Puskesmas Kewalahan, Pemkab Cirebon Tambah ”Tracer” Covid-19
Puskesmas yang menjadi garda terdepan pelacakan kontak erat di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, sudah kewalahan. Penambahan petugas pelacak datang dari TNI dan Polri.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menambah petugas pelacakan kontak erat atau tracer untuk mendeteksi sebaran kasus Covid-19. Selama ini pelacakan belum maksimal karena puskesmas kewalahan dan kekurangan personel.
Saat ini dari satu kasus terkonfirmasi positif Covid-19, petugas pelacakan hanya menemukan kontak erat kurang dari lima orang. Padahal, temuan kontak erat idealnya 15 orang dari satu kasus positif yang terdeteksi. Artinya, kapasitas respons pelacakan masih terbatas.
”Padahal, kalau tracing tinggi, kita bisa langsung memisahkan kasus positif untuk isolasi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni dalam rapat koordinasi lintas sektoral terkait rencana aksi tracer, Kamis (5/8/2021), di Markas Polres Kota Cirebon.
Turut hadir Kepala Polresta Cirebon Komisaris Besar Arif Budiman dan Komandan Kodim 0620/Kabupaten Cirebon Letnan Kolonel (Inf) Sugir. Sejumlah kepala polsek, komandan rayon militer, dan camat juga ikut dalam rapat tersebut.
Eni mengatakan, minimnya petugas menjadi kendala pelacakan kasus. Selama ini puskesmas sebagai garis terdepan melacak kasus sudah kewalahan. Selain surveilans, petugas juga mengurus vaksinasi Covid-19 hingga layanan kesehatan masyarakat.
”Kalau saya menekan, teman-teman juga banyak yang isoman (isolasi mandiri) karena terpapar Covid-19,” ucapnya. Petugas pelacakan dituntut berkomunikasi dengan pasien Covid-19 dan orang-orang yang pernah kontak erat dengannya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cirebon Sartono mengatakan, saat ini, hanya terdapat 3-5 petugas pelacakan di puskesmas yang tersebar di 60 wilayah. ”Ini belum cukup. Kami butuh sebanyak-banyaknya (tracer),” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya tengah melatih tiga tracer di setiap desa secara bertahap. Pihaknya juga dibantu bintara pembina desa (babinsa) serta bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (bhabinkamtibmas).
Beberapa daerah yang menjadi sasaran pelatihan pelacakan adalah Kecamatan Plumbon, Kedawung, Sumber, dan Kecamatan Talun. Keempat daerah itu mencatatkan kasus konfirmasi yang tinggi. Di Talun, misalnya, terdapat 116 kasus positif per 100.000 penduduk per minggu.
Kami butuh sebanyak-banyaknya tracer. (Sartono)
Kapolresta Cirebon Kombes Arif Budiman mengatakan, sebanyak 383 personel turut melacak kasus kontak erat. ”Mereka ini melakukan tracing dan testing di seluruh wilayah. Karena empat kecamatan ini angka kasus positifnya sedikit naik, kami dukung dengan tracer,” ungkapnya.
Dandim 0620/Kabupaten Cirebon Letkol (Inf) Sugir mengatakan, sebanyak 385 babinsa turut mendukung pelacakan kasus di 40 kecamatan di Cirebon. ”Kami juga memiliki paket obat dan vitamin untuk memantau pasien isoman. Syaratnya, hanya KTP (kartu tanda penduduk) dan surat keterangan positif Covid-19 PCR atau tes antigen,” ujarnya.