Kasus Covid-19 meningkat drastis di daerah pedalaman sejumlah kabupaten di Provinsi Papua. Kondisi ini diperparah minimnya pasokan oksigen dan tempat perawatan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kasus Covid-19 meningkat drastis di daerah pedalaman sejumlah kabupaten di Provinsi Papua. Kondisi ini diperparah minimnya pasokan oksigen dan tempat perawatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat Richard Mirino, saat dihubungi dari Jayapura, Minggu (8/8/2021), mengatakan, jumlah kasus Covid-19 di Agats, ibu kota Asmat, hingga daerah pedalaman meningkat drastis sejak Juli hingga kini. Jumlah keterisian tempat perawatan pun telah melebihi 90 persen.
Kasus aktif Covid-19 di Asmat saat ini sebanyak 204. Namun, hanya 32 orang yang menjalani perawatan di satu rumah sakit serta dua lokasi karantina terpusat. Sementara, 172 orang lainnya harus menjalani isolasi mandiri.
Kasus Covid-19 tidak hanya ditemukan di Agats, tapi juga di delapan distrik (setingkat kecamatan) di daerah pedalaman. Sementara, oksigen medis hanya diproduksi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats saja.
Hanya terdapat satu rumah sakit di Kabupaten Asmat, yakni RSUD Agats, yang memiliki fasilitas lengkap untuk penanganan pasien Covid-19 dengan gejala berat. ”Mesin pembuat oksigen di RSUD Agats hanya mampu memproduksi empat tabung oksigen ukuran 6 meter kubik. Sementara, kebutuhan oksigen sudah melebihi 10 tabung per hari,” ungkap Richard.
Karena itu, Richard menyatakan, Asmat mengalami krisis oksigen untuk perawatan pasien Covid-19. Ia berharap Pemerintah Provinsi Papua dan pusat bisa membantu mengatasi masalah itu. ”Saya berharap pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri tetap menjaga kesehatan dan tidak mengalami gejala berat sebab pasokan oksigen di Asmat sangat minim,” ucapnya.
Secara terpisah, Kepala Seksi Pelayanan Medis RSUD Wamena di Kabupaten Jayawijaya dr Imanuel Auparay memaparkan, jumlah pasien Covid-19 dari daerah pedalaman yang menjalani perawatan meningkat drastis. Persentase keterisian tempat perawatan Covid-19 di RSUD Wamena sudah mencapai 99,2 persen dari total 101 kamar tidur.
Adapun RSUD Wamena hanya bisa memproduksi oksigen sebanyak 48 tabung ukuran 6 meter kubik per hari. Sementara, kebutuhan oksigen untuk perawatan pasien Covid-19 dan pasien dengan penyakit lainnya mencapai 75 tabung ukuran 6 meter kubik per hari.
RSUD Wamena merupakan rumah sakit rujukan utama untuk penanganan pasien Covid-19 di kawasan Pegunungan Tengah Papua. RSUD Wamena menerima pasien dari sejumlah kabupaten lainnya, seperti Yalimo, Tolikara hingga Mamberamo Tengah, Lanny Jaya, dan Nduga.
”Saat ini RSUD Wamena sudah kewalahan menangani pasien Covid-19 dari seluruh Jayawijaya dan sejumlah kabupaten lain. Kami berharap ada bantuan alat produksi oksigen yang memadai, alat pelindung diri, dan obat-obatan,” kata Imanuel.
Hingga saat ini, belum ada alat PCR di Jayawijaya.
Berdasarkan data terakhir Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jayawijaya per Sabtu (7/8/2021), jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Jayawijaya sudah mencapai 1.756 orang. Sebanyak 400 warga masih menjalani perawatan karena terpapar Covid-19. Sebanyak 22 orang meninggal dan 1.334 orang sembuh.
Kepala Bidang Penunjang RSUD Wamena dr Anton Manaor mengatakan, pihaknya juga berharap bantuan alat pemeriksaan Covid-19 dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR). ”Hingga saat ini, belum ada alat PCR di Jayawijaya. Pemeriksaan Covid-19 di RSUD Wamena hanya menggunakan alat tes cepat molekuler,” katanya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Papua Donald Aronggear mengungkapkan, banyak rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Papua yang belum memiliki alat PCR. Ia mengatakan, minimnya fasilitas PCR dapat menyebabkan tenaga kesehatan rawan terpapar Covid-19 dan kegiatan penelusuran warga yang diduga terpapar juga berjalan lambat.
Ketua Harian Satgas Pengendalian, Pencegahan, dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua Welliam Manderi mengatakan, pemerintah pusat telah mengirimkan bantuan 50 alat konsentrator oksigen ke Papua. Alat itu akan didistribusikan ke setiap rumah sakit yang pasokan oksigennya terbatas.
”Pemprov Papua juga telah menyediakan anggaran sebesar Rp 150 miliar untuk penanganan Covid-19. Anggaran ini untuk penyediaan alat kesehatan di rumah sakit, anggaran operasional karantina terpusat, dan bantuan bagi warga yang kondisi ekonominya terdampak,” kata Welliam.