Kabupaten Brebes Keluhkan Stok Obat, Oksigen, dan Vaksin Kian Menipis
Dalam kunjungannya ke Brebes, Jateng, Mendagri Tito Karnavian mendapatkan keluhan dari Bupati Brebes Idza Priyanti terkait menipisnya stok obat, oksigen, dan vaksin. Idza berharap kebutuhan di wilayahnya bisa dipenuhi
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mengeluhkan stok obat-obatan, oksigen, dan vaksin yang semakin menipis di wilayahnya. Keluhan itu disampaikan Bupati Brebes Idza Priyanti dalam kunjungan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian ke Brebes, Kamis (29/7/2021).
Idza khawatir, menipisnya stok obat, oksigen, dan vaksin menghambat penanganan pandemi di wilayahnya. Untuk itu, ia meminta segera ada suplai tambahan untuk obat, oksigen dan vaksin di Brebes.
”Izin melaporkan, stok obat-obatan di Brebes sudah menipis. Kami membutuhkan suplai untuk lima jenis obat, antara lain Favipiravir sebanyak 20.000 tablet, Azytromysin 15.000 tablet, Acetylcystein 20.000 sebanyak tablet, TseudoEfedrin sebanyak 20.000 tablet, dan multivitamin sebanyak 50.000 tablet,” kata Idza di Pendopo Kabupaten Brebes.
Selain obat, Idza juga meminta suplai oksigen karena stok di dua rumah sakit pemerintah yang merupakan rujukan Covid-19 sudah menipis. Hingga Kamis, stok oksigen di dua rumah sakit itu tersisa 3.460 meter kubik. Adapun kebutuhan harian di dua rumah sakit itu sebanyak 2.735 meter kubik per hari.
Idza berharap wilayahnya bisa mendapat suplai oksigen tambahan sebanyak 15.513 meter kubik. Jumlah itu, menurut Idza, diperlukan untuk menyuplai kebutuhan okisgen selama sepekan.
Sementara itu, stok vaksin di Brebes sampai dengan Kamis sejumlah 1.267 dosis. Stok vaksin tersebut sudah disebar ke sejumlah puskesmas. Idza menyampaikan, di Brebes, sebanyak 157.815 jiwa telah divaksin dosis pertama dan sebanyak 72.711 jiwa divaksin dosis kedua.
”Target sasaran vaksinasi di Brebes sebanyak 1.518.546 jiwa, jadi kami masih harus memvaksin sebanyak 1.360.731 jiwa lagi. Kami berharap bisa mendapatkan suplai vaksin lebih banyak agar target mencapai kekebalan komunal bisa segera tercapai," ujar Idza.
Setelah mendengar keluhan dari Idza, Tito mengaku langsung berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Menurut Tito, keluhan-keluhan itu akan segera diatasi Kementerian Kesehatan.
Untuk keluhan mengenai keterbatasan obat, Tito menyarankan Pemkab Brebes membeli obat-obatan serupa yang saat ini masih tersedia di pasaran. Pasalnya, ada obat-obat tertentu yang mesti diimpor. Menurut Tito, pembelian obat-obatan untuk masyarakat bisa dilakukan menggunakan anggaran daerah.
Di tengah keterbatasan Pemkab Brebes, Tito mengaku cukup puas dengan kinerja mereka dalam penyaluran bantuan sosial bagi masyarakat terdampak. Tito menyebutkan, hingga Kamis sudah ada 664.805 keluarga yang mendapatkan bantuan di Brebes.
”Saya lihat, pemberian bansos di Brebes sangat masif. Ini perlu dipublikasikan agar bisa menjadi contoh bagi daerah lain. Di tengah situasi seperti ini, masyarakat terdampak harus tersentuh bantuan dari pemerintah. Pemerintah daerah bisa memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dana tanggung jawab sosial perusahaan, dan dana gotong royong warga untuk penyaluran bantuan,” kata Tito.
Pada Rabu (28/7/2021), Idza menyalurkan bantuan secara langsung dari rumah ke rumah kepada warga di Kelurahan Gandasuli, Kecamatan Brebes. Bantuan yang diserahkan adalah beras sebanyak 10 kilogram.
Murinah, warga RT 002 RW 002 Kelurahan Gandasuli, mengaku senang mendapatkan bantuan beras. Murinah yang setiap hari bekerja sebagai buruh serabutan itu menilai, bantuan yang diberikan pemerintah meringankan bebannya selama pandemi.
”Selama ini, saya kerja serabutan. Bantuan berupa beras ini sangat berarti untuk makan saya dan keluarga,” kata Murinah.