Upacara Ber-”hazmat”, Nakes di Banjarnegara Serukan Semangat Hadapi Pandemi
Upacara ini juga untuk memberikan semangat kepada para petugas kesehatan. Bahwa pandemi belum berakhir, para petugas kesehatan harus terus bersemangat menyembuhkan pasien positif Covid-19.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
BANJARNEGARA, KOMPAS — Sekitar 50 tenaga kesehatan di Rumah Sakit Islam Banjarnegara, Jawa Tengah, menggelar upacara bendera HUT Ke-76 Kemerdekaan, Selasa (17/8/2021), dengan mengenakan hazmat. Langkah itu dilakukan sebagai keprihatinan dan sekaligus menyemangati sesama tenaga kesehatan yang masih berjuang di tengah pandemi Covid-19.
”Kami upacara memakai hazmat sebagai bentuk keprihatinan kepada bangsa, negara, bahkan dunia karena ini adalah tahun kedua kita merayakan ulang tahun (kemerdekaan) masih dalam kondisi pandemi. Tidak sedikit teman-teman sejawat, baik itu dokter maupun tenaga kesehatan yang lain, gugur karena Covid-19,” kata Kepala Bidang Pelayanan Penunjang Medis Rumah Sakit Islam Banjarnegara dr Masrurotut Daroen di Banjarnegara.
Masrurotut yang biasa disapa Rury menyampaikan, di tengah kondisi pandemi ini, pihaknya mengajak sesama tenaga kesehatan (nakes) untuk tetap bersemangat menghadapinya. ”Upacara ini juga untuk memberikan semangat kepada mereka bahwa pandemi belum berakhir, kita harus tetap semangat,” ujarnya.
Menurut Masrurotut yang juga menjadi inspektur upacara, di RSI Banjarnegara terdapat 520 karyawan dan nakes. Dari jumlah itu, ada sebanyak 80 tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 dan dua di antaranya meninggal dunia.
RSI menyediakan 90 tempat tidur untuk perawatan Covid-19 dan sepekan terakhir jumlah pasien yang dirawat cenderung menurun di angka 24-25 pasien. ”Puncaknya kemarin, sempat sampai 70-80 pasien,” ucapnya.
Adam Rahmat Sukmana (27), perawat di bagian instalasi gawat darurat (IGD) RSI Banjarnegara, menyampaikan, dirinya merupakan alumnus Covid-19 dan sempat harus dirawat di rumah sakit selama sepekan.
Bahwa pandemi belum berakhir, kita harus tetap semangat.
”Kepada teman-teman tenaga kesehatan diharapkan tetap semangat, selalu melaksanakan protokol kesehatan untuk melindungi diri sendiri, keluarga, dan sesama. Bagi mereka yang sedang sakit diharapkan lekas sehat,” kata Adam.
Adam menyebutkan, selama bertugas, dirinya berusaha ketat menjaga protokol kesehatan karena dirinya memiliki seorang anak yang masih berusia 11 bulan. ”Setiap kali selesai bertugas, saya langsung bersih-bersih dan mandi supaya aman bertemu anak dan istri di rumah,” ujarnya. Meski demikian, dirinya tetap terpapar.
Meski angka kasus Covid-19 mulai melandai, Masrurotut kembali mengingatkan supaya masyarakat tetap setia menjaga protokol kesehatan dengan bermasker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas. Dia juga mengajak masyarakat untuk segera vaksin supaya Indonesia kembali pulih dari pandemi.
Seperti diberitakan Kompas, (13/8/2021), berdasarkan data LaporCovid-19, jumlah tenaga kesehatan yang meninggal karena Covid-19 hingga Kamis (12/8/2021) mencapai 1.808 orang. Rinciannya ialah 640 dokter, 594 perawat, 331 bidan, dan disusul beragam profesi tenaga kesehatan lain.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhilah, seperti ditulis Kompas, menyampaikan, banyaknya perawat yang gugur seiring dengan peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia. Akibatnya, beban perawat yang bertugas saat ini betul-betul sangat tinggi.
Hal ini, pertama, karena jumlah perawat yang melayani berkurang. Kedua, pasien Covid-19 yang masuk ke fasilitas pelayanan kesehatan juga semakin banyak.