Asahan. Sebanyak 1.209 keluarga terdampak banjir di 31 desa yang tersebar di enam kecamatan, yakni Meranti, Pulo Bandring, Rawang Panca Arga, Simpang Empat, Kisaran Barat, dan Kisaran Timur.
”Banjir terjadi akibat hujan deras dalam beberapa hari terakhir. Tidak ada korban jiwa. Namun, sebanyak 102 warga harus mengungsi karena terdampak banjir,” kata Sekretaris BPBD Kabupaten Asahan Khaidir Sinaga.
Khaidir mengatakan, Pemerintah Kabupaten Asahan mendirikan posko pengungsian, dapur umum, pos kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya untuk warga terdampak banjir. Mereka juga meningkatkan kesiapsiagaan karena potensi hujan lebat masih sangat tinggi.
Hujan lebat disertai petir dan angin kencang masih berpeluang terjadi di sejumlah daerah di Sumut.
Prakirawan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan, Lestari Irene Purba, mengatakan, hujan lebat masih akan terjadi di sejumlah daerah di Sumut. ”Waspadai hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang di wilayah pegunungan, pantai barat, dan pantai timur Sumut karena dapat menyebabkan banjir dan longsor,” katanya.
Batubara dan Asahan pun diperkirakan masih akan dilanda hujan sedang pada Jumat malam hingga Sabtu dini hari. Hujan lebat pun diperkirakan terjadi di pantai timur Sumut, yakni di Labuhan Batu, Labuhan Batu Selatan, Labuhan Batu Utara, dan Kota Tanjung Balai.
Dampak ekonomi
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Sumut) Edy Irwansyah mengatakan, sejumlah daerah yang dilanda banjir di pantai timur Sumut merupakan sentra perkebunan karet. Selain Batubara dan Asahan, sentra perkebunan lain yang dilanda banjir adalah Kabupaten Labuhan Batu dan Labuhan Batu Selatan.
Banjir itu pun sangat berpengaruh pada perekonomian warga yang sebagian besar merupakan petani perkebunan karet atau sawit. Selain perkebunan rakyat, banjir juga merendam perkebunan milik sejumlah perusahaan.
”Dengan adanya hujan dan banjir di beberapa sentra perkebunan karet, produksi diperkirakan bisa menurun,” kata Edy.