Sekitar 13.000 ibu hamil di Daerah Istimewa Yogyakarta akan menjadi sasaran vaksinasi Covid-19. Vaksinasi terhadap ibu hamil di DIY itu ditargetkan selesai pada akhir Oktober 2021.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Pemerintah Daerah DI Yogyakarta akan mempercepat vaksinasi terhadap ibu hamil karena mereka merupakan salah satu pihak yang berisiko mengalami pemburukan kondisi kesehatan apabila terinfeksi Covid-19. Jumlah ibu hamil yang jadi sasaran vaksinasi Covid-19 di DIY sekitar 13.000 orang. Vaksinasi ibu hamil di DIY ditargetkan selesai akhir Oktober 2021.
”Ibu hamil termasuk kelompok yang rentan mengalami dampak Covid-19. Selain itu, ibu hamil yang terkena Covid-19 yang parah juga berisiko mengalami persalinan preterm (prematur), keguguran, hingga kematian,” kata Wakil Gubernur DIY Paku Alam X dalam acara vaksinasi massal untuk ibu hamil, Kamis (19/8/2021), di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Kabupaten Sleman, DIY.
Vaksinasi massal khusus untuk ibu hamil itu diselenggarakan melalui kerja sama sejumlah pihak, antara lain Pemda DIY, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM; Kepolisian Daerah DIY, serta Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Cabang Yogyakarta. Jumlah ibu hamil yang menjadi sasaran vaksinasi massal itu sebanyak 1.100 orang.
Paku Alam X menyatakan, untuk melindungi ibu hamil dari risiko infeksi Covid-19, salah satu langkah yang harus dilakukan adalah dengan vaksinasi. Apalagi, sejak beberapa waktu lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memberikan izin untuk melakukan vaksinasi terhadap ibu hamil.
”Berbagai upaya preventif telah ditempuh, salah satunya pelaksanaan vaksinasi bagi ibu hamil. Semoga kegiatan vaksinasi ini menjadi salah satu langkah penting mengurangi risiko dan dampak Covid-19 pada ibu hamil,” ujar Paku Alam.
Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie mengatakan, selama pandemi Covid-19, ada 1.498 ibu hamil yang terpapar Covid-19 di DIY. Dari jumlah tersebut, sebanyak 67 orang di antaranya meninggal. Kondisi itu menunjukkan, ibu hamil cukup berisiko terpapar Covid-19 sehingga upaya vaksinasi terhadap mereka sangat penting.
Pembajun menuturkan, berdasarkan data Dinkes DIY, jumlah ibu hamil di provinsi tersebut sekitar 24.000 orang. Namun, yang menjadi sasaran vaksinasi sekitar 13.000 orang. Hal ini karena ibu hamil yang bisa menjalani vaksinasi Covid-19 harus memenuhi persyaratan tertentu.
Menurut Pembajun, vaksinasi Covid-19 akan dilakukan kepada ibu hamil dengan usia kehamilan minimal 13 minggu atau telah memasuki trimester kedua. Ibu hamil dengan usia kehamilan kurang dari itu belum menjadi sasaran vaksinasi.
”Ibu hamil yang divaksin itu bukan yang hamil satu minggu atau dua minggu, melainkan hamil 13 minggu atau trimester kedua baru boleh divaksin. Di trimester pertama itu, kan, semua organ-organ yang vital baru terbentuk,” ujar Pembajun.
Jumlah ibu hamil yang harus dirawat di ruang perawatan intensif karena terinfeksi Covid-19 mencapai dua setengah kali lipat dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil.
Lebih berisiko
Ketua POGI Cabang Yogyakarta Diah Rumekti Hadiati menyatakan, ibu hamil memiliki risiko yang lebih besar saat terinfeksi Covid-19. Diah memaparkan, jumlah ibu hamil yang harus dirawat di ruang perawatan intensif (ICU) karena terinfeksi Covid-19 mencapai dua setengah kali lipat dibandingkan dengan perempuan yang tidak hamil.
”Kalau dibandingkan dengan orang yang tidak hamil, ibu hamil yang masuk ke ICU karena Covid-19 itu hampir dua setengah kali lipatnya. Penggunaan ventilator oleh ibu hamil dibandingkan yang tidak hamil juga dua setengah kali lipat. Jadi, kondisi Covid-19 saat hamil itu menjadi lebih berat dan lebih kritis dibandingkan apabila tidak hamil,” tutur Diah.
Diah menyebut, perempuan yang sedang hamil memiliki imunitas tubuh yang lebih rendah dibandingkan perempuan yang tidak hamil. Kondisi itulah yang menyebabkan ibu hamil memiliki risiko lebih besar saat terinfeksi Covid-19. Oleh karena itu, ibu hamil harus menjalani vaksinasi Covid-19 untuk menurunkan risiko saat mereka terinfeksi Covid-19.
Diah memaparkan, setelah vaksinasi massal di Grha Sabha Pramana UGM, vaksinasi untuk ibu hamil di DIY bisa dilakukan di puskesmas-puskesmas. Hal itu dilakukan agar para ibu hamil bisa melakukan vaksinasi di lokasi yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya. ”Selanjutnya akan dilakukan vaksinasi reguler di puskesmas. Itu secara akses lebih mudah,” tuturnya.
Diah menambahkan, vaksinasi Covid-19 terhadap sekitar 13.000 ibu hamil di DIY ditargetkan bisa selesai pada akhir Oktober 2021. ”Diharapkan, akhir September ini suntikan pertama selesai. Kemudian akhir Oktober (suntikan) yang kedua sudah selesai,” ujarnya.
Salah seorang ibu hamil yang mengikuti vaksinasi di Grha Sabha Pramana UGM, Santi Pratiwi (25), mengaku tidak mengalami efek apa pun setelah disuntik vaksin. Perempuan dengan usia kehamilan 28 minggu itu menyebut, sebelum menjalani vaksinasi, dirinya telah berkonsultasi ke dokter kandungan serta tenaga kesehatan yang akan menyuntikkan vaksin.
”Pas konsultasi sebelumnya, dokter kandungan juga menyarankan untuk vaksin,” kata Santi, warga Condongcatur, Sleman.