Stok plasma konvalesen Palang Merah Indonesia di Kota Batam kosong. Padahal, kebutuhan plasma konvalesen sebagai terapi pendukung untuk pasien Covid-19 terus meningkat seiring dengan melonjaknya kasus baru.
Oleh
PANU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Stok plasma konvalesen Palang Merah Indonesia Kota Batam, Kepulauan Riau, kosong. Padahal, kebutuhan plasma konvalesen sebagai terapi pendukung untuk pasien Covid-19 terus meningkat. Para penyintas Covid-19 di Batam diharapkan proaktif mendonorkan plasma konvalesen bagi pasien lain yang masih harus menjalani perawatan.
Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Batam dr Novia, Senin (2/8/2021), mengatakan, setiap hari setidaknya ada sekitar lima pasien Covid-19 di Batam yang membutuhkan donor plasma konvalesen. Selama ini, kebutuhan plasma konvalesen lebih banyak didapatkan dari kerabat dekat para pasien itu sendiri.
”Stok plasma konvalesen di PMI Batam kosong. Saat ini, kami sudah membagikan formulir lewat berbagai media sosial. Kami berharap ada semakin banyak penyintas Covid-19 yang terketuk hatinya untuk mendonorkan plasma konvalesen,” kata Novia saat dihubungi.
Plasma konvalesen dibutuhkan sebagai terapi pendukung untuk pasien Covid-19. Plasma itu didapatkan dari orang yang sudah sembuh dari Covid-19 yang kemudian diambil darahnya untuk diberikan kepada pasien yang masih sakit. Antibodi yang terbentuk dari orang yang sudah sembuh inilah yang diharapkan dapat membantu kesembuhan pasien.
Antibodi yang terbentuk dari orang yang sudah sembuh inilah yang diharapkan dapat membantu kesembuhan pasien. (Novia)
Meski demikian, tidak semua penyintas Covid-19 bisa menjadi donor. Sejumlah kriteria yang harus dipenuhi, antara lain, dinyatakan negatif Covid-19 atau tidak mengalami gejala lebih dari 14 hari, memiliki kadar titer antibodi minimal 1:160, diutamakan laki-laki, perempuan donor belum pernah hamil, berusia 17-60 tahun, serta tidak memiliki penyakit penyerta.
Selain itu, penyintas yang menjadi donor sebaiknya sembuh dari Covid-19 juga tidak lebih dari enam bulan. Penyintas dengan derajat berat dan kritis juga dinilai memiliki efektivitas plasma konvalesen yang lebih baik. Pada penyintas Covid-19 yang sebelumnya merupakan orang tanpa gejala biasanya tidak direkomendasikan untuk diambil plasmanya.
Menurut Novi, saat ini, PMI Batam baru memiliki satu mesin khusus untuk mengambil plasma konvalesen dari penyintas Covid-19. Mesin itu digunakan untuk mengambil plasma konvalesen dari rata-rata lima pedonor per hari. Ke depan, kebutuhan plasma konvalesen diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan melonjaknya kasus baru di Batam.
Peningkatan temuan kasus baru Covid-19 di Batam telah terpantau sejak akhir Mei lalu. Namun, penyebab lonjakan kasus itu baru diketahui pada 22 Juli lalu. Hasil pemeriksaan sampel oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta, mengonfirmasi temuan dua kasus pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 varian Delta di Batam.
Hingga 1 Agustus 2021 tercatat total kasus positif di Batam sebanyak 23.410 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 2.504 di antaranya merupakan kasus aktif. Adapun pasien meninggal tercatat 627 orang. Kasus Covid-19 di Batam menyumbang 51,8 persen dari total kasus Covid-19 di Provinsi Kepri yang saat ini jumlahnya 45.145 orang.
Data yang sama menunjukkan, tingkat keterisian tempat tidur isolasi khusus pasien Covid-19 di Batam masih berada di angka 60,44 persen dari total 723 tempat tidur. Namun, tingkat keterisian instalasi perawatan intensif (ICU) khusus pasien Covid-19 sudah mencapai 78,72 persen dari total 47 tempat tidur.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kepri Rusdani mengatakan, tingginya keterisian tempat tidur Covid-19 di Batam adalah alarm bagi seluruh daerah di Kepri. ”Batam yang punya banyak RS saja ICU Covid-19 penuh semua. Untuk daerah terpencil tidak ada ICU. Tenaga kesehatan juga terbatas, bahkan di beberapa kabupaten, tidak ada spesialis paru dan anestesi,” katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Batam Muhammad Rudi meminta warga untuk mendatangi lokasi tes cepat antigen gratis yang tersedia di setiap puskesmas. Warga yang terdeteksi positif Covid-19 akan dikarantina di lokasi terpadu. Menurut dia, biaya perawatan dan bantuan sosial akan diberikan pemerintah kepada warga yang membutuhkan.
Rudi menyatakan, tes masif itu perlu dilakukan agar penambahan kasus baru di Batam dapat segera terkendali. Selain tes masif, Pemkot Batam juga tengah mengebut vaksinasi warga. Hingga 31 Juli 2021, vaksinasi di Batam sudah mencapai 64,38 persen dari target total 789,451 jiwa.