650 Kiai Meninggal karena Covid-19, Vaksinasi di Ponpes Digenjot
Program Kita Jaga Kiai, kerja sama Baznas dan Kementerian Agama, antara lain, berupa vaksinasi Covid-19 pada santri dan kiai. Ditargetkan 100.000 sasaran diberi vaksin dalam program itu. Kelompok itu termasuk rentan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Badan Amil Zakat Nasional bekerja sama dengan Kementerian Agama menggenjot vaksinasi Covid-19 pada kalangan kiai dan santri. Hal tersebut dilakukan guna menekan kematian Covid-19. Hingga kini, di tingkat nasional sudah ada ratusan kiai meninggal akibat Covid-19.
”Lebih dari 650 kiai wafat karena Covid-19. Padahal, untuk menjadi kiai beratnya bukan main. Maka, program Kita Jaga Kiai ini jadi komitmen bersama untuk menjaga kiai di seluruh Indonesia. Sebab, kiai kita butuhkan bersama,” kata Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) KH Noor Achmad pada pembukaan program Kita Jaga Kiai di Pondok Pesantren Al Ishlah, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/8/2021).
Program tersebut, di antaranya, vaksinasi yang diberikan kepada para kiai serta santri pondok pesantren. Dengan melibatkan TNI, Polri, dan organisasi kemasyarakatan di seluruh Indonesia dalam pelaksanaannya, program tersebut diharapkan menekan potensi penularan Covid-19, terutama pada para kiai, yang kebanyakan berusia sepuh.
Di Ponpes Al Ishlah Semarang, Senin, vaksinasi diberikan kepada 500 santri. Kegiatan serupa juga dilakukan di beberapa kota lainnya di seluruh Indonesia dengan sasaran total nantinya 100.000 orang, baik santri maupun kiai.
”Kita semua masih sangat membutuhkan kajian-kajian agama dari para kiai, begitu juga pemikiran-pemikirannya,” kata Noor Achmad.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng KH Ahmad Darodji mengemukakan, para kiai merupakan panutan sehingga jika divaksin akan menjadi contoh dalam mendukung program pemerintah. Ia pun berharap kegiatan tersebut dapat dilanjutkan oleh Baznas Jateng sehingga akan lebih banyak kiai yang divaksin, dalam rangka pencegahan penularan Covid-19.
Sementara Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jateng Musta’in Ahmad menuturkan, di tengah pandemi Covid-19, seluruh elemen perlu bergerak bersama. Salah satunya untuk mendukung program vaksinasi. Bagaimanapun, para tokoh agama sangat berperan dalam kehidupan bangsa sehingga perlu dilindungi dari potensi penularan Covid-19.
Menyukseskan program Kita Jaga Kiai berarti juga menjaga negara dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ”Hari ini kita rasakan bagaimana ikhtiar semua pihak dalam menghadapi ujian Covid-19. Maka, kita harus terus perkuat dengan 5M dan 1D, yakni doa. Kita lakukan bersama sebagai bangsa,” ucap Musta’in.
Bagaimanapun, para tokoh agama sangat berperan dalam kehidupan bangsa sehingga perlu dilindungi dari potensi penularan Covid-19. (Musta’in Ahmad)
Bangun komunikasi
Sebelumnya, menipisnya ketersediaan vaksin terjadi di Kota Semarang. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengaku tak tahu perihal penyebab stok vaksin di Kota Semarang tersendat. Penutupan sementara beberapa titik pelayanan vaksinasi menjadi satu-satunya pilihan. Hingga kini vaksin pertama baru dilakukan pada sekitar 800.000 orang, sedangkan vaksin kedua pada sekitar 390.000 orang. Adapun sasaran vaksinasi di ibu kota Jateng tersebut sebanyak 1,3 juta orang.
”Kendalanya di mana saya enggak paham karena Pak Presiden bercerita kepada kami bahwa stok vaksin sangat banyak di tingkat nasional. Maka, kami terus bangun komunikasi, terutama dengan pemerintah provinsi agar bisa mendapatkan tambahan suplai vaksin. Sebab, kebutuhan di kota Semarang saat ini sangat besar,” kata Hendrar, Jumat (30/7/2021).
Meski telah berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Hendrar menyebut hingga kini tak kunjung mendapat kepastian kapan pasokan vaksin bisa kembali lancar. Pasalnya, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah baru sebatas meminta Pemerintah Kota Semarang menyusun kebutuhan vaksin untuk seminggu ke depan.
Menurut Hendrar, pihaknya baru mendapat informasi untuk menyusun kebutuhan vaksin selama seminggu ke depan, tetapi belum ada kepastian terkait kedatangannya. ”Harapan kami suplai vaksin bisa lebih baik dan target dari Kementrian Kesehatan yang 1,3 juta di Kota Semarang (divaksin) ini bisa terpenuhi. Kami sehari bisa melakukan vaksinasi 18.000-20.000 orang, baik vaksin pertama maupun kedua,” ujarnya.
Menipisnya ketersediaan vaksin menjadi masalah di Kota Semarang, yang kemudian mendapat perhatian dari Kantor Staf Presiden. Dalam hasil verifikasi tim Kantor Staf Presiden disebutkan, Kota Semarang cukup efektif dalam menurunkan jumlah penderita selama PPKM darurat.
”Ketersediaan vaksin Covid-19 yang mulai menipis menjadi perhatian kami, dan pasokan vaksin dari pusat Jakarta sangat diharapkan,” ujar Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo, dalam rilis Pemkot Semarang.