Simulasi Pembukaan Tempat Wisata di Tegal Digelar Pekan Depan
Seiring dengan penurunan status dari PPKM level 4 menjadi PPKM level 3, Pemkab Tegal, Jateng, berencana melakukan simulasi pembukaan tempat wisata secara terbatas. Hal itu untuk mengecek kesiapan pelaku usaha wisata.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Setelah lebih kurang dua bulan menutup seluruh tempat wisata di wilayahnya, Pemerintah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, berencana menyimulasikan pembukaan tempat wisata secara terbatas. Simulasi itu dilakukan seiring dengan penurunan status pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat dari level 4 menjadi level 3.
Sejak Rabu (4/8/2021), Kabupaten Tegal turun status dari PPKM level 4 menjadi PPKM level 3 seiring dengan adanya penurunan kasus harian dan tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di wilayah tersebut. Hal itu membuat pemerintah setempat mulai melakukan pelonggaran aturan.
Pelonggaran yang bakal dilakukan dalam waktu dekat adalah pelonggaran di sektor usaha wisata. Pelonggaran di sektor wisata itu akan diawali dengan simulasi pembukaan secara terbatas obyek wisata pemandian air panas Guci di Kecamatan Bumijawa pada Senin (23/8/2021).
Simulasi itu untuk menguji kesiapan pelaku usaha wisata dalam menerapkan protokol kesehatan guna menekan penularan Covid-19. Dalam simulasi tersebut, jam operasional dan jumlah pengunjung dibatasi.
”Jam operasional pada saat simulasi dimulai pukul 07.00-17.00 dengan jumlah pengunjung maksimal 20 persen dari total kapasitas. Adapun pengunjung yang boleh datang hanya warga Kabupaten Tegal,” kata Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tegal Saidno, Kamis (19/8/2021).
Untuk menghindari kontak fisik, pembayaran tiket masuk hanya dilakukan dengan metode pembayaran nontunai. Sebelum diizinkan masuk, para pengunjung diwajibkan menunjukkan kartu vaksinasi atau surat bebas Covid-19.
Para pengunjung diwajibkan menunjukkan kartu vaksinasi atau surat bebas Covid-19.
Menurut Saidno, simulasi akan dilakukan selama sehari. Proses simulasi akan diawasi oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal.
Setelah simulasi, Satgas Covid-19 akan melakukan evaluasi. Hasil evaluasi itu akan dijadikan landasan untuk memutuskan apakah mereka bisa melakukan uji coba pembukaan atau tidak.
”Selain itu, kami juga masih menunggu izin dari Menteri Dalam Negeri. Kalau sudah disetujui dan hasil evaluasi simulasi dari Satgas Covid-19 baik, kami akan melanjutkan ke tahap uji coba selama sepekan,” ujarnya.
Saidno menambahkan, pemandian air panas Guci dipilih sebagai tempat simulasi lantaran dua desa yang berada di sekitarnya merupakan desa zona hijau. Mayoritas warga di wilayah tempat wisata itu juga sudah divaksin.
Disambut baik
Kabar terkait adanya simulasi pembukaan tempat wisata disambut baik oleh para pelaku usaha wisata. Sebelumnya, para pelaku usaha wisata sudah melakukan sejumlah upaya agar nasib mereka diperhatikan pemerintah. Upaya itu, antara lain, mengibarkan bendera putih dan melakukan audiensi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tegal.
”Kami senang karena permintaan kami agar tempat wisata dibuka secara terbatas diwujudkan pemerintah. Sudah dua bulan terakhir, perekonomian warga di sekitar pemandian air panas Guci mati. Mayoritas warga yang mengandalkan sektor usaha wisata tidak ada pemasukan sama sekali,” tutur Ketua Paguyuban Homestay Guci Sopan Sofiyanto.
Sopan menuturkan, seluruh pelaku usaha wisata bersedia mematuhi aturan yang ditetapkan pemerintah selama simulasi, termasuk mengikuti vaksinasi. Menurut dia, lebih dari 90 persen pelaku usaha wisata di sekitar pemadian air panas Guci sudah divaksin.
Rencana pembukaan tempat wisata juga diungkapkan Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono. Dedy optimistis pada September mendatang wilayahnya yang kini menerapkan PPKM level 4 bisa masuk PPKM level 3 dan bisa melakukan pelonggaran di sektor usaha wisata.
”September nanti kami berencana membuka lima tempat wisata di Kota Tegal dengan protokol kesehatan yang ketat. Yang boleh berkunjung adalah masyarakat yang sudah divaksin,” kata Dedy.
Menurut Dedy, pihaknya juga akan menyediakan layanan vaksinasi di tempat wisata bagi warga yang belum divaksin, tetapi ingin berwisata. Hal itu diharapkan bisa meningkatkan capaian vaksinasi sekaligus meningkatkan perekonomian pelaku usaha wisata.