Banjir di Padang Surut, Warga Butuh Bantuan Makanan dan Air Bersih
Sebagian banjir yang merendam sejumlah titik di Kota Padang, Sumatera Barat, sejak Rabu (18/8/2021) malam mulai surut. Rumah mulai dibersihkan dari sisa-sisa banjir. Warga berharap bantuan makanan dan air bersih.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Sebagian banjir yang merendam sejumlah titik di Kota Padang, Sumatera Barat, sejak Rabu (18/8/2021) malam mulai surut. Rumah-rumah mulai dibersihkan dari sisa-sisa banjir. Warga berharap pemerintah memberikan bantuan makanan dan air bersih.
Di Perumahan Pondok Pratama 3, Kelurahan Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Kamis (19/8/2021) pukul 09.50, air masih menggenangi jalan perumahan dan sebagian rumah warga. Ketinggian air di jalan sekitar 15-20 sentimeter dan di dalam sebagian rumah 5-10 sentimeter.
Genangan banjir sudah menghilang di puluhan rumah warga lainnya. Warga membersihkan rumah masing-masing dari sisa air berlumpur bekas banjir. Sejumlah anak-anak bermain-main di jalan yang masih banjir.
Lina Marlina (38), warga Perumahan Pondok Pratama 3, mengatakan, banjir mulai surut pukul 04.00. Adapun puncak banjir terjadi Rabu pukul 23.00 dengan ketinggian di jalan 1,4 meter dan di dalam rumahnya 1,2 meter.
”Saya, suami, dan dua anak, serta para tetangga tadi malam mengungsi ke mushala. Baru kembali ke rumah pagi ini. Sebagian pakaian, kulkas, kompor gas, dan bahan makanan terendam,” kata Lina sembari menyapu air yang masih menggenangi rumahnya.
Menurut Lina, belum ada petugas dadi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang yang mendatangi lokasi perumahan ini. Ia berharap bantuan segera datang, terutama makanan dan air bersih. ”Bahan makanan basah semua. Air PDAM mati sejak tadi malam,” kata Lina.
Hal senada diungkapkan Riswan Pardede (51), warga lainnya. Ia dan para tetangga membutuhkan makanan dan air bersih. ”Bahan makanan terendam, air PDAM mati. Kompor gas terendam,” ujar Riswan.
Sekarang yang paling dibutuhkan makanan dan air bersih. Bahan makanan basah dan air PDAM mati.
Di Griya Anak Air Permai, banjir juga surut, Kamis pukul 10.30. Puluhan rumah terdampak tidak lagi digenangi air. Warga juga membersihkan rumah mereka dari lumpur sisa banjir. Sementara anak-anak bermain di genangan air setinggi 10 sentimeter di jalan perumahan.
Partinah (36), warga Griya Anak Air Permai, mengatakan, puncak banjir terjadi Rabu pukul 23.00. Di dalam rumah, banjir mencapai 40 sentimeter, sedangkan di jalan depan rumah mencapai 1,2 meter. ”Banjir mulai surut pukul 02.00. Pukul 07.00 tinggal semata kaki di dalam rumah,” kata Partinah.
Rabu malam, Partinah dan dua anaknya berusia 2 tahun dan 8 tahun bertahan di rumah. Mereka berlindung di loteng rumah. Sementara suaminya sedang bertugas di luar kota. Sebagian besar harta benda Partinah basah oleh banjir.
”Sekarang yang paling dibutuhkan makanan dan air bersih. Bahan makanan basah dan air PDAM mati. Tadi sudah ada bantuan satu pak roti dari petugas,” kata Partinah.
Data BPBD Padang menyebutkan, banjir terjadi di 15 titik yang tersebar di Kelurahan Batipuh Panjang, Balai Gadang, Bungo Pasang, Lubuk Minturun, Air Pacah, Dadok Tunggul Hitam, Lubuk Buaya, Sungai Sapih, Gunung Sarik, Tabing Banda Gadang, dan Padang Basi.
Ketinggian air sekitar 50-150 sentimeter. Sebanyak 247 orang dievakuasi ke lokasi yang aman, seperti masjid dan musahala.