Kadinkes Sumsel Soal Donasi Rp 2 Triliun: Semua Hanya Didasari Niat Baik
Kadinkes Sumsel menyatakan lebih karena niat baik, ia menghubungkan dokter keluarga Akidi Tio dengan Kapolda Sumsel. Ia pun siap jika Polda Sumsel memanggilnya untuk dimintai keterangan terkait bantuan Rp 2 triliun itu.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS — Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy mengakui bahwa dirinya adalah penghubung antara dokter keluarga mediang Akidi Tio, yaitu Hardi Darmawan, dan Kepala Polda Sumsel Inspektur Jenderal Eko Indra Heri. Ia melakukan hal itu lebih karena niat baik. Pun demikian, ia menyatakan siap jika Polda Sumsel memanggilnya untuk dimintai keterangan terkait bantuan Rp 2 triliun yang hingga kini dananya belum jelas itu.
Kamis (5/8/2021), Lesty menuturkan, awalnya Hardi yang juga anggota Satgas Covid-19 Sumsel meminta nomor telepon dari Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri. Sebelum memberikannya, Lesty meminta izin kepada Eko.
”Dan Kapolda mengizinkan. Karena yang akan disampaikan adalah niat baik seseorang,” ucap Lesty. Dirinya hanya menyampaikan niat baik donatur untuk membantu masyarakat Sumsel keluar dari pandemi Covid-19.
Eko pun meyambut baik rencana tersebut dan kemudian melakukan koordinasi lanjutan. ”Mengenai bantuan (Rp 2 triliun) itu, kami hanya berpikir positif tidak ada prasangka lain. Apalagi rencana itu disampaikan oleh Prof Hardi yang merupakan dokter senior di Sumsel,” ujarnya.
Eko juga tidak berpikir negatif karena memang Lesty merupakan mitra dalam penanggulangan Covid-19 di Sumsel. ”Banyak kerja sama yang sudah kita lakukan bersama, mulai dari penyediaan vaksin, vaksinator, tracer (penelusur kasus), oksigen, dan beragam program yang lain,” ucap Lesty.
Oleh karena kepercayaan, ditambah lagi Eko juga telah mengenal keluarga Akidi, maka rencana tersebut pun diteruskan dengan menggelar penyerahan sumbangan secara simbolis. Acara tersebut digelar di Polda Sumsel atas saran Hardi. Tujuannya, lanjut Lesty, agar masyarakat tahu bahwa ada bantuan sebesar itu.
Mengenai bantuan (Rp 2 triliun) itu, kami hanya berpikir positif tidak ada prasangka lain. (Lesty Nurainy)
”Ini sebagai bentuk keterbukaan kepada masyarakat terutama pada mereka yang terdampak pandemi, baik dari sisi ekonomi maupun kesehatan,” ucapnya. Semua persiapan penerimaan bantuan dilakukan oleh pihak Polda Sumsel, termasuk undangan pada tokoh-tokoh masyarakat Sumsel. Hanya stirofoammerah yang mencantumkan nilai nominal bantuan dan foto Akidi yang disiapkan oleh pihak keluarga Akidi dalam hal ini Heryanty.
Mengenai bantuan yang tak kunjung cair, Lesty masih berpikir positif dan berharap, donasi tersebut masih bisa terealisasi. Kalau memang tidak cair, ini bisa menjadi inspirasi bagi donatur lain dalam memberikan sumbangan.
Kalaupun dia diminta untuk memberikan keterangan di Polda Sumsel, Lesty pun menyatakan siap. ”Karena memang semua didasari atas niat baik,” ucapnya.
Sebelumnya, Kapolda Sumsel meminta maaf atas kegaduhan dan polemik yang terjadi akibat sumbangan dari keluarga Akidi Tio. Hal ini terjadi akibat ketidakhati-hatiannya dalam menelusuri keberadaan dana tersebut.
Walau sampai sekarang kejelasan komitmen donasi itu masih kabur, Eko tetap memaafkan keluarga mendiang Akidi Tio, termasuk siapa saja yang mencerca dan mencaci maki dirinya. Sebaliknya, ia berterima kasih atas semua pihak yang berempati dan terus memberikan dukungan.
Eko pun berharap masyarakat dan semua pemangku kepentingan tidak lagi larut dalam polemik ini. Semua pihak diajak kembali fokus menanggulangi Covid-19 karena masih banyak warga yang membutuhkan perhatian. ”Saatnya kita memilih mau menjadi pejuang atau pecundang dan tidak lagi menghabiskan tenaga kita untuk hal-hal yang tidak perlu,” ujarnya.