Antisipasi Kelangkaan, Pemprov Sumbar Bentuk Satgas Oksigen
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat membentuk satgas oksigen medis untuk memetakan kebutuhan oksigen dan mendistribusikan oksigen bantuan dari daerah lain ke Sumbar.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat membentuk satuan tugas oksigen medis. Satgas ini berperan memetakan kebutuhan oksigen dan mendistribusikan oksigen bantuan dari daerah lain ke Sumbar.
Satgas tersebut dipimpin oleh Asisten II Sekretariat Daerah Provinsi Sumbar. Asisten II membawahi dinas kesehatan untuk pemetaan kebutuhan oksigen serta dinas perindustrian dan perdagangan untuk pendistribusian.
”Satgas ini harus bekerja secepatnya sehingga tidak terjadi lagi kekurangan oksigen untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit yang merawat pasien Covid-19,” kata Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah, Sabtu (31/7/2021).
Pekan lalu, salah satu rumah sakit di Padang, RS Universitas Andalas, sempat mengalami keterbatasan stok oksigen. Permasalahan itu akhirnya teratasi setelah ada bantuan oksigen dari rumah sakit lain.
Sebelumnya, Senin (26/7/2021), Kepala Dinkes Sumbar Arry Yuswandi mengatakan, tingginya penambahan kasus dan tingginya tingkat keterisian rumah sakit, terutama di Padang, memicu peningkatan kebutuhan oksigen. Sementara beberapa penyedia oksigen untuk rumah sakit tidak mampu menyuplai sesuai dengan kebutuhan dan jadwal.
”Liquidoxygen (oksigen cair) biasanya rutin dikirim ke Sumbar. Namun, beberapa penyedia kini terkendala dengan ketersediaan oksigen cair itu. Kami terus komunikasi dengan Kementerian Kesehatan. Kementerian membantu kami, tapi provinsi harus punya satgas oksigen,” kata Arry.
Arry menjelaskan, dengan adanya satgas oksigen, pemetaan kebutuhan oksigen di rumah sakit menjadi jelas. Satgas juga dapat mengelola distribusi, misalnya, jika satu penyedia kekurangan suplai bahan baku, bisa dibantu dulu oleh penyedia lain.
Dalam rapat koordinasi dengan rumah sakit se-Sumbar pada Sabtu (31/7/2021), Arry mengatakan, kepatuhan rumah sakit untuk meng-input data di Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) daring masih kurang, yaitu hanya 76 persen dari 81 rumah sakit yang terdaftar.
Arry pun meminta direktur rumah sakit untuk memastikan pemasukan data. Data tersebut menjadi dasar kebijakan bagi pemerintah pusat dalam membantu kebutuhan di daerah dalam penanggulangan Covid-19. ”Data itu juga digunakan oleh satgas oksigen Sumbar untuk memetakan kebutuhan oksigen di tiap-tiap rumah sakit,” katanya.
Kebutuhan oksigen di Sumbar setiap hari yakni 506 meter kubik oksigen cair, tabung kecil (100 meter kubik), tabung sedang (56 meter kubik), dan tabung besar (15.650 meter kubik). Kebutuhan itu dipenuhi dari bantuan tiga provinsi tetangga, yaitu Riau, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara. Enam penyedia oksigen di Sumbar juga diminta mengutamakan kebutuhan rumah sakit.
Adapun tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit di Sumbar saat ini secara umum 76,99 persen. Namun, beberapa kabupaten/kota sudah di atas 80 persen atau kategori merah, yaitu Limapuluh Kota (100 persen), Sawahlunto (92 persen), Agam (91,43 persen), dan Padang (84 persen).
Data Satgas Penanganan Covid-19 Sumbar menyebutkan, jumlah kasus positif Covid-19 pada Jumat (30/7/2021) bertambah 873 orang dari 5.579 sampel. Kasus terbanyak disumbang oleh Kota Padang dengan 363 orang. Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Sumbar menjadi 69.983 orang. Dari total kasus tersebut, 12.105 orang di antaranya merupakan kasus aktif. Sementara jumlah pasien meninggal 1.474 orang dan pasien sembuh 56.404 orang.