Sidoarjo Siapkan Karantina dan Isolasi bagi Warga dari Luar Negeri
Jumlah warga dan pekerja migran asal Jawa Timur yang kembali diperkirakan melonjak tujuh kali lipat dari tahun lalu. Pemerintah Sidoarjo siapkan tempat karantina dan isolasi bagi mereka untuk mencegah sebaran Covid-19.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Gelombang warga dan pekerja migran diperkirakan kembali dari luar negeri, termasuk melalui Bandara Juanda Surabaya, di tengah masa pengetatan perjalanan. Tahun ini, pekerja migran yang pulang ke Jatim diperkirakan 14.000 orang atau sekitar tujuh kali lipat dari tahun lalu sebanyak 2.100 orang. Pemerintah menyiapkan tempat karantina dan isolasi guna mencegah penularan Covid-19 di masyarakat.
Pemerintah Provinsi Jatim memprediksi sekitar 14.000 pekerja migran Indonesia (PMI) dari sejumlah negara pulang ke kampung halamannya di Jatim. Mereka ini pulang karena kontrak kerjanya habis dan bukan dalam rangka mudik Lebaran. Tahun lalu, jumlah PMI yang kembali hanya sekitar 2.100 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Syaf Satriawarman, Minggu (25/4/2021), mengatakan, kebanyakan PMI asal Sidoarjo merupakan pelajar dan pekerja profesional. Ribuan pekerja migran itu diperkirakan tiba secara bergelombang mulai Ramadhan hingga setelah Idul Fitri. Selain pekerja migran, ada juga mahasiswa yang kuliah di luar negeri dan pekerja profesional.
Pada saat bersamaan, pemerintah mulai Sabtu (25/4/2021) melarang warga negara asing dari India masuk ke Indonesia. Penolakan itu tidak berlaku bagi WNI yang dalam 14 hari sebelum ke Tanah Air berada di India. Meski demikian, pintu masuk ke Indonesia bagi WNI dengan riwayat perjalanan dari India dibatasi, hanya melalui empat tempat pemeriksaan imigrasi, salah satunya Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo.
Terkait jumlah kedatangan PMI, pelajar, dan pekerja profesional dari luar negeri yang berasal dari Sidoarjo tahun ini, Syaf mengaku belum mengetahui jumlah pastinya. Meski demikian, dia telah menyiapkan proses penyambutan untuk menekan potensi penyebaran Covid-19.
Penapisan akan dilakukan, antara lain, dengan pemeriksaan kesehatan dan tes Covid-19. Alat untuk uji usap antigen sudah disiapkan 6.000 unit. Bagi yang bergejala atau hasil tesnya reaktif, akan dilanjutkan dengan tes usap PCR. Setelah itu menjalani perawatan di rumah sakit rujukan atau RS darurat lapangan.
Ribuan pekerja migran itu diperkirakan tiba secara bergelombang mulai Ramadhan hingga setelah Idul Fitri.
”Bagi yang hasil tesnya negatif, harus menjalani karantina selama beberapa hari dan tidak boleh langsung pulang ke rumah. Selama karantina akan diawasi oleh puskesmas setempat,” ujar Syaf Satriawarman.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengatakan, pemerintah daerah akan memastikan karantina berjalan maksimal untuk mengantisipasi penularan Covid-19. Oleh karena itu, pihaknya menyiapkan tempat isolasi khusus bagi warga yang baru pulang dari luar negeri.
”Tempat itu berada di hotel yang selama ini menjadi lokasi isolasi pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan tanpa gejala,” kata Muhdlor.
Muhdlor mengatakan, pihaknya tidak ingin kecolongan seperti tahun lalu saat awal pandemi Covid-19 di Tanah Air. Kewaspadaan dan kehati-hatian harus terus ditingkatkan dalam menghadapi pandemi karena perkembangannya sangat dinamis, terutama di luar negeri.
Sejumlah negara, termasuk India, saat ini tengah disapu gelombang kedua tsunami Covid-19. Negara-negara tersebut berhasil mengendalikan jumlah kasus. Namun, mereka tidak waspada saat terjadi tren penurunan jumlah kasus sehingga kini mengalami ledakan kasus yang luar biasa.
Sekretaris Dinkes Sidoarjo Zuhaida mengatakan, tempat isolasi itu berkapasitas 80 pasien. Kapasitas itu masih bisa ditingkatkan menjadi 120 pasien. Saat ini tingkat keterisiannya sangat rendah karena jumlah penambahan kasus baru harian di Sidoarjo terus berkurang.
Secara terpisah, Kepala Polresta Sidoarjo Komisaris Besar Sumardji mengatakan, pihaknya melibatkan seluruh komponen masyarakat, termasuk para pegiat media sosial, untuk membantu menyosialisasikan pengetatan persyaratan pelaku perjalanan dan larangan mudik Lebaran.
”Sosialiasi melalui media sosial ini untuk memperkuat kampanye melalui media konvensional seperti penyebaran pamflet, brosur, dan pemasangan baliho di tempat-tempat umum,” ujar Sumardji.
Seluruh kepolisian sektor di setiap kecamatan juga diminta menggalakkan sosialisasi tentang larangan mudik kepada masyarakat. Semua Babinkamtibmas telah diperintahkan mengawasi mobilitas masyarakat selama masa pengetatan persyaratan pelaku perjalanan hingga larangan mudik.
Sementara itu, Manager Humas PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Juanda Yuristo Ardhi Hanggoro mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan, terutama pihak imigrasi terkait implementasi kebijakan pelarangan masuk warga India dan penanganan WNI yang pernah berada di India dalam rentang 14 hari.
Berdasarkan data AP I Cabang Bandara Juanda, jumlah penumpang pesawat selama triwulan I-2021 sebanyak 1.265.192 orang. Mayoritas atau 50,43 persen merupakan penumpang datang dengan jumlah mencapai 637.997 orang. Jumlah penumpang itu masih didominasi penumpang domestik karena penerbangan internasional masih terbatas melayani repatriasi.
Meski demikian, sejak Januari hingga Maret, jumlah penumpang internasional tumbuh signifikan. Selama Maret, misalnya, tercatat 10.749 penumpang atau meningkat 59,4 persen dibandingkan dengan bulan Februari yang hanya 6.740 orang.
”Kenaikan jumlah penumpang ini diprediksi terkait dengan menjelang datangnya Ramadhan sehingga banyak yang kembali ke Tanah Air. Penerbangan internasional didominasi penumpang yang datang, yakni sebanyak 9.604 orang, sedangkan yang berangkat hanya 1.145 penumpang,” ucap Yuristo.