Fasilitas Isoman Hotel di Sidoarjo Diganti ”Shelter”, Peminat Masih Sepi
Sidoarjo meniadakan fasilitas isolasi pasien Covid-19 di hotel karena biayanya yang tinggi. Sebagai gantinya, dibuka delapan ”shelter” isolasi terintegrasi di sejumlah lokasi. Namun, hingga kini, peminatnya masih minim.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Kabupaten Sidoarjo menghentikan fasilitas isolasi pasien Covid-19 di hotel karena biayanya yang dinilai tinggi. Sebagai gantinya, dibuka delapan shelter isolasi terintegrasi yang tersebar di sejumlah lokasi. Namun, hingga kini, peminatnya masih sedikit, padahal jumlah warga yang dideteksi menjalani isolasi mandiri mencapai ribuan orang.
Sejak pandemi Covid-19 merebak tahun lalu, Pemkab Sidoarjo menyediakan fasilitas karantina bagi pasien terkonfirmasi positif tanpa gejala dan bergejala ringan di hotel bintang dua. Hotel yang berlokasi di tengah kota itu mampu menampung hingga 120 pasien. Kondisi hotel selalu penuh karena tingginya kasus Covid-19.
Selama hampir dua tahun pandemi berajalan, hotel ini tidak hanya digunakan menampung pasien isoman OTG dan bergejala ringan. Hotel dengan tarif Rp 325.000 per kamar untuk satu pasien dan tarif Rp 425.000 per kamar untuk dua pasien ini juga digunakan mengarantina pekerja migran yang baru datang.
Saat kondisi rumah sakit rujukan Covid-19 penuh pasien atau tingkat keterisiannya tinggi, bahkan melebihi kapasitas, hotel ini dimanfaatkan untuk merelaksasi ruang rawat di RS. Artinya, pasien yang sudah sembuh atau tinggal menjalani terapi pemulihan dipindahkan dari RS rujukan ke karantina hotel agar rotasi ruang perawatan menjadi cepat.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengatakan, pihaknya memperpanjang fasilitas karantina hotel hanya sampai akhir bulan ini. Kebijakan itu diambil karena biaya yang harus ditanggung pemda tinggi. Biaya itu bisa dialokasikan untuk penanganan Covid-19 lainnya agar dampaknya lebih bisa dirasakan masyarakat.
”Sebagai gantinya, pemda menyediakan fasilitas karantina bagi isoman di Shelter Isolasi Terintegrasi (SIT) yang tersebar di sejumlah kecamatan. Tempat karantina itu sudah dilengkapi dengan tenaga kesehatan dan alat penunjang medis, seperti tabung oksigen,” ujar Ahmad Muhdlor, Kamis (29/7/2021).
Adapun kebutuhan makan pasien dan tenaga medis yang bertugas di tempat karantina telah disiapkan oleh Dinas Sosial Sidoarjo. Dinsos telah menghimpun relawan yang mengoperasikan dapur umum untuk memasok kebutuhan makanan di seluruh shelter atau tempat karantina.
Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, fasilitas karantina hotel secara kumulatif telah merawat 1.610 pasien Covid-19 hingga 23 Juli lalu. Dari 1.610 pasien tersebut, sebanyak 1.520 pasien dinyatakan sembuh, 48 pasien dirujuk ke RS rujukan Covid-19, dan 65 pasien memilih melanjutkan isolasi mandiri di rumah.
Fasilitas karantina di hotel ini dilengkapi 4 dokter, 7 perawat, 2 bidan, serta 1 perawat gigi. Saat ini, masih ada pasien yang dirawat di hotel, tetapi jumlahnya sedikit. Mereka merupakan pasien yang masa karantinanya belum selesai. Tidak ada penambahan pasien baru.
Pasien terkonfirmasi Covid-19 tanpa gejala atau bergejala ringan yang memerlukan karantina ditempatkan di shelter. Ada delapan shelter yang sudah beroperasi, yakni Puskesmas Sedati dengan kapasitas 68 pasien, Mal Pelayanan Publik (MPP) dengan kapasitas 124 tempat tidur, dan Puskesmas Porong dengan kapasitas 44 tempat tidur.
Selain itu, Pemkab Sidoarjo juga menyediakan tempat karantina pasien Covid-19 di SMPN 2 Taman dengan kapasitas 56 tempat tidur, SMPN 2 Sidoarjo dengan kapasitas 48 tempat tidur, Rusunawa Tambak Kemerakan Krian dengan kapasitas 54 tempat tidur, Desa Tambak Sawah dengan kapasitas 12 tempat tidur, dan Desa Kureksari dengan kapasitas 8 tempat tidur.
”Tempat karantina terintegrasi itu saat ini mulai terisi meskipun jumlah pasiennya masih sedikit,” kata Syaf Satriawarman.
Di MPP, misalnya, saat ini baru terisi 12 pasien, sedangkan Puskesmas Sedati terisi 14 pasien. Adapun di Rusunawa Krian terdapat dua pasien dan Puskesmas Porong juga dua pasien. Jumlah pasien yang isoman di shelter itu sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah kasus aktif pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Sidoarjo.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Provinsi Jatim, jumlah kasus terkonfirmasi positif di Sidoarjo secara kumulatif mencapai 19.831 kasus pada Rabu (28/7/2021). Terjadi penambahan 453 kasus baru terkonfirmasi positif dalam sehari. Adapun jumlah kasus aktif yang dirawat di RS rujukan ataupun isoman sebanyak 4.361 kasus.
Dari 4.361 kasus aktif tersebut, sebanyak 991 pasien dirawat di ruang isolasi dan 144 pasien dirawat di ruang intensif. Dari data tersebut, terdapat 3.226 orang yang menjalani isolasi mandiri di tempat karantina ataupun di rumah. Menurut Syaf, mayoritas pasien memilih isoman di rumah.
Untuk membantu pasien isoman, Pemkab Sidoarjo telah menyediakan pengisian ulang oksigen gratis bagi pasien Covid-19. Fasilitas ini juga bisa diakses oleh ambulans yang melayani pasien terkonfirmasi positif. Syaratnya mengisi formulir permohonan, menunjukkan hasil positif uji usap antigen atau PCR (reaksi berantai polimerase), dan memiliki tabung oksigen kapasitas 1 meter kubik. Setiap pasien diberi kesempatan mengisi ulang oksigen dua kali dalam sehari.
Kepala Dinas Sosial Sidoarjo Tirto Adi menambahkan, pihaknya telah menyediakan bantuan sosial berupa paket bahan pokok untuk meringankan beban pasien Covid-19 yang menjalani isoman. Bantuan itu antara lain berupa beras 10 kg, minyak goreng, gula, dan tepung terigu. Asumsinya, pasien isoman bisa memasak sendiri.