Petugas Kesulitan Padamkan Kebakaran Hutan di Perbukitan Danau Toba
Puluhan hektar hutan dan lahan terbakar di perbukitan Danau Toba. Petugas kesulitan memadamkan api di perbukitan terjal dan masih terus merambat. Mitigasi bencana kebakaran di Kaldera Toba harus ditingkatkan.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Puluhan hektar hutan dan lahan terbakar di perbukitan Danau Toba di Kabupaten Samosir dan Karo, Sumatera Utara. Petugas kesulitan memadamkan api yang masih terus merambat karena berada di perbukitan yang sangat terjal. Mitigasi bencana kebakaran mesti ditingkatkan di tengah status Danau Toba yang merupakan anggota UNESCO Global Geopark.
Kepala Manggala Agni Daerah Operasi Sumatera II Pematang Siantar Anggiat SP Sinaga mengatakan, kobaran api di perbukitan Danau Toba belum bisa dipadamkan hingga Kamis (5/8/2021). Titik pertama kebakaran berada di Desa Tongging dan Sibolangit, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.
Kebakaran lainnya berada di Desa Harian Pohan, Kecamatan Harian, Samosir. Kebakaran mulai terjadi sejak Senin (2/8/2021) malam. Api diperkirakan melahap puluhan hektar lahan. ”Petugas dari Manggala Agni, pemerintah kabupaten, kepolisian, dan TNI pun hingga kini masih berupaya memadamkan api agar tidak semakin meluas,” kata Anggiat.
Di titik yang bisa dijangkau, petugas mengerahkan mobil pemadam kebakaran. Namun, sebagian besar area yang terbakar tidak bisa dijangkau kendaraan karena lahan terjal dengan kemiringan 70-80 derajat. Petugas pun harus berjalan menyusuri perbukitan agar bisa menjangkau area kebakaran.
Area terbakar merupakan padang ilalang yang ditumbuhi sedikit pohon. Musim kemarau panjang membuat ilalang sangat mudah terbakar sehingga api sangat mudah merambat.
Oleh karena berada di area yang sulit dijangkau, petugas pun memadamkan hanya dengan mengempas-empaskan api dengan kayu. Beberapa petugas juga membawa air dengan tas pemadam kebakaran. Petugas juga kesulitan karena angin kencang dan beberapa kali harus mundur untuk berlindung.
Petugas juga kesulitan karena angin kencang dan beberapa kali harus mundur untuk berlindung.
Di Karo, Humas Manggala Agni I Sibolangit, Angfier Sinaga, mengatakan, kebakaran di Desa Tongging juga menyebar ke Desa Sibolangit. Petugas juga kesulitan memadamkan api karena berada di tebing yang sangat terjal.
Mitigasi kebakaran
Pemerhati lingkungan Danau Toba, Wilmar Simandjorang, mengatakan, hutan dan lahan di dinding Kaldera Toba sangat rawan terbakar saat musim kemarau. ”Tahun-tahun sebelumnya sudah sempat ada mitigasi kebakaran hutan dan lahan setiap Juni dan Juli,” katanya.
Wilmar menyebut, mitigasi bencana merupakan bagian dari pembangunan kawasan berbasis geopark (taman bumi). Kaldera Toba pun sudah menjadi anggota UNESCO Global Geopark. ”Rekomendasi UNESCO untuk Kaldera Toba harus ada mitigasi bencana, termasuk kebakaran hutan dan lahan,” katanya,
Daerah yang paling rawan kebakaran, kata Wilmar, adalah di sisi barat hingga utara dinding Kaldera Toba. Daerah itu meliputi Kecamatan Harian, Sitio-Tio, dan Sianjur Mula-Mula di Samosir, lalu Kecamatan Merek di Karo, dan Silahisabungan di Dairi.
Penyebab kebakaran biasanya pembakaran lahan oleh warga yang kemudian merambat ke kawasan hutan lindung. Masyarakat membuka lahan untuk area pertanian jagung atau padang penggembalaan ternak. Kebakaran juga sangat mudah merambat karena perbukitan Danau Toba kini didominasi padang ilalang dan vegetasi pohon semakin sedikit.